Soal Siswa SMPN Satap 2 Keracunan, Penyebab Keracunan Masih Misterius
Uji laboratorium itu menyatakan tidak ditemukan ada zat-zat berbahaya terkandung dalam makanan yang sempat dikonsumsi.
SINGARAJA, NusaBali
Kasus keracunan ratusan siswa SMP Negeri Satu Atap (Satap) 2 Kubutambahan di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, masih menyisakan tanda tanya. Pihak kepolisian belum menemukan penyebab ratusan siswa di sekolah tersebut keracunan. Maka penyebab dari keracunan ini masih misterius.
Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap makanan yang dikonsumsi ratusan siswa itu, tidak ditemukan adanya indikasi bahan berbahaya. Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Sumarjaya mengatakan, hasil pemeriksaan laboratorium terhadap makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal yang dialami ratusan siswa di SMP Negeri Satap 2 Kubutambahan itu, telah keluar, belum lama ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari petugas Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Denpasar, sisa makanan yang dijadikan sampel dalam uji laboratorium itu menyatakan tidak ditemukan ada zat-zat berbahaya terkandung dalam makanan yang sempat dikonsumsi ratusan siswa sebelum terjadinya insiden dugaan keracunan tersebut.
Sebelumnya, dari Dinkes Buleleng bersama Polres Buleleng sudah mengirim sampel makanan dan alat yang digunakan memasak ke pihak Balai POM Denpasar. Setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya tidak ditemukan adanya zat-zat berbahaya terkandung dalam makanan tersebut.
"Semua sampel makanan maupun muntahan anak-anak termasuk alat digunakan untuk memasak sudah diperiksa. Semua hasilnya, tidak ditemukan ada zat berbahaya yang menjadi penyebab anak-anak siswa di Tambakan keracunan," kata AKP Sumarjaya, dikonfirmasi Rabu (29/6) siang.
Dengan hasil uji dari Balai POM itu, penyebab keracunan ratusan siswa di SMP Negeri Satap 2 Kubutambahan kini masih misterius. Meski demikian, Polsek Kubutambahan bersama Polres Buleleng tetap melakukan penyelidikan untuk bisa mengungkap penyebab keracunan tersebut. "Penyebabnya masih dalam tahap penyelidikan, karena semua saksi sudah diperiksa baik itu penjual sayur, tukang masak, penjual snack, guru maupun murid. Ya kami harap, kalau ada yang menemukan bukti baru ya silahkan sampaikan. Yang jelas, penyelidikan tetap jalan," pungkas AKP Sumarjaya.
Sebelumnya, kegiatan perpisahan, kenaikan kelas dan pembagian raport siswa di SMP Negeri Satap 2 Kubutambahan di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Sabtu (4/6) berujung petaka. Ratusan siswa mengalami keracunan setelah mengkonsumsi makanan yang disantap diperoleh dari panitia di sekolah tersebut.
Peristiwa keracunan massal ini berawal dari kegiatan penerimaan rapor serta pesta perpisahan kelas IX. Setelah acara, pantia sekolah membagikan snack dan nasi Bungkus kepada para siswa.
Usai kegiatan makan-makan, sekitar pukul 12.30 Wita, para siswa pulang ke tumah masing-masing. Namun sekitar pukul 13.00 Wita, beberapa siswa mengalami gejala mual, sakit perut, muntah dan kepala pusing dan ada yang tidak sadarkan diri. Ratusan siswa itu dilarikan oleh orang tuanya ke sejumlah rumah sakit di wilayah Buleleng. *mz
Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap makanan yang dikonsumsi ratusan siswa itu, tidak ditemukan adanya indikasi bahan berbahaya. Kasi Humas Polres Buleleng, AKP Gede Sumarjaya mengatakan, hasil pemeriksaan laboratorium terhadap makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal yang dialami ratusan siswa di SMP Negeri Satap 2 Kubutambahan itu, telah keluar, belum lama ini. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari petugas Balai Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Denpasar, sisa makanan yang dijadikan sampel dalam uji laboratorium itu menyatakan tidak ditemukan ada zat-zat berbahaya terkandung dalam makanan yang sempat dikonsumsi ratusan siswa sebelum terjadinya insiden dugaan keracunan tersebut.
Sebelumnya, dari Dinkes Buleleng bersama Polres Buleleng sudah mengirim sampel makanan dan alat yang digunakan memasak ke pihak Balai POM Denpasar. Setelah dilakukan pemeriksaan, hasilnya tidak ditemukan adanya zat-zat berbahaya terkandung dalam makanan tersebut.
"Semua sampel makanan maupun muntahan anak-anak termasuk alat digunakan untuk memasak sudah diperiksa. Semua hasilnya, tidak ditemukan ada zat berbahaya yang menjadi penyebab anak-anak siswa di Tambakan keracunan," kata AKP Sumarjaya, dikonfirmasi Rabu (29/6) siang.
Dengan hasil uji dari Balai POM itu, penyebab keracunan ratusan siswa di SMP Negeri Satap 2 Kubutambahan kini masih misterius. Meski demikian, Polsek Kubutambahan bersama Polres Buleleng tetap melakukan penyelidikan untuk bisa mengungkap penyebab keracunan tersebut. "Penyebabnya masih dalam tahap penyelidikan, karena semua saksi sudah diperiksa baik itu penjual sayur, tukang masak, penjual snack, guru maupun murid. Ya kami harap, kalau ada yang menemukan bukti baru ya silahkan sampaikan. Yang jelas, penyelidikan tetap jalan," pungkas AKP Sumarjaya.
Sebelumnya, kegiatan perpisahan, kenaikan kelas dan pembagian raport siswa di SMP Negeri Satap 2 Kubutambahan di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Sabtu (4/6) berujung petaka. Ratusan siswa mengalami keracunan setelah mengkonsumsi makanan yang disantap diperoleh dari panitia di sekolah tersebut.
Peristiwa keracunan massal ini berawal dari kegiatan penerimaan rapor serta pesta perpisahan kelas IX. Setelah acara, pantia sekolah membagikan snack dan nasi Bungkus kepada para siswa.
Usai kegiatan makan-makan, sekitar pukul 12.30 Wita, para siswa pulang ke tumah masing-masing. Namun sekitar pukul 13.00 Wita, beberapa siswa mengalami gejala mual, sakit perut, muntah dan kepala pusing dan ada yang tidak sadarkan diri. Ratusan siswa itu dilarikan oleh orang tuanya ke sejumlah rumah sakit di wilayah Buleleng. *mz
Komentar