Lima Desa Digelontor Bantuan Pamsimas
Bantuan diprioritaskan untuk desa-desa rawan air, namun harus sudah memiliki pengelolaan Penyediaan Air Minum (PAM) Desa dan sumber mata air yang dapat dimanfaatkan.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak lima desa di Buleleng mendapatkan bantuan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Bantuan ini digelontor Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR dalam upaya meningkatkan akses masyarakat pedesaan terhadap air minum yang aman.
Kelima desa itu meliputi Desa Selat di Kecamatan Sukasada, Desa Suwug di Kecamatan Sawan, Desa Julah dan Desa Madenan di Kecamatan Tejakula dan Desa Penyabangan di Kecamatan Gerokgak. Masing-masing desa diberikan dana bantuan Rp 425 juta.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra Jumat (10/6) mengatakan, kelima desa ini sebelumnya sudah diseleksi sesuai dengan kriteria yang ada. Bantuan ini diprioritaskan untuk desa-desa rawan air. Namun harus dipastikan sudah memiliki pengelolaan Penyediaan Air Minum (PAM) Desa dan sumber mata air yang dapat dimanfaatkan.
“Yang dilihat juga jumlah masyarakat yang belum terlayani air bersihnya cukup banyak,” ucap Adiptha. Selanjutnya dana bantuan itu akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang rata-rata merupakan pengelola PAM Desa.
Menurutnya dana bantuan itu dapat digunakan untuk pengembangan pipa distribusi hingga pemasangan Sambungan Rumah (SR) baru. “Untuk SR, masyarakat tidak mendapatkan gratis, tetapi lebih murah dari biaya normal. Besarannya nanti diputuskan dalam Musyawarah Desa (Musdes),” imbuh dia.
Sementara itu kondisi layanan air minum di 129 desa dan 18 kelurahan di Buleleng 75 persennya masih diatasi PAM Desa. Sisanya 25 persen layanan Perumda Air Minum di wilayah perkotaan.
Sejauh ini penyediaan air bersih di masyarakat khususnya PAM Desa diakui Adiptha masih banyak kendala. Distribusi air terutama di musim kemarau sering tidak lancar, bahkan sewaktu-waktu kualitas air yang mengalir ke rumah warga juga sering keruh.
“PAM Desa selama ini masih banyak kendala, baik dari sisi geografis yang menghambat distribusi pemipaan, perilaku masyarakat yang masih boros air, pemeliharaan dari pengelola masih kurang, termasuk masih ada konflik air antar desa,” jelas Adiptha.
Mengatasi persoalan tersebut, selain mencari sumber-sumber bantuan dari program pemerintah pusat, Dinas PUTR juga menyiapkan tenaga teknis untuk melakukan pendampingan. Tenaga teknis yang disiapkan dapat melakukan pendampingan perencanaan, memberikan pelatihan, studi banding hingga studi kasus kepada pengelola PAM Desa. *k23
Sebanyak lima desa di Buleleng mendapatkan bantuan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Bantuan ini digelontor Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR dalam upaya meningkatkan akses masyarakat pedesaan terhadap air minum yang aman.
Kelima desa itu meliputi Desa Selat di Kecamatan Sukasada, Desa Suwug di Kecamatan Sawan, Desa Julah dan Desa Madenan di Kecamatan Tejakula dan Desa Penyabangan di Kecamatan Gerokgak. Masing-masing desa diberikan dana bantuan Rp 425 juta.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng I Putu Adiptha Eka Putra Jumat (10/6) mengatakan, kelima desa ini sebelumnya sudah diseleksi sesuai dengan kriteria yang ada. Bantuan ini diprioritaskan untuk desa-desa rawan air. Namun harus dipastikan sudah memiliki pengelolaan Penyediaan Air Minum (PAM) Desa dan sumber mata air yang dapat dimanfaatkan.
“Yang dilihat juga jumlah masyarakat yang belum terlayani air bersihnya cukup banyak,” ucap Adiptha. Selanjutnya dana bantuan itu akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang rata-rata merupakan pengelola PAM Desa.
Menurutnya dana bantuan itu dapat digunakan untuk pengembangan pipa distribusi hingga pemasangan Sambungan Rumah (SR) baru. “Untuk SR, masyarakat tidak mendapatkan gratis, tetapi lebih murah dari biaya normal. Besarannya nanti diputuskan dalam Musyawarah Desa (Musdes),” imbuh dia.
Sementara itu kondisi layanan air minum di 129 desa dan 18 kelurahan di Buleleng 75 persennya masih diatasi PAM Desa. Sisanya 25 persen layanan Perumda Air Minum di wilayah perkotaan.
Sejauh ini penyediaan air bersih di masyarakat khususnya PAM Desa diakui Adiptha masih banyak kendala. Distribusi air terutama di musim kemarau sering tidak lancar, bahkan sewaktu-waktu kualitas air yang mengalir ke rumah warga juga sering keruh.
“PAM Desa selama ini masih banyak kendala, baik dari sisi geografis yang menghambat distribusi pemipaan, perilaku masyarakat yang masih boros air, pemeliharaan dari pengelola masih kurang, termasuk masih ada konflik air antar desa,” jelas Adiptha.
Mengatasi persoalan tersebut, selain mencari sumber-sumber bantuan dari program pemerintah pusat, Dinas PUTR juga menyiapkan tenaga teknis untuk melakukan pendampingan. Tenaga teknis yang disiapkan dapat melakukan pendampingan perencanaan, memberikan pelatihan, studi banding hingga studi kasus kepada pengelola PAM Desa. *k23
Komentar