KPU Buleleng Kerahkan Relawan Demokrasi
Desa Dengan Tingkat Partisipasi Rendah Disasar DP3
SINGARAJA, NusaBali
Desa Suwug, Kecamatan Sawan, Buleleng menjadi sasaran program Desa Peduli Pemilu Pemilihan (DP3) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Buleleng.
Desa Suwug dipilih karena masuk dalam daftar pemilih terendah di Buleleng pada Pemilu 2019 lalu. Sebanyak 25 orang Relawan Demokrasi pun direkrut untuk membantu tugas KPU melakukan sosialisasi Pemilu dan Pilkada 2024 mendatang.
Ketua KPU Buleleng Komang Dudhi Udiyana didampingi Divisi Sosialisasi Gede Bandem Samudra ditemui NusaBali, disela-sela turun sosialiasi di SDN 2 Suwug, Kecamatan Sawan, Kamis (30/6) mengatakan, program DP3 menyasar 2 desa. “Selain Desa Suwug kegiatan yang sama juga akan menyasar Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Buleleng, Jumat besok (hari ini,red),” ujar Dudhi Udiyana.
Menurut Dudhi Udiyana, dari data KPU Buleleng tingkat partisipasi masyarakat yang menggunakan hak suaranya pada Pemilu 2019 di Desa Suwug, Kecamatan Sawan, hanya 49 persen. Sedangkan di Desa Julah, Kecamatan Tejakula Buleleng berada di angka 56 persen. “Tujuan DP3 ini memberikan pendidikan dan pengetahuan pemilu kepada masyarakat. Harapannya nanti saat Pemilu dan Pilkada 2024 nanti, desa-desa yang partisipasi pemilihnya terendah di Buleleng ini bisa meningkatkan jumlah masyarakat, untuk datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) menggunakan hak pilihnya,” harap Dudhi.
Dudhi Udiyana mengatakan Relawan Demokrasi yang direkrut dari sejumlah elemen masyarakat, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh adat, kelompok pemuda, hingga kelompok wanita. Relawan Demokrasi ini juga didorong untuk menjadi penyelenggara Pemilu baik menjadi Panitia Pemungutan Suara (PPS) maupun Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
Sementara Ketua KPU Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan yang juga hadir di Desa Suwug mengatakan, program DP3 merupakan program tepat untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Menurutnya untuk mensukseskan Pemilu 2024 mendatang, ujung tombaknya ada di desa-desa.
“Sasarannya desa terendah partisipasi, termarginalkan, terluar. Relawan direkrut untuk memperbanyak jaringan KPU dan mempercepat sosialisasi. Karena di lapangan masih banyak masyarakat yang tidak tahu info Pemilu,” ujar mantan Ketua KPU Bangli ini.
Selain itu, KPU juga tengah berupaya untuk memperbaiki data pemilih dengan lebih baik. Penyortiran data penduduk dilakukan lebih cermat dan diupdate setiap bulannya. Seperti penghapusan nama warga yang telah meninggal dunia, data ganda, hingga warga TNI/Polri.
Lidartawan pun mengatakan, masyarakat sudah bisa menentukan dimana akan menggunakan hak pilihnya. Ketentuan ini berlaku pada warga rantauan ataupun yang bekerja di luar negeri. Sehingga upaya ini bisa mendongkrak lebih banyak partisipasi masyarakat memakai hak suaranya.
“Jangan sampai namanya masih terdaftar di TPS Buleleng tetapi orangnya di Denpasar atau Jakarta. Sama halnya dengan pekerja kapal pesiar yang tidak memungkinkan pulang mendadak saat pemilihan, kenapa tidak pindah memilih di luar negeri, itu bisa dilakukan lebih awal saat pemutakhiran data,” ujar pria asal Desa Susut/Kecamatan Susut, Bangli ini.
Sementara itu Perbekel Desa Suwug Ketut Suadnyana membenarkan jika partisipasi warganya pada Pemilu 2019 sangat rendah. Dari 7.200 Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang hadir ke TPS hanya 2.400 orang. Hal itu dikarenakan hampir 60 persen warga Desa Suwug adalah warga rantau yang bekerja di sektor pariwisata, garmen di wilayah Bali selatan.
Relawan DP3 ini pun diapresiasi Suadnyana untuk meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilu 2024 mendatang. “Relawan yang dilibatkan dari berbagai unsur masyarakat, harapannya sosialisasi Pemilu 2024 mendatang bisa lebih masif. Kami menyarankan juga kepada KPU Buleleng untuk lebih memasifkan sosialisasi digital, mengingat perkembangan teknologi saat ini,” kata Suadnyana. *k23
1
Komentar