Proyek Pengaspalan Jalan Tuai Keluhan
Sudah Diberlakukan Buka Tutup Jalur, Tapi Kemacetan Tak Terelakkan
Beberapa ruas jalan nasional dilakukan pengaspalan dalam rangka menyambut perhelatan KTT G-20.
MANGUPURA, NusaBali
Proyek pengaspalan jalan di wilayah Badung selatan menuai banyak keluhan dari pengguna jalan. Pengaspalan jalan mengakibatkan kemacetan panjang. Mirisnya kemacetan tidak hanya terjadi pada siang sampai sore, namun hingga malam hari.
Salah satu pengguna jalan, I Gede Adi Putra, mengatakan kemacetan di Jalan Bypass Ngurah Rai sudah terjadi sejak sepekan belakangan ini. Menurut dia, kemacaten imbas dari pengaspalan jalan dari bundaran Bandara Ngurah Rai hingga Nusa Dua. Walau sudah diberlakukan buka tutup jalur, namun kemacetan tak terelakkan.
“Saya pernah pulang malam dari wilayah Nusa Dua, di dekat bundaran Bandara Ngurah Rai itu macet parah, ternyata karena pengalihan arus karena ada pengaspalan jalan. Jadi, hanya satu jalur yang digunakan,” keluh Gede Adi, Minggu (26/6).
Masih menurut pria yang bekerja di salah satu hotel di Nusa Dua ini, kemacetan bukan hanya terjadi bukan hanya terjadi pada malam hari, tapi juga pada siang hingga sore. “Awal-awalnya itu hanya malam hari. Tapi, sekarang ini siang hingga sore juga macet. Ya, sangat disayangkan sih, soalnya saat ini sudah lumayan banyak wisatawan yang datang,” kata Gede Adi lagi.
Hal senada juga diakui Yosep Susatyo. Pria yang tinggal di wilayah Nusa Dua ini mengaku kemacetan kerap terjadi dari Traffic Light Nusa Dua - Benoa dan masuk ke Jalan Siligita, Nusa Dua. Di jalur tersebut ada beberapa pengaspalan dan penggalian sebagian badan jalan, sehingga kerap terjadi kemacetan parah. “Perbaikan memang sudah rampung, namun material dan papan pengerjaan masih ada. Makanya saat ini masih terjadi kemacetan,” kata Yosep Susatyo sembari berharap pihak terkait segera membersihkan areal tersebut, sehingga tidak menimbulkan kemacetan lagi. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.2, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Bali, BBPJN Jawa-Bali, Muhammad Solthon, tak menyangkal kemacetan akibat adanya pengaspalan jalan. Menurut dia, kepadatan lalu lintas memang menjadi salah satu tantangan. Namun, dia memastikan akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meminimalisir terulangnya kejadian serupa.
“Belajar dari pengalaman, maka jalur-jalur padat di wilayah Badung selatan pada umumnya akan disentuh pada malah hari. Kalau kita ambilnya dini hari, selesainya itu pagi, takutnya ada anak sekolah yang berangkat dan lain sebagainya. Jadi kita ambil jam 10 malam saja (22.00 Wita), sehingga subuh sudah selesai,” kata Muhammad Solthon dikonfirmasi terpisah.
Menurut Muhammad Solthon, beberapa ruas jalan nasional yang dilakukan pengaspalan dalam rangka menyambut perhelatan KTT G-20, utamanya pada akses-akses menuju venue, yakni bundaran Bandara Ngurah Rai menuju arah Nusa Dua, serta Jalan Uluwatu menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK). Totalnya yang dikerjakan yakni 22 kilometer. Untuk pengerjaan itu sudah mulai dilakukan pada awal Juni lalu dan ditarget rampung pada Agustus mendatang. “Target kita selesainya sampai Agustus, kalau pun ada keterlambatan, pada awal September sudah rampung semua,” katanya. *dar
Salah satu pengguna jalan, I Gede Adi Putra, mengatakan kemacetan di Jalan Bypass Ngurah Rai sudah terjadi sejak sepekan belakangan ini. Menurut dia, kemacaten imbas dari pengaspalan jalan dari bundaran Bandara Ngurah Rai hingga Nusa Dua. Walau sudah diberlakukan buka tutup jalur, namun kemacetan tak terelakkan.
“Saya pernah pulang malam dari wilayah Nusa Dua, di dekat bundaran Bandara Ngurah Rai itu macet parah, ternyata karena pengalihan arus karena ada pengaspalan jalan. Jadi, hanya satu jalur yang digunakan,” keluh Gede Adi, Minggu (26/6).
Masih menurut pria yang bekerja di salah satu hotel di Nusa Dua ini, kemacetan bukan hanya terjadi bukan hanya terjadi pada malam hari, tapi juga pada siang hingga sore. “Awal-awalnya itu hanya malam hari. Tapi, sekarang ini siang hingga sore juga macet. Ya, sangat disayangkan sih, soalnya saat ini sudah lumayan banyak wisatawan yang datang,” kata Gede Adi lagi.
Hal senada juga diakui Yosep Susatyo. Pria yang tinggal di wilayah Nusa Dua ini mengaku kemacetan kerap terjadi dari Traffic Light Nusa Dua - Benoa dan masuk ke Jalan Siligita, Nusa Dua. Di jalur tersebut ada beberapa pengaspalan dan penggalian sebagian badan jalan, sehingga kerap terjadi kemacetan parah. “Perbaikan memang sudah rampung, namun material dan papan pengerjaan masih ada. Makanya saat ini masih terjadi kemacetan,” kata Yosep Susatyo sembari berharap pihak terkait segera membersihkan areal tersebut, sehingga tidak menimbulkan kemacetan lagi. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 3.2, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Provinsi Bali, BBPJN Jawa-Bali, Muhammad Solthon, tak menyangkal kemacetan akibat adanya pengaspalan jalan. Menurut dia, kepadatan lalu lintas memang menjadi salah satu tantangan. Namun, dia memastikan akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meminimalisir terulangnya kejadian serupa.
“Belajar dari pengalaman, maka jalur-jalur padat di wilayah Badung selatan pada umumnya akan disentuh pada malah hari. Kalau kita ambilnya dini hari, selesainya itu pagi, takutnya ada anak sekolah yang berangkat dan lain sebagainya. Jadi kita ambil jam 10 malam saja (22.00 Wita), sehingga subuh sudah selesai,” kata Muhammad Solthon dikonfirmasi terpisah.
Menurut Muhammad Solthon, beberapa ruas jalan nasional yang dilakukan pengaspalan dalam rangka menyambut perhelatan KTT G-20, utamanya pada akses-akses menuju venue, yakni bundaran Bandara Ngurah Rai menuju arah Nusa Dua, serta Jalan Uluwatu menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK). Totalnya yang dikerjakan yakni 22 kilometer. Untuk pengerjaan itu sudah mulai dilakukan pada awal Juni lalu dan ditarget rampung pada Agustus mendatang. “Target kita selesainya sampai Agustus, kalau pun ada keterlambatan, pada awal September sudah rampung semua,” katanya. *dar
1
Komentar