UFF 2022 Mengangkat Tema 'Heroes'
Apresiasi Pejuang Kuliner Tradisional
DENPASAR, NusaBali
Setelah vakum selama dua tahun akibat pandemi Covid-19, gelaran Ubud Food Festival (UFF) akan kembali digelar pada 24-26 Juni 2022 bertempat di Taman Kuliner, Jalan Sanggingan, Ubud Gianyar.
UFF 2022 yang merupakan ajang ke-6 sejak 2015 mengangkat tema 'Heroes'. Masyarakat diajak untuk mengenang kembali para pahlawan di dunia kuliner termasuk yang terdekat, pahlawan dapur, ibu dan nenek. UFF 2022 mengajak untuk merenungkan kembali apa yang kita makan dan apa yang telah mereka buat untuk diwariskan ke anak cucunya.
“Kita akan selalu ingat apa yang kita rasakan saat makan, rindu akan rasa dan lezatnya makanan buatan orang terbaik, chef terbaik, tetapi kita kadang lupa usaha-usaha mereka. Mempertahankan sebuah rasa agar selalu sama,” ujar Janet De Neefe, pendiri dan direktur UFF, pada konferensi pers di The Ambengan Tenten, Denpasar, Kamis (16/6).
Festival kuliner yang melibatkan 180 peserta terdiri dari chef, budayawan, pencinta lingkungan, pemilik bisnis, dan pakar kuliner diharapkan menjadi tanda kembalinya geliat kreativitas dan pariwisata Bali kembali pulih.
“Kami mencoba tetap membuat sesuatu yang kami gemari dan tidak bisa lepas dari pokok kehidupan, yaitu makanan. Untuk itu festival ini penting untuk dihidupkan kembali. Menjadi percikan api bagi pariwisata dan masyarakat Bali,” kata Janet.
Festival Manager UFF 2022, Dwi Ermayanthi, menambahkan, UFF 2022 bertujuan untuk mengapresiasi pelaku-pelaku kuliner yang sudah menjaga warisan kuliner tradisi.
"Dan spesial meng-highlights teman-teman yang berhasil survive melalui masa pandemi terutama yang di bisnis kuliner," ucap Ermayanthi yang juga Ketua Yayasan Mudra Swari Saraswati yang menaungi UFF.
Ada lebih dari 80 program yang akan digelar selama tiga hari festival. Seperti misalnya teater kuliner, food for thought, film screening, live music and art, kids program, special event, food tour, hingga master class.
"Food tour yang spesial dari kami tahun ini adalah kami akan mengajak teman-teman bermain ke utara ke Desa Les (Kecamatan Tejakula, Buleleng), di mana ada salah satu chef di sana mengajak kita memasak secara tradisional Bali mengolah bahan-bahan lokal yang ada di Desa Les, dan mencoba mencicipi arak hasil buatan beliau," sebut Ermayanthi.
UFF 2022 sendiri masih menargetkan pengunjung domestik, baik yang ada di Bali maupun luar Pulau Dewata. Pada tahun ini UFF diharapkan menarik pengunjung sebanyak 10.000 orang.
Ermayanthi menuturkan di tengah globalisasi, masuknya budaya kuliner dari luar negeri, masakan tradisional lokal khususnya Bali masih memiliki tempat di hati masyarakat. Dengan bantuan media sosial, ujarnya, justru masakan Bali punya panggungnya sendiri, misalnya kuliner babi guling yang masih diburu masyarakat meski lokasinya sangat jauh.
Salah seorang pengusaha kuliner Babi Guling yang akan menjadi salah satu peserta pada UFF 2022, Dodo Pande, menyebut dirinya ingin berbagi pengalaman dalam menjalankan bisnis kuliner tradisional Bali kepada masyarakat khususnya generasi muda Bali.
Menurutnya, kuliner tradisional Bali sangat berpotensi dijadikan lahan bisnis. "Saya ingin menginspirasi anak muda di Bali bahwa jangan berkecil hati dengan makanan Bali, karena makanan Bali ciri khas makanan tradisional kita bisa dikembangkan bahkan dicintai di seluruh dunia," ujar pemilik Babi Guling Pande Egi di Desa Beng, Gianyar. *cr78
1
Komentar