Lansia di Buleleng Meninggal Diduga Rabies
Sejak Januari RSUD Buleleng Catat 6 Kasus Kematian
SINGARAJA, NusaBali
Kasus gigitan anjing kembali memakan korban di Buleleng. Seorang perempuan lanjut usia (lansia) bernama Nyoman Puri,62, asal Banjar Dinas Dajan Margi, Desa Sari Mekar, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, meninggal dunia dengan kondisi suspect rabies.
Korban tak mendapat Vaksin Anti Rabies (VAR) hingga kondisinya semakin parah dan dinyatakan meninggal dunia, Minggu (12/6). Dirut RSUD Buleleng, dr Putu Arya Nugraha mengatakan Nyoman Puri dibawa ke IGD RSUD Buleleng, pada Sabtu (11/6) pukul 16.40 Wita. Pemeriksaan medis menyatakan kondisi Nyoman Puri mengarah pada suspect rabies. "Pasien mengalami keluhan tidak bisa menelan, tersedak bila minum air, nyeri pada betis kaki kanan hingga ke bokong, takut udara dan sinar," beber dr Arya saat dikonfirmasi, Senin (13/6).
Nyoman Puri kemudian mendapatkan perawatan medis di RSUD Buleleng. Namun tak sampai 24 jam dirawat, Nyoman Puri dinyatakan meninggal dunia, Minggu pagi pukul 05.15 Wita. Menurut dr Arya, dari keterangan pihak keluarga, Nyoman Puri sempat digigit anjing di bagian betis sekitar dua bulan sebelumnya, yakni pada 16 April. Usai digigit anjing, Nyoman Puri melapor ke petugas kesehatan, dan disarankan untuk observasi anjing selama 14 hari. Namun empat hari kemudian, anjing tersebut kembali menggigit orang lain. Sehingga pemilik anjing memutuskan untuk membunuh anjing tersebut.
"Anjing tersebut dieliminasi tanpa sepengetahuan pasien. Pasien tidak mengetahui itu, sehingga dia tidak melapor ke Puskemas dan tidak mendapatkan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR)," kata dr Arya. Pasca kejadian itu, anak korban yang sempat digigit anjing saat menolong korban, segera divaksin VAR di RSUD Buleleng.
Kematian Nyoman Puri akibat gigitan anjing ini menambah daftar kasus kematian diduga akibat rabies di RSUD Buleleng. Dr Arya menyebutkan, sejak Januari hingga saat ini tercatat sudah ada enam kasus kematian diduga akibat rabies di RSUD Buleleng. Pihaknya pun mengimbau masyarakat agar tidak meliarkan anjing peliharaannya untuk mencegah bertambahnya kasus gigitan.
"Hingga awal Juni ini, sudah ada 6 orang pasien meninggal terduga rabies di RSUD Buleleng. Terakhir, kemarin (Minggu) pagi seorang pasien rabies meninggal kurang dari 24 jam sejak opname. Sejak hari Jumat lalu hingga hari ini sudah tercatat 27 kasus gigitan anjing di RSUD Buleleng. Itu belum termasuk yang ditangani di Puskesmas," kata dr Arya.
"Kami mengimbau masyarakat mengandangkan anjing masing-masing untuk mencegah kasus gigitan anjing. Jika ada yang digigit anjing segera lapor diri dan berkonsultasi ke Puskesmas atau RSUD. Penanganan pertama, luka gigitan segera dicuci dengan sabun dan air mengalir. Untuk anjing yang menggigit pastikan dipantau dalam kurungan sampai 10 hari," pesan dr Arya.
Sementara itu, Perbekel Desa Sari Mekar, Ketut Reka Budiarta menyampaikan, Nyoman Puri mengalami gejala suspect rabies sejak dua hari sebelum meninggal dunia. Kondisinya pun semakin parah hingga dilarikan ke IGD RSUD Buleleng oleh pihak keluarga. "Gejala yang dialami memang gejala rabies. Seperti tidak mau makan dan takut dengan udara dan sinar," katanya.
Kata Perbekel Budiarta, Nyoman Puri belum sempat mendapatkan VAR. Usai digigit anjing, Nyoman Puri sempat ke salah satu RS. Namun petugas medis saat itu meminta agar anjing diobservasi terlebih dahulu selama 14 hari. Jika anjing tersebut mati, barulah Nyoman Puri bisa diberikan VAR.
Budiarta menyebut, kasus gigitan anjing di Desa Sari Mekar juga pernah terjadi, namun itu sekitar dua tahun yang lalu. Korban yang digigit juga meninggal dunia, setelah enam bulan digigit anjing. "Kalau yang dua tahun lalu itu kami tidak tahu apakah karena rabies atau tidak. Karena sampel anjing tidak diperiksa, korban juga tidak memiliki gejala ke arah rabies," jelasnya. *mz
Komentar