64 Warga Banjar Ujung Pesisi Terserang Chikungunya
Warga yang terserang chikungunya terancam lumpuh, tidak bisa bergerak.
AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 64 warga Banjar Ujung Pesisi, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem terserang chikungunya. Sepuluh orang di antaranya menjalani rawat jalan. Dinas Kesehatan Karangasem langsung menggelar fogging dan menebar larvasida pada bak penampungan air untuk mengeliminasi jentik nyamuk. Fogging dipantau langsung Kadis Kesehatan Karangasem dr I Gusti Bagus Putra Pertama MM bersama Kepala Puskesmas Karangasem II dr I Gede Dera Eka Adnyana, dan Perbekel Desa Tumbu I Kadek Oki Lerianto.
Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan laporan warga terserang chikungunya terbilang terlambat. Tidak ada warga yang lapor dan warga yang sakit kebanyakan berobat di rumah sakit swasta. “Warga yang kena chikungunya kebanyakan merasa demam dan nyeri pada persendian bagian bawah, rata-rata setelah berobat sesuai keluhannya, tiga hari hingga 7 hari penyakitnya sembuh,” jelas dr Gusti Bagus Putra Pertama.
Menurut dr Gusti Bagus Putra Pertama, usia di atas 60 tahun rentan kena chikungunya. Virus chikungunya disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. “Kami gelar fogging sambil sosialisasi pentingnya menguras bak penampungan air dan menaburkan larvasida,” ungkap dr Gusti Bagus Putra Pertama. Sosialisasi digelar di Masjid Al-Qudus. Seluruh warga cek tensi dan gejala lainnya. Chikungunya perlu diantisipasi, walau tidak seganas demam berdarah. Khawatirnya terjadi komplikasi bagi warga yang punya penyakit bawaan. “Sampai saat ini berdasarkan laporan tidak ada komplikasi. Trombosit warga yang kena chikungunya masih normal,” jelas dr Bagus Putra Pertama.
dr Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan, jika chikungunya menyerang persendian warga berusia di atas 60 tahun, sembuhnya cukup lama. Warga yang terserang chikungunya terancam lumpuh, tidak bisa bergerak. Selama Mei hingga Juni ada kasus chikungunya di Banjar Ujung Pesisi, Lingkungan Bangras, dan Lingkungan Celuk Negara. Warga Banjar Ujun Pesisi, Sahabudin, mengaku kena chikungunya sejak awal Mei dengan gejala demam dan nyeri persendian. Menjalani perawatan di rumah selama 10 hari. “Saya sekeluarga kena chikungunya,” ungkap Sahabudin.
Sahabudin mengatakan, anggota keluarganya menderita chikungunya silih berganti. “Saya paling lama menderita chikungunya,” tambahnya. Warga lainnya, Mardiati dan Safarua juga mengaku sekeluarga kena chikungunya. “Saya, ibu, suami, dan anak kena chikungunya. Rasanya mual, demam, dan nyeri pada persendian. Saya rasakan selama 15 hari,” jelas Mardiati. *k16
Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan laporan warga terserang chikungunya terbilang terlambat. Tidak ada warga yang lapor dan warga yang sakit kebanyakan berobat di rumah sakit swasta. “Warga yang kena chikungunya kebanyakan merasa demam dan nyeri pada persendian bagian bawah, rata-rata setelah berobat sesuai keluhannya, tiga hari hingga 7 hari penyakitnya sembuh,” jelas dr Gusti Bagus Putra Pertama.
Menurut dr Gusti Bagus Putra Pertama, usia di atas 60 tahun rentan kena chikungunya. Virus chikungunya disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. “Kami gelar fogging sambil sosialisasi pentingnya menguras bak penampungan air dan menaburkan larvasida,” ungkap dr Gusti Bagus Putra Pertama. Sosialisasi digelar di Masjid Al-Qudus. Seluruh warga cek tensi dan gejala lainnya. Chikungunya perlu diantisipasi, walau tidak seganas demam berdarah. Khawatirnya terjadi komplikasi bagi warga yang punya penyakit bawaan. “Sampai saat ini berdasarkan laporan tidak ada komplikasi. Trombosit warga yang kena chikungunya masih normal,” jelas dr Bagus Putra Pertama.
dr Gusti Bagus Putra Pertama mengatakan, jika chikungunya menyerang persendian warga berusia di atas 60 tahun, sembuhnya cukup lama. Warga yang terserang chikungunya terancam lumpuh, tidak bisa bergerak. Selama Mei hingga Juni ada kasus chikungunya di Banjar Ujung Pesisi, Lingkungan Bangras, dan Lingkungan Celuk Negara. Warga Banjar Ujun Pesisi, Sahabudin, mengaku kena chikungunya sejak awal Mei dengan gejala demam dan nyeri persendian. Menjalani perawatan di rumah selama 10 hari. “Saya sekeluarga kena chikungunya,” ungkap Sahabudin.
Sahabudin mengatakan, anggota keluarganya menderita chikungunya silih berganti. “Saya paling lama menderita chikungunya,” tambahnya. Warga lainnya, Mardiati dan Safarua juga mengaku sekeluarga kena chikungunya. “Saya, ibu, suami, dan anak kena chikungunya. Rasanya mual, demam, dan nyeri pada persendian. Saya rasakan selama 15 hari,” jelas Mardiati. *k16
1
Komentar