Ada Pos Pantau, Disiapkan 1.000 Besek Pengganti Kantong Plastik
Kurangi Penggunaan Kantong Plastik Saat Pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Pecatu
Kesadaran pamedek ini diharapkan terus ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan tetap bersih dari sampah plastik, khususnya di kawasan Pura Luhur Uluwatu.
MANGUPURA, NusaBali
Untuk meminimalisir penggunaan kantong plastik saat prosesi puncak Pujawali di Pura Luhur Uluwatu, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung bertepatan dengan Tilem Sadha dan Anggara Kasih Medangsia pada Anggara Kliwon Medangsia, Selasa (28/6), Desa Adat Pecatu menyediakan besek alias keranjang anyaman bambu bagi pamedek yang hendak melakukan persembahyangan. Tak tanggung-tanggung ada 1.000 besek yang disediakan oleh pihak desa adat.
Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta mengatakan penyediaan besek ini bagian dari upaya mengurangi penggunaan kantong plastik. Meski saat ini kesadaran pamedek sudah mulai meningkat, namun pihaknya tetap menyediakan besek bagi yang masih menggunakan kantong plastik untuk membawa sarana persembahyangan.
Kesadaran pamedek ini diharapkan terus ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan tetap bersih dari sampah plastik. "Kesadaran pamedek memang sudah tinggi. Tapi, tentunya harus dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan terus. Hal ini semata agar ke depannya tidak ada lagi penggunaan kantong plastik di area Pura," jelas Sumerta, Selasa kemarin. Dia menjelaskan, meski kesadaran mengurangi penggunaan kantong plastik sudah baik, pihaknya di Desa Adat Pecatu tetap menyiapkan tim dari Pecalang untuk mengingatkan pamedek agar tidak membawa sarana persembahyangan dengan kantong plastik.
Bahkan ada pos yang disiagakan untuk memantau pamedek yang menggunakan kantong plastik. Pos yang disiagakan itu berada di pintu masuk dan apabila masih ada pamedek yang menggunakan kantong plastik, pihaknya meminta diganti dengan besek yang telah disiapkan. "Apabila masih ada yang secara tidak sengaja membawa kantong plastik, kita tetap sediakan besek. Jadi ada ratusan besek yang standby di pos khusus itu. Nah, selama Pujawali, ada sekitar 1.000 besek yang kita siapkan," jelasnya. Mereka yang masih bawa kantong plastik diminta melepaskannya dan sebagai gantinya diberikan besek. Nanti jika pulang kantong plastiknya bisa diambil kembali sembari mengembalikan besek yang dipakai.
Cukup banyak pamedek yang memanfaatkan besek tersebut untuk membawa sarana persembahyangan, sebab mereka belum mengetahui adanya larangan penggunaan kantong plastic tersebut. Meski telah disiapkan besek, Bendesa Made Sumerta tetap mengingatkan kepada pamedek agar tidak membawa sarana upacara dengan menggunakan kantong plastik, termasuk juga tempat tirta. Diharapkan pamedek yang akan nunas tirta agar membawa tempat tirta dari rumah. Terkait besek yang digunakan oleh pamedek, dia mengaku hanya digunakan saja saat di Pura dan ketika pulang langsung dikembalikan ke pihak yang sudah standby di pos tersebut.
"Harapannya pamedek kalau sudah pulang juga mengembalikan ke petugas kita. Terkadang memang ada beberapa yang lupa. Ini yang kita harapkan kesadaran, bila perlu harus sudah sediakan dari rumah," harap Sumerta. Dia juga mengaku kalau Pujawali kali ini masih sama dengan sebelumnya atau saat Covid-19. Untuk itu, protokol kesehatan (Prokes) yang diutamakan saat prosesi tersebut. Selain itu, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya juga menggandeng pihak RS PTN Unud dan juga Rumah Sakit yang lain untuk menyiapkan pos kesehatan. Sehingga di sana pamedek yang kemungkinan mengalami kondisi kurang fit saat dalam perjalanan, dapat mengecek kesehatan secara gratis.
"Yang utama saat ini adalah Prokes. Jadi, dalam rangkaian upacara selalu menerapkan Prokes. Kita juga membuka pos layanan kesehatan," pungkasnya. Sementara Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pengempon Pura Uluwatu, AA Ngurah Jaka Pratidnya atau sering disapa Turah Joko mengaku kalau Pujawali kali ini digelar seperti biasa, namun tanpa mengurangi penerapan protokol kesehatan. "Dengan adanya pelonggaran saat ini, diharapkan umat bisa mempersiapkan diri dan mentaati apa yang telah ditetapkan, sehingga pelaksanaan pujawali berjalan lancar," singkatnya. *dar
Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta mengatakan penyediaan besek ini bagian dari upaya mengurangi penggunaan kantong plastik. Meski saat ini kesadaran pamedek sudah mulai meningkat, namun pihaknya tetap menyediakan besek bagi yang masih menggunakan kantong plastik untuk membawa sarana persembahyangan.
Kesadaran pamedek ini diharapkan terus ditingkatkan untuk menciptakan lingkungan tetap bersih dari sampah plastik. "Kesadaran pamedek memang sudah tinggi. Tapi, tentunya harus dipertahankan dan bila perlu ditingkatkan terus. Hal ini semata agar ke depannya tidak ada lagi penggunaan kantong plastik di area Pura," jelas Sumerta, Selasa kemarin. Dia menjelaskan, meski kesadaran mengurangi penggunaan kantong plastik sudah baik, pihaknya di Desa Adat Pecatu tetap menyiapkan tim dari Pecalang untuk mengingatkan pamedek agar tidak membawa sarana persembahyangan dengan kantong plastik.
Bahkan ada pos yang disiagakan untuk memantau pamedek yang menggunakan kantong plastik. Pos yang disiagakan itu berada di pintu masuk dan apabila masih ada pamedek yang menggunakan kantong plastik, pihaknya meminta diganti dengan besek yang telah disiapkan. "Apabila masih ada yang secara tidak sengaja membawa kantong plastik, kita tetap sediakan besek. Jadi ada ratusan besek yang standby di pos khusus itu. Nah, selama Pujawali, ada sekitar 1.000 besek yang kita siapkan," jelasnya. Mereka yang masih bawa kantong plastik diminta melepaskannya dan sebagai gantinya diberikan besek. Nanti jika pulang kantong plastiknya bisa diambil kembali sembari mengembalikan besek yang dipakai.
Cukup banyak pamedek yang memanfaatkan besek tersebut untuk membawa sarana persembahyangan, sebab mereka belum mengetahui adanya larangan penggunaan kantong plastic tersebut. Meski telah disiapkan besek, Bendesa Made Sumerta tetap mengingatkan kepada pamedek agar tidak membawa sarana upacara dengan menggunakan kantong plastik, termasuk juga tempat tirta. Diharapkan pamedek yang akan nunas tirta agar membawa tempat tirta dari rumah. Terkait besek yang digunakan oleh pamedek, dia mengaku hanya digunakan saja saat di Pura dan ketika pulang langsung dikembalikan ke pihak yang sudah standby di pos tersebut.
"Harapannya pamedek kalau sudah pulang juga mengembalikan ke petugas kita. Terkadang memang ada beberapa yang lupa. Ini yang kita harapkan kesadaran, bila perlu harus sudah sediakan dari rumah," harap Sumerta. Dia juga mengaku kalau Pujawali kali ini masih sama dengan sebelumnya atau saat Covid-19. Untuk itu, protokol kesehatan (Prokes) yang diutamakan saat prosesi tersebut. Selain itu, untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, pihaknya juga menggandeng pihak RS PTN Unud dan juga Rumah Sakit yang lain untuk menyiapkan pos kesehatan. Sehingga di sana pamedek yang kemungkinan mengalami kondisi kurang fit saat dalam perjalanan, dapat mengecek kesehatan secara gratis.
"Yang utama saat ini adalah Prokes. Jadi, dalam rangkaian upacara selalu menerapkan Prokes. Kita juga membuka pos layanan kesehatan," pungkasnya. Sementara Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pengempon Pura Uluwatu, AA Ngurah Jaka Pratidnya atau sering disapa Turah Joko mengaku kalau Pujawali kali ini digelar seperti biasa, namun tanpa mengurangi penerapan protokol kesehatan. "Dengan adanya pelonggaran saat ini, diharapkan umat bisa mempersiapkan diri dan mentaati apa yang telah ditetapkan, sehingga pelaksanaan pujawali berjalan lancar," singkatnya. *dar
1
Komentar