Rabies Hantui Jembrana, Stok VAR 'Kosong'
Saat ini stok vaksin anti rabies (VAR) di Jembrana hanya tersisa beberapa vial, yang hanya bisa gunakan untuk kebutuhan vaksinasi emergency (vaksinasi ketika ada kasus anjing rabies).
NEGARA, NusaBali
Di tengah lonjakan kasus rabies tahun ini, jajaran Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana belum dapat melanjutkan vaksinasi rabies massal. Pasalnya, stok vaksin anti rabies (VAR) di Jembrana saat ini telah menipis. Sementara ini, dinas terkait masih menunggu pasokan VAR dari APBN yang diadakan melalui pemerintah provinsi (pemprov).
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, Selasa (14/6), mengatakan kegiatan vaksinasi massal rabies ke desa/kelurahan, tidak bisa dilanjutkan sejak hampir sebulan belakangan karena stok VAR sudah ‘kosong’.
“Masih ada tersisa beberapa vial. Tetapi sisanya itu hanya bisa gunakan untuk kebutuhan vaksinasi emergency (vaksinasi ketika ada kasus anjing rabies). Jadi ya bisa dikatakan sudah kosong. Tidak ada untuk vaksinasi massal,” ujar Widarsa.
Menurut Widarsa, kosongnya stok VAR juga terjadi di sejumlah kabupaten lain. Hal ini lantaran sejak pandemi Covid-19, anggaran di daerah dialihkan untuk penanganan Covid-19. Untuk dapat melanjutkan vaksinasi rabies massal tahun ini, pihaknya masih menunggu pasokan VAR dari APBN yang diadakan melalui pihak pemerintah provinsi. “Informasinya di provinsi masih pengadaan. Nanti setelah ada vaksin (VAR), kami lanjutkan kembali vaksinasi. Kami juga belum tahu berapa vaksin yang akan kami dapat,” ucap Widarsa.
Meski VAR kosong, Widarsa mengatakan, bukan berarti tidak bekerja. Jajarannya tetap memaksimalkan pencegahan penularan rabies dengan melakukan sosialisasi dampak rabies ke desa/kelurahan wilayah zona merah. Termasuk beberapa waktu lalu, diadakan sterilisasi hewan penular rabies (HPR) di beberapa lokasi di Jembrana melalui kerjasama dengan salah satu yayasan pecinta anjing dari Denpasar.
Sementara berdasar data selama 6 bulan di awal tahun 2022 ini, sudah ditemukan 122 kasus anjing rabies di Jembrana. Masing-masing pada Januari 15 kasus, Februari 11 kasus, Maret 13 kasus, April 44 kasus, dan Mei 31 kasus. Termasuk pada Juni yang masih berjalan hingga saat ini kembali ditemukan 8 kasus.
Jumlah kasus anjing rabies dalam kurun waktu 6 bulan tahun ini, telah melampaui jumlah kasus dalam setahun pada 2021 lalu. Pada 2021 lalu, tercatat ada sebanyak 66 kasus anjing rabies di Jembrana. Jumlah kasus rabies tahun 2021 lalu itu, juga meningkat dibanding jumlah kasus anjing rabies pada 2020 lalu yang hanya ditemukan 5 kasus. *ode
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, Selasa (14/6), mengatakan kegiatan vaksinasi massal rabies ke desa/kelurahan, tidak bisa dilanjutkan sejak hampir sebulan belakangan karena stok VAR sudah ‘kosong’.
“Masih ada tersisa beberapa vial. Tetapi sisanya itu hanya bisa gunakan untuk kebutuhan vaksinasi emergency (vaksinasi ketika ada kasus anjing rabies). Jadi ya bisa dikatakan sudah kosong. Tidak ada untuk vaksinasi massal,” ujar Widarsa.
Menurut Widarsa, kosongnya stok VAR juga terjadi di sejumlah kabupaten lain. Hal ini lantaran sejak pandemi Covid-19, anggaran di daerah dialihkan untuk penanganan Covid-19. Untuk dapat melanjutkan vaksinasi rabies massal tahun ini, pihaknya masih menunggu pasokan VAR dari APBN yang diadakan melalui pihak pemerintah provinsi. “Informasinya di provinsi masih pengadaan. Nanti setelah ada vaksin (VAR), kami lanjutkan kembali vaksinasi. Kami juga belum tahu berapa vaksin yang akan kami dapat,” ucap Widarsa.
Meski VAR kosong, Widarsa mengatakan, bukan berarti tidak bekerja. Jajarannya tetap memaksimalkan pencegahan penularan rabies dengan melakukan sosialisasi dampak rabies ke desa/kelurahan wilayah zona merah. Termasuk beberapa waktu lalu, diadakan sterilisasi hewan penular rabies (HPR) di beberapa lokasi di Jembrana melalui kerjasama dengan salah satu yayasan pecinta anjing dari Denpasar.
Sementara berdasar data selama 6 bulan di awal tahun 2022 ini, sudah ditemukan 122 kasus anjing rabies di Jembrana. Masing-masing pada Januari 15 kasus, Februari 11 kasus, Maret 13 kasus, April 44 kasus, dan Mei 31 kasus. Termasuk pada Juni yang masih berjalan hingga saat ini kembali ditemukan 8 kasus.
Jumlah kasus anjing rabies dalam kurun waktu 6 bulan tahun ini, telah melampaui jumlah kasus dalam setahun pada 2021 lalu. Pada 2021 lalu, tercatat ada sebanyak 66 kasus anjing rabies di Jembrana. Jumlah kasus rabies tahun 2021 lalu itu, juga meningkat dibanding jumlah kasus anjing rabies pada 2020 lalu yang hanya ditemukan 5 kasus. *ode
1
Komentar