Kasus Penculikan Palsu Dituntaskan Restorative Justice
TABANAN, NusaBali
Usai sudah penanganan kasus DAT, 19, pembuat keterangan palsu yang mengaku diculik, dianiaya, hingga diperkosa.
Polisi telah memberlakukan penanganan kasus dengan restorarative justice. Penanganan itu dilakukan karena tidak ada unsur laporan keterangan palsu melainkan murni kasus ini hanya akal-akalan DAT saja karena takut dimarahi pulang malam usai bertemu dengan teman prianya.
Selain itu, dari hasil penyidikan polisi tidak juga ditemukan keterlibatan mertua korban dalam kasus tersebut. Mertua korban ikut mengikat karena kesal terhadap kelakukan DAT.
Kapolres Tabanan, AKBP Ranefli Dian Candra menerangkan setelah melakukan tiga kali gelar perkara, kasus DAT diselesaikan dengan penanganan restorative justice. “Keterangan palsu tidak ada, awalnya kita curigai mertuanya terlibat namun setelah dilakukan gelar orang tuanya tidak ada mengarahkan DAT membuat keterangan palsu, ikut mengikat karena kesal dan ingin memberikan pelajaran, ” terang Kapolres, Senin (20/6).
Menurutnya penanganan kasus sedikit lama, karena memang dari DAT dan bapak mertuanya dari hasil psikologi ada kelainan. Seperti kemampuan intelektual rendah, dan ada antisosial, salah satunya cenderung mengurung diri, tidak peduli lingkungan dan menyalahkan orang lain. "Awalnya DAT ini tidak menduga kasus akan menjadi heboh, karena takut dan malu keluar rumah sampai malam sehingga buatlah keterangan palsu tersebut," tegasnya.
AKBP Ranefli Dian Candra menerangkan penanganan kasus ini dilakukan memang cukup alot. Awalnya DAT ini tidak mau melapor atas kasus yang dialami, karena viral di media sosial, kembali DAT didatangi. Hasil dari keterangan awal disebutlah pelaku Gede Amo yang notabene tidak tahu kejadian apapun. "Jadi kami memang proses apapun ceritanya DAT namun setelah ditelusuri ternyata tidak sesuai sebenarnya," terangnya.
Kini DAT sekarang telah pulang ke Banjar Batan Poh, Desa Pandak Gede Gede, Kecamatan Kediri. Dia kesehariannya diasuh oleh kakek tirinya. "DAT sudah pulang ke rumah bajangnya, dia diasuh kakek tiri. Secara intelektual DAT tidak tamat SMA," jelasnya.
Untuk itu dalam kasus ini agar tak terulang kembali, Dinas Sosial Tabanan diminta membantu memberikan pencerahan dan pembinaan terhadap DAT. Meskipun DAT sendiri sudah meminta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya kembali. "Peran Dinas Sosial di sini sangat penting untuk memberikan pembinaan terhadap DAT," tandasnya.
Seperti berita sebelumnya DAT ditemukan dalam kondisi kaki, tangan terikat dan mulut tersumpal kain di kawasan Beji Puseh Banjar Sengguan, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Senin (2/5). Dari keterangan itu DAT mengaku diculik, dianiaya hingga mengaku korban pemerkosaan. Bahkan keadaan tersebut membuat media sosial heboh pasalnya kondisi yang dialami DAT cukup tragis. Ternyata setelah dilakukan pemeriksaan oleh polisi DAT membuat cerita rekayasa sebagai upaya untuk menutupi kesalahannya karena terlambat pulang usai bertemu pria yang baru dikenal lewat Facebook. *des
1
Komentar