Shelter Tsunami di Legian Batal Dibangun
Toilet Basement dan Tempat Kuliner Juga Alami Penyesuaian
Penyesuaian dilakukan sepenuhnya mengacu pada usulan dari masyarakat.
MANGUPURA, NusaBali
Rencana penataan Pantai Samigita (Seminyak, Legian, dan Kuta) mengalami penyesuaian setelah adanya usulan dari masyarakat. Penyesuaian itu mulai dari bangunan kuliner dan basement toilet. Bahkan, rencana pembangunan shelter tsunami di Pantai Legian batal akibat tidak adanya lokasi yang pas.
Project Manager Tunas Jaya Sanur - Bianglala KSO Nyoman Agus Sandika, mengatakan hasil sosialisasi terakhir ada usulan dari masyarakat yang menginginkan adanya penyesuaian rencana penataan. Hasil pembahasan di kantor lurah, bersama pihak Dinas PUPR Badung, ada beberapa penyesuaian kembali terhadap beberapa item pekerjaan. “Seperti bangunan (tempat) kuliner, itu ada penyesuaian lokasi,” ujar Sandika belum lama ini.
Lebih lanjut Sandika menjelaskan, rencana toilet basement juga diminta untuk diubah menjadi di atas permukaan. Selain itu, toilet yang ada saat ini, diminta untuk diremajakan. Peniadaan toilet basement itu atas pertimbangan air pasang yang biasa terjadi. “Ini juga berkaitan pula dengan maintenance ke depan, agar tidak terkendala,” katanya.
Selain itu, tsunami shelter yang rencananya sekaligus menjadi padestal patung ikon, juga ditiadakan. Pada gambar sebelumnya, shelter tsunami di wilayah Legian rencana ditempatkan pada area pantai ujung Jalan Padma, yakni di sekitar candi bentar pantai.
“Atas usulan-usulan masyarakat itu, maka sekarang bolanya kembali ke perencana dan pemberi tugas. Dengan kata lain, nanti akan ada gambar baru. Prinsipnya kalau ada item dihilangkan, maka nanti harus ada item ditambahkan,” beber Sandika.
Sandika melanjutkan, sejauh ini rencana penataan Pantai Legian memang menjadi area yang banyak mengalami penyesuaian. Kalau untuk area Kuta, penyesuaian terjadi di Pantai Jerman berkaitan dengan bangunan nelayan. Sedangkan untuk wilayah Seminyak, justru terbilang nihil. “Sejauh ini memang itu saja, mudah-mudahan tidak ada lagi,” katanya.
Sementara Kadis PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba, membenarkan adanya usulan peniadaan shelter tsunami di Pantai Legian. “Iya, ini atas usulan dari masyarakat. Pertimbangan yang disampaikan karena tidak ada tempat yang pas,” kata Surya Suamba, Jumat (10/6) malam.
Dengan berbagai pertimbangan, maka rencana pembangunan shelter tsunami di Pantai Legian ditiadakan. “Selain itu (shelter tsunami), rencana pembangunan toilet basement juga ditiadakan,” kata Surya Suamba lagi.
Disinggung adakah rencana baru yang dipersiapkan setelah ada penyesuaian, birokrat adal Tabanan ini mengiyakan. Namun, Surya Suamba tak merinci penyesuaian yang akan dilakukan. “Yang jelas nanti ada perubahan,” tegasnya.
Untuk diketahui, penataan Pantai Samigita direncanakan akan dikerjakan selama 230 hari. Proyek penataan dengan dana dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp 263 miliar akan melibatkan sedikitnya 560 pekerja, termasuk warga lokal.
Selama pengerjaan berlangsung, dipastikan lokasi tempat tinggal atau bedeng para pekerja ditempatkan jauh dari kawasan pantai. Hal ini semata agar kawasan pantai tetap dalam kondisi seperti saat ini. Bukan hanya bedeng, pabrikasi juga dipastikan tidak dilakukan langsung di tempat. Melainkan pada lokasi lain, di luar area Pantai Samigita.
Penataan pantai ini panjangnya sampai 6 kilometer. Nantinya pedagang sudah disiapkan tempat untuk berjualan sementara. Sesuai kontrak, proyek tersebut harus rampung dikerjakan hingga Desember 2022. *dar, asa
Project Manager Tunas Jaya Sanur - Bianglala KSO Nyoman Agus Sandika, mengatakan hasil sosialisasi terakhir ada usulan dari masyarakat yang menginginkan adanya penyesuaian rencana penataan. Hasil pembahasan di kantor lurah, bersama pihak Dinas PUPR Badung, ada beberapa penyesuaian kembali terhadap beberapa item pekerjaan. “Seperti bangunan (tempat) kuliner, itu ada penyesuaian lokasi,” ujar Sandika belum lama ini.
Lebih lanjut Sandika menjelaskan, rencana toilet basement juga diminta untuk diubah menjadi di atas permukaan. Selain itu, toilet yang ada saat ini, diminta untuk diremajakan. Peniadaan toilet basement itu atas pertimbangan air pasang yang biasa terjadi. “Ini juga berkaitan pula dengan maintenance ke depan, agar tidak terkendala,” katanya.
Selain itu, tsunami shelter yang rencananya sekaligus menjadi padestal patung ikon, juga ditiadakan. Pada gambar sebelumnya, shelter tsunami di wilayah Legian rencana ditempatkan pada area pantai ujung Jalan Padma, yakni di sekitar candi bentar pantai.
“Atas usulan-usulan masyarakat itu, maka sekarang bolanya kembali ke perencana dan pemberi tugas. Dengan kata lain, nanti akan ada gambar baru. Prinsipnya kalau ada item dihilangkan, maka nanti harus ada item ditambahkan,” beber Sandika.
Sandika melanjutkan, sejauh ini rencana penataan Pantai Legian memang menjadi area yang banyak mengalami penyesuaian. Kalau untuk area Kuta, penyesuaian terjadi di Pantai Jerman berkaitan dengan bangunan nelayan. Sedangkan untuk wilayah Seminyak, justru terbilang nihil. “Sejauh ini memang itu saja, mudah-mudahan tidak ada lagi,” katanya.
Sementara Kadis PUPR Badung Ida Bagus Surya Suamba, membenarkan adanya usulan peniadaan shelter tsunami di Pantai Legian. “Iya, ini atas usulan dari masyarakat. Pertimbangan yang disampaikan karena tidak ada tempat yang pas,” kata Surya Suamba, Jumat (10/6) malam.
Dengan berbagai pertimbangan, maka rencana pembangunan shelter tsunami di Pantai Legian ditiadakan. “Selain itu (shelter tsunami), rencana pembangunan toilet basement juga ditiadakan,” kata Surya Suamba lagi.
Disinggung adakah rencana baru yang dipersiapkan setelah ada penyesuaian, birokrat adal Tabanan ini mengiyakan. Namun, Surya Suamba tak merinci penyesuaian yang akan dilakukan. “Yang jelas nanti ada perubahan,” tegasnya.
Untuk diketahui, penataan Pantai Samigita direncanakan akan dikerjakan selama 230 hari. Proyek penataan dengan dana dari Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) senilai Rp 263 miliar akan melibatkan sedikitnya 560 pekerja, termasuk warga lokal.
Selama pengerjaan berlangsung, dipastikan lokasi tempat tinggal atau bedeng para pekerja ditempatkan jauh dari kawasan pantai. Hal ini semata agar kawasan pantai tetap dalam kondisi seperti saat ini. Bukan hanya bedeng, pabrikasi juga dipastikan tidak dilakukan langsung di tempat. Melainkan pada lokasi lain, di luar area Pantai Samigita.
Penataan pantai ini panjangnya sampai 6 kilometer. Nantinya pedagang sudah disiapkan tempat untuk berjualan sementara. Sesuai kontrak, proyek tersebut harus rampung dikerjakan hingga Desember 2022. *dar, asa
Komentar