Ruko Pasar Dauh Pala Terbakar
Ruko milik Ni Wayan Sarniti, 55, di Pasar Dauh Pala, Desa Dauh Peken, Tabanan, terbakar pada Jumat (24//3) sekitar pukil 13.10 Wita.
TABANAN, NusaBali
Kebakaran diduga karena korsleting listrik kulkas. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun kebakaran ini menyebabkan trauma bagi pemilik warung yang terimbas.
Menurut Sarniti, saat itu tokonya sudah ia tutup sekitar pukul 12.00 Wita. Ia hendak pulang ke rumahnya di Banjar Yeh Kayu Mundeh, Desa Mundeh, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan. Namun baru sampai di Bypass Soekarno, tiba-tiba ia ditelepon oleh rekannya di Pasar Dauh Pala karena rukonya terbakar.
Dengan perasaan panik ia putar arah dan balik lagi ke Pasar Dauh Pala. Sesampai di rukonya yang menjual sembako dan snack, dilihat asap mengepul. Ia menambahkan jika rukonya ini sudab pernah terbakar sekitar tahun 2014 dengan kerugian Rp 100 juta. Kini kembali lagi terjadi hal yang sama. "Saya trauma, kenapa terulang lagi peristiwa sebelumnya, padahal ini dekat Hari Raya Galungan dan Kuningan," ujarnya.
Dalam peristiwa ini, ia sempat beberapa hari sebelumnya bermimpi buruk, yakni bermimpi buang air besar. Ia sadar mimpi ini jadi pertanda buruk. "Pantesan sebelumnya mimpi seperti itu, dan saat ini terkena musibah," tambah Sarniti.
Diakuinya, pasca kebakaran ini, barang-barang yang dijual baru beberapa minggu dibeli untuk stok jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Meskipun tidak ludes terbakar, namun barang daganganya itu pasti tidak bisa dijual karena sebagian besar berwarna hitam dan bau asap. "Sekarang saya tidak tahu harus buat apa, pasrah saja dulu," tambahnya.
Dalam peristiwa ini, selain ruko Sarniti, ruko milik Ni luh Gede Lidia,40, di sebelah barat ruko, memunculkan api karena kena imbas kebekaran itu. Seluruh tempat barang dagangan yang sebagian besar menjual snack terkena basah karena semprotan air dari petugas pemadam kebakaran (PMK). "Saya tidak tahu kerugian ini berapa, sekarang beres-beres dulu," ujar Lidia, warga Banjar Dukuh, Desa Dauh Peken, Tabanan ini.
Kemudian ruko milik I Ketut Pausa, 41, asal Banjar/Desa Mengening, Buleleng, yang menjual sembako di sebelah timur, ikut kena imbas semprotan air PMK. Bahkan seluruh daganganya tersebut dipastikan basah meskipun tidak kena imbas api karena ruko yang dimiliki cukup tertutup dengan tembok meski berdekatan. " Untung saja tidak kena, sebab kejadian 4 tahun lalu juga kena dengan kerugian Rp 300 juta karena ludes terbakar," cerita Pausa.
Kabid Penanggulangan Kebakaran Dinas Satpol PP Tabanan I Ketut Suardi menjelaskan, pihaknya langsung mengerahkan 4 unit mobil PMK dengan 25 personel. Untuk antisipasi agar api tidak merembet ke ruko lain, anggota sebagian besar terpaksa naik di ruko warga untuk menyemprot dari atas. "Sekitar 30 menit api berhasil kami padamkan, dan sumber api memang dari kulkas milik ruko Sarniti diduga karena korsleting listrik," jelas Suardi. * d
Menurut Sarniti, saat itu tokonya sudah ia tutup sekitar pukul 12.00 Wita. Ia hendak pulang ke rumahnya di Banjar Yeh Kayu Mundeh, Desa Mundeh, Kecamatan Selemadeg Barat, Tabanan. Namun baru sampai di Bypass Soekarno, tiba-tiba ia ditelepon oleh rekannya di Pasar Dauh Pala karena rukonya terbakar.
Dengan perasaan panik ia putar arah dan balik lagi ke Pasar Dauh Pala. Sesampai di rukonya yang menjual sembako dan snack, dilihat asap mengepul. Ia menambahkan jika rukonya ini sudab pernah terbakar sekitar tahun 2014 dengan kerugian Rp 100 juta. Kini kembali lagi terjadi hal yang sama. "Saya trauma, kenapa terulang lagi peristiwa sebelumnya, padahal ini dekat Hari Raya Galungan dan Kuningan," ujarnya.
Dalam peristiwa ini, ia sempat beberapa hari sebelumnya bermimpi buruk, yakni bermimpi buang air besar. Ia sadar mimpi ini jadi pertanda buruk. "Pantesan sebelumnya mimpi seperti itu, dan saat ini terkena musibah," tambah Sarniti.
Diakuinya, pasca kebakaran ini, barang-barang yang dijual baru beberapa minggu dibeli untuk stok jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Meskipun tidak ludes terbakar, namun barang daganganya itu pasti tidak bisa dijual karena sebagian besar berwarna hitam dan bau asap. "Sekarang saya tidak tahu harus buat apa, pasrah saja dulu," tambahnya.
Dalam peristiwa ini, selain ruko Sarniti, ruko milik Ni luh Gede Lidia,40, di sebelah barat ruko, memunculkan api karena kena imbas kebekaran itu. Seluruh tempat barang dagangan yang sebagian besar menjual snack terkena basah karena semprotan air dari petugas pemadam kebakaran (PMK). "Saya tidak tahu kerugian ini berapa, sekarang beres-beres dulu," ujar Lidia, warga Banjar Dukuh, Desa Dauh Peken, Tabanan ini.
Kemudian ruko milik I Ketut Pausa, 41, asal Banjar/Desa Mengening, Buleleng, yang menjual sembako di sebelah timur, ikut kena imbas semprotan air PMK. Bahkan seluruh daganganya tersebut dipastikan basah meskipun tidak kena imbas api karena ruko yang dimiliki cukup tertutup dengan tembok meski berdekatan. " Untung saja tidak kena, sebab kejadian 4 tahun lalu juga kena dengan kerugian Rp 300 juta karena ludes terbakar," cerita Pausa.
Kabid Penanggulangan Kebakaran Dinas Satpol PP Tabanan I Ketut Suardi menjelaskan, pihaknya langsung mengerahkan 4 unit mobil PMK dengan 25 personel. Untuk antisipasi agar api tidak merembet ke ruko lain, anggota sebagian besar terpaksa naik di ruko warga untuk menyemprot dari atas. "Sekitar 30 menit api berhasil kami padamkan, dan sumber api memang dari kulkas milik ruko Sarniti diduga karena korsleting listrik," jelas Suardi. * d
Komentar