Kuota BBM Subsidi Terancam Habis
Bila pemakaiannya tak dibatasi sebelum akhir tahun sudah habis
JAKARTA, NusaBali
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan kuota bahan bakar minyak (BBM) pertalite dan solar akan habis sebelum akhir tahun bila kuotanya tak dibatasi.
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan kuota BBM subsidi dalam APBN 2022 terdiri dari solar sebanyak 15,1 juta kiloliter (kl) dan pertalite sebanyak 23,05 juta kl.
Dari total kuota tersebut sudah terealisasi lebih dari 50 persen hingga akhir Juni 2022. Solar telah terealisasi 51,24 persen dan pertalite terealisasi 57,67 persen atau sebanyak 13,26 juta kl.
"Hingga Juni 2022, sekarang konsumsi bbm subsidi sudah di atas 50 persen dari kuota. Ini data sampai 20 Juni," ujarnya dalam webinar virtual, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (29/6).
Menurutnya, konsumsi rata-rata harian dan juga bulanan BBM subsidi sudah melebihi kuota yang ditetapkan. Kelebihannya bahkan mencapai sekitar 10 persen dari yang ditargetkan.
Oleh karenanya, ia menilai jika pembatasan adalah suatu keharusan yang perlu dilakukan. Jika tidak maka kuota yang diberikan untuk solar bisa habis sekitar Oktober atau November.
Begitu juga dengan pertalite yang jika tidak dibatasi maka realisasi hingga akhir tahun bisa melebihi target kuota yang ditetapkan pemerintah. Terlebih, ia melihat bahwa peningkatan konsumsi pertalite naik sejak awal tahun ini.
"Perlu pengendalian konsumsi (solar dan pertalite) kepada yang berhak menerima," ujarnya.
Salah satu caranya adalah dengan mensyaratkan konsumen harus mendaftar melalui aplikasi MyPertamina bila ingin membeli pertalite atua solar. Ujicoba itu akan dilakukan di beberapa daerah pada 1 Juli 2022.
Bagaimana dengan masyarakat yang tidak memiliki handphone yang ditunjang untuk membuka fasilitas tersebut? Pertamina akan menyediakan gerai pendaftaran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU).
"Nanti akan ada klinik (gerai) di SPBU-SPBU tertentu untuk mendaftar. Iya (nanti masyarakat yang enggak punya aplikasi) bisa dibantu di klinik SPBU yang ditetapkan," ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting seperti dikutip Kompas.com, Rabu (29/6).
Ia mengatakan penerapan penggunaan aplikasi MyPertamina saat beli Pertalite dan Solar akan diuji coba di 11 daerah di 5 provinsi. Daerah tersebut di antaranya yaitu Padang Panjang, Kabupaten Agam, Bandung, Sukabumi, Banjarmasin, Jogjakarta, dan Manado.
Meskipun begitu, masyarakat masih diperbolehkan membeli Pertalite dan Solar dengan uang tunai. Namun pembayaran tunai ini untuk daerah yang infrastrukturnya masih minim. Maka dari itu, infrastruktur yang mumpuni menjadi pertimbangan pemilihan daerah untuk uji coba MyPertamina.
"Beberapa pertimbangan di antaranya karakteristik lokasi yang dekat dengan daerah tambang atau industri, pertimbangan infrastruktur, angkutan atau transportasi umum, dan juga kesiapan daerahnya," ujarnya.
Irto menambahkan, untuk pembayaran beli BBM Pertalite maupun Solar hanya menunjukkan QR Codenya sebagai tanda telah terdaftar di situs MyPertamina.
"Pembelian tidak harus pakai aplikasi. Pembelian tidak harus pakai HP, bisa saja menunjukkan QR Codenya. Ini tahapan awal," kata dia. *
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan kuota bahan bakar minyak (BBM) pertalite dan solar akan habis sebelum akhir tahun bila kuotanya tak dibatasi.
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman mengatakan kuota BBM subsidi dalam APBN 2022 terdiri dari solar sebanyak 15,1 juta kiloliter (kl) dan pertalite sebanyak 23,05 juta kl.
Dari total kuota tersebut sudah terealisasi lebih dari 50 persen hingga akhir Juni 2022. Solar telah terealisasi 51,24 persen dan pertalite terealisasi 57,67 persen atau sebanyak 13,26 juta kl.
"Hingga Juni 2022, sekarang konsumsi bbm subsidi sudah di atas 50 persen dari kuota. Ini data sampai 20 Juni," ujarnya dalam webinar virtual, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (29/6).
Menurutnya, konsumsi rata-rata harian dan juga bulanan BBM subsidi sudah melebihi kuota yang ditetapkan. Kelebihannya bahkan mencapai sekitar 10 persen dari yang ditargetkan.
Oleh karenanya, ia menilai jika pembatasan adalah suatu keharusan yang perlu dilakukan. Jika tidak maka kuota yang diberikan untuk solar bisa habis sekitar Oktober atau November.
Begitu juga dengan pertalite yang jika tidak dibatasi maka realisasi hingga akhir tahun bisa melebihi target kuota yang ditetapkan pemerintah. Terlebih, ia melihat bahwa peningkatan konsumsi pertalite naik sejak awal tahun ini.
"Perlu pengendalian konsumsi (solar dan pertalite) kepada yang berhak menerima," ujarnya.
Salah satu caranya adalah dengan mensyaratkan konsumen harus mendaftar melalui aplikasi MyPertamina bila ingin membeli pertalite atua solar. Ujicoba itu akan dilakukan di beberapa daerah pada 1 Juli 2022.
Bagaimana dengan masyarakat yang tidak memiliki handphone yang ditunjang untuk membuka fasilitas tersebut? Pertamina akan menyediakan gerai pendaftaran di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU).
"Nanti akan ada klinik (gerai) di SPBU-SPBU tertentu untuk mendaftar. Iya (nanti masyarakat yang enggak punya aplikasi) bisa dibantu di klinik SPBU yang ditetapkan," ujar Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting seperti dikutip Kompas.com, Rabu (29/6).
Ia mengatakan penerapan penggunaan aplikasi MyPertamina saat beli Pertalite dan Solar akan diuji coba di 11 daerah di 5 provinsi. Daerah tersebut di antaranya yaitu Padang Panjang, Kabupaten Agam, Bandung, Sukabumi, Banjarmasin, Jogjakarta, dan Manado.
Meskipun begitu, masyarakat masih diperbolehkan membeli Pertalite dan Solar dengan uang tunai. Namun pembayaran tunai ini untuk daerah yang infrastrukturnya masih minim. Maka dari itu, infrastruktur yang mumpuni menjadi pertimbangan pemilihan daerah untuk uji coba MyPertamina.
"Beberapa pertimbangan di antaranya karakteristik lokasi yang dekat dengan daerah tambang atau industri, pertimbangan infrastruktur, angkutan atau transportasi umum, dan juga kesiapan daerahnya," ujarnya.
Irto menambahkan, untuk pembayaran beli BBM Pertalite maupun Solar hanya menunjukkan QR Codenya sebagai tanda telah terdaftar di situs MyPertamina.
"Pembelian tidak harus pakai aplikasi. Pembelian tidak harus pakai HP, bisa saja menunjukkan QR Codenya. Ini tahapan awal," kata dia. *
1
Komentar