Polres Tabanan Gagal Ungkap Pembunuh Silke Braun
Kematian Silke Braun, Warga Negara Jerman yang ditemukan dalam kondisi tangan, kaki, dan leher terikat tali di Tukad Yeh Ho, Desa Jegu, Kecamatan Penebel, Tabanan masih misterius.
Jenazah Korban Pembunuhan Sudah Dikremasi
TABANAN, NusaBali
Kasus ini sudah terjadi tiga bulan lalu, namun Polres Tabanan gagal ungkap pembunuh Silke Braun. Jenazah korban sudah dikremasi di Denpasar, Jumat (24/5) lalu.
Sumber di lapangan mengatakan, jenazah korban Silke Braun dikremasi di Denpasar oleh adiknya, Rex Martin Arno Gaidies, 52, dan anak angkatnya, Danilian Apriansyah, 25. Namun sumber ini tidak mengetahui persis di crematorium mana jenazah Silke Braun dikremasi. “Dimana dan seperti apa proses kremasi saya tidak tahu,” ungkap sumber, Kamis (30/3). Ia menambahkan, sejak kematian Silke Braun, ada warga asing yang mengaku konsulat Jerman. Konsulat itu dayang bersama anggota Polsek Penebel mengambil seluruh barang milik Silke Braun, baik foto maupun kasur. “Kata konsulat itu, ambil barang atas permintaan keluarga. Saya tidak tahu barang-barang itu dibawa ke Jerman apa tidak,” imbuhnya.
Ditambahkan, saat konsulat itu ambil barang milik Silke Braun, Danil sempat tersinggung karena mengaku tanpa pemberitahuan. Padahal konsulat Jerman itu datang didampingi Bhabinkamtibmas, dan anggota Polsek Penebel itu menyampaikan maksud kedatangan konsulat itu. Sementara Perbekel Desa Tajen I Gusti Putu Sumerta Yasa mengaku belum tahu jika jenazah Silke Braun sudah dikremasi. “Saya baru pulang dari Bandung. Saya tidak tahu apa-apa. Nyepi juga saya di Bandung,” tandasnya.
Sementara Kelian Dinas Banjar Kuta Bali, Desa Tajen, Made Sukawana mengatakan, semenjak kematian Silke Braun, polisi masih lalu lalang rumah kontrakan dan proyek vila milik ekspatriat Jerman itu. Hanya saja jumlah tukang berkurang, semula 11 orang kini tinggal 2 orang. “Tukangnya masih ada dua orang, sisanya pulang ke Jawa. Vila belum kelas,” imbuh Sukawana. Ia mengaku jarang berkomunikasi dengan Daniel dan Rex. Dikatakan, keduanya sering jalan berduaan. “Mereka kemana-mana selalu berdua,” tambah Sukawana. Sedangkan Kapolres Tabanan AKBP Marsdianto tidak mengangkat telepon saat dikonfirmasi perkembangan kasus kematian Silke Braun dan kegagalan Polres Tabanan mengungkap kasus menghebohkan ini.
Seperti berita sebelumnya, bule Jerman Silke Braun ditemukan membusuk di Tukad Yeh Ho dalam kondisi kaki, tangan, dan leher terikat. Silke Braun yang tinggal di rumah kontrakan kawasan Banjar Kuta Bali, Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Tabanan sebelumnya dilaporkan hilang ke kantor Desa Tajen oleh adiknya yang juga tinggal di Kuta Bali, Rex Martin Arno Gaidies, 52. Silke Braun dikabarkan menghilang sejak Sabtu (21/1). Silke Braun tinggal di Banjar Kuta Bali sejak Februari 2016. Ia menyewa rumah kontrakan dengan tiga kamar milik I Made Putra Arjana alias Pak Dika, warga setempat. Di rumah kontrakan itu, Silke Braun tinggal dengan adiknya Rex Martin Arno Gaidies dan anak angkatnya, Danilian Apriansyah, 25. * d
Komentar