Kolaborasi Kodim 1611 Bersama QNET, Tanam 2.000 Mangrove di Tahura Ngurah Rai
MANGUPURA, NusaBali.com – Dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni, Kodim 1611 Badung berkolaborasi bersama QNET dan RYTHM Foundation mengadakan penanaman pohon bakau atau mangrove di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Ngurah Rai Bali, Senin (13/6/2022) sore.
Sebanyak 2.000 bibit bakau ditanam di kawasan yang nantinya juga akan menjadi lokasi deklarasi komitmen pemerintah terkait ekonomi hijau dalam rangkaian KTT G20.
“Sinergitas antara QNET, RYTHM Foundation bersama Kodim 1611 Badung dalam rehabilitasi hutan mangrove di Bali sangat penting dilakukan dalam mendukung program Indonesia. Hutan mangrove mencegah abrasi dan bisa menghadirkan tempat wisata Bali serta meningkatkat roda ekonomi,” kata Dandim 1611 Badung, Kol. Inf. Dodi Triyo Hadi.
Dandim Dodi meyebut di Indonesia luasan hutan mangrove mencapai 3.7 juta hektare. Adanya mangrove ini disebut istimewa dari aspek membantu pencegahan tsunami. “Dia (mangrove) bisa memecah seandainya ada terjangan tsunami. Mangrove juga mencegah abrasi, bahkan mangrove menjadi filter polusi sehingga biota laut yang ada di pinhgir pantai jadi bagian hidupnya. Inilah pentingnya melestarikan mangrove,” kata Dandim Dodi Triyo.
Sementara itu Ganang Rindarko selaku General Manager QNET Indonesia mengatakan sebagai perusahaan direct selling atau MLM yang memiliki kantor di Jakarta, Surabaya dan Bali, tak ingin hanya membesarkan perusahaan sendiri.
“Kami memiliki filosofi jelas dan clear. Kami tak ingin membesarlan perusahaan kami sendiri, tapi harus berguna bagi sesama,” kata Ganang.
Karena itu, sebagai upaya untuk memberikan manfaat lebih kepada masyarakat dimana bisnis berkembang, QNET bekerja sama dengan Kodim 1611 Badung untuk melakukan penanaman hutan bakau di Indonesia yang bertujuan untuk menjaga merawat dan melestarikan daerah pesisir.
“Hutan bakau adalah salah satu solusi terpenting untuk perubahan iklim dan perlindungan pantai. Mangrove juga sangat berguna untuk melindungi pantai dari erosi. Pohon bakau yang tumbuh di pantai dapat melindungi dataran dari gelombang langsung dan mencegah erosi tanah lebih lanjut, yang dapat menyebabkan banjir dan degradasi habitat tumbuhan dan hewan,” kata Ganang.
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas lahan mangrove di Provinsi Bali berkisar 2.143,97 hektare. Dalam area ini, 263 hektare dataran pantai tidak memiliki tutupan yang layak dari pohon bakau.
Pemerintah dan instansi terkait tidak mungkin bekerja sendirian untuk memperluas hutan mangrove. Butuh sinergitas semua elemen masyarakat untuk mendukung program rehabilitasi mangrove melalui program Corporate Social Responsibility dalam menata hutan mangrove.
“QNET memandang bahwa hutan bakau atau mangrove memiliki peranan penting, bukan hanya untuk mencegah abrasi tetapi jauh lebih dari itu, keberadaan hutan mangrove sangat penting bagi habitat beberapa spesies burung, kepiting dan hewan-hewan laut. Dan apabila ditata lebih baik lagi dengan menerapkan nilai-nilai ekonomi, hutan mangrove bisa menjadi kawasan wisata dimana akan melebarkan peluang pembukaan lapangan pekerjaan,” tegas Ganang Rindarko.
Ganang Rindarko menambahkan bahwa sinergi antara QNET, RYTHM Foundation bersama Kodim 1611 Badung untuk menananam 2.000 bibit bakau merupakan implementasi program CSR QNET untuk lebih menjaga pantai dan wisata di Bali karena salah satu poin dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yakni poin 14 yang mendorong tata kelola laut dan pantai secara berkelanjutan.
“Bali dan Indonesia sedang berbenah dalam menyambut KTT G20, dimana salah satu agendanya adalah semua pemimpin negara G20 akan berkunjung ke hutan mangrove. Dan QNET ingin ikut membantu Bali dan pemerintah Indonesia dalam gambaran mengenai prestasi dan komitmen ekonomi hijau Indonesia yang dapat ditunjukkan kepada para anggota delegasi G20 pada KTT G20, ” tegas Ganang Rindarko.
Komentar