Lantai Dua Ruko Ludes Terbakar, Istri dan Anak Nyaris Terjebak
“Saya gedor-gedor pintu tetap saja tidak bangun istri saya, terpaksa saya dobrak pintunya dan saya minta dia agar cepat turun menyelamatkan diri”
DENPASAR, NusaBali
Lantai dua sebuah ruko yang menjual buah di Pasar Anyar Sari, Kelurahan Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, Kamis (30/3) siang ludes terbakar. Kebakaran ruko yang dikontrak oleh Ni Komang Sri Widari dan suaminya I Putu Sumadiasa asal Banjar Bale Agung, Desa Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, itu terjadi sekitar pukul 13.00 Wita. Dugaan awal, sumber api berasal dari dupa yang masih menyala dan mengenai kabel listrik yang menyebabkan korsleting di kamar suci lantai dua ruko tersebut.
Ketut Suartana, 25, menantu Ni Komang Sri Widari mengatakan, saat kejadian, ia sedang berada di lantai satu menurunkan buah semangka yang dijualnya sehari-hari bersama mertuanya.
Tiba-tiba tetangga yang berada di sekitar pasar tersebut berteriak bahwa lantai dua rukonya kebakaran. Suartana pun bergegas melihatnya. Ternyata, dari ruko yang ditempati 7 orang itu, api semakin membesar. Sontak saja ia lari ke ke atas untuk menyelamatkan anak keduanya yang baru berumur 1 tahun dan istrinya yang saat itu sedang tidur pulas.
"Saya tahu dari tetangga, setelah saya lihat dan api semakin membesar saya lari ke atas, saya gedor-gedor pintu tetap saja tidak bangun istri saya, terpaksa saya dobrak pintunya dan saya minta dia agar cepat turun menyelamatkan diri," ujarnya.
Warga yang mengetahui kejadian itu tidak bisa berbuat apa-apa karena api sudah membesar. Setelah berselang beberapa menit, Pemadam Kebakaran Pos Cokroaminoto datang untuk memadamkan api, disusul dengan pemadam dari Pos Mahendradata dan dilanjutkan Pos Badung, dengan 3 armada akhirnya api bisa dijinakkan. Masih beruntung kobaran api tidak merembet ke lantai satu tempat buah semangka yang dijualnya. “Tidak kena sampai lantai satu, tapi barang-barang kami yang berada di atas semua ludes tidak tersisa, ada TV 2 unit, kulkas 2 unit, mini bar untuk minuman, frezer, playstation, kasir, pakaian semua ludes terbakar tanpa tersisa satupun, hanya baju kami ini saja yang tersisa. Palinggih Surya sama palinggih biasa, kamar suci, dan 2 kamar kami juga tak tersisa. Hanya buah yang di bawah saja (lantai satu), karena kami hanya ingat menyelamatkan diri ke luar, tidak sempat mengambil barang-barang," ujarnya.
Sementara istri Suartana, Putus Siska Anggarayeni, 21, mengakui saat kejadian, ia tengah tertidur dengan anaknya yang kedua, sementara anak pertamanya yang berumur 4 tahun berada di bawah dengan nenek dan suaminya. "Tiba-tiba saya digedor dan mendapati asap sudah mengepul ke dalam. Saya langsung bergegas turun dengan suami dan anak. Tidak dapat menyelamatkan apapun," ujarnya yang masih tampak syok.
Kapolsek Denpasar Barat Kompol Wisnu Wardana mengatakan, petugas kepolisian dari Inafis langsung melakukan olah TKP. Selain itu, anggota juga menggali keterangan sejumlah saksi. Dari pemeriksaan awal, api diduga berasal dari sisa api dupa yang membakar wadah penyimpanannya. Apalagi, wadah tersebut berhubungan langsung dengan sebuah kabel listrik di belakangnya. “Karena panas, api ini membesar dan merembet ke kabel listrik. Saat itulah terjadi korsleting dan terbakar seluruh bangunan di lantai II itu,” jelasnya.
Meski tidak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Pasalnya, tidak ada barang-barang berharga yang berhasil diselamatkan dari lantai dua. “Kalau dugaan kebaakaran itu memang api dupa. Tapi, kita masih dalami. Untuk kerugiannya belum bisa dibeberkan. Kita masih menggali keterangan sang pemilik dan menunggu hasilnya,” ujarnya.
Sementara Sri Widari sebagai pemilik dagangan yang mengontrak ruko tersebut masih belum mau berbicara banyak. Namun dia memperkirakan kerugian yang dialaminya mencapai mencapai ratusan juta. * cr63, dar
Lantai dua sebuah ruko yang menjual buah di Pasar Anyar Sari, Kelurahan Padangsambian Kaja, Denpasar Barat, Kamis (30/3) siang ludes terbakar. Kebakaran ruko yang dikontrak oleh Ni Komang Sri Widari dan suaminya I Putu Sumadiasa asal Banjar Bale Agung, Desa Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, itu terjadi sekitar pukul 13.00 Wita. Dugaan awal, sumber api berasal dari dupa yang masih menyala dan mengenai kabel listrik yang menyebabkan korsleting di kamar suci lantai dua ruko tersebut.
Ketut Suartana, 25, menantu Ni Komang Sri Widari mengatakan, saat kejadian, ia sedang berada di lantai satu menurunkan buah semangka yang dijualnya sehari-hari bersama mertuanya.
Tiba-tiba tetangga yang berada di sekitar pasar tersebut berteriak bahwa lantai dua rukonya kebakaran. Suartana pun bergegas melihatnya. Ternyata, dari ruko yang ditempati 7 orang itu, api semakin membesar. Sontak saja ia lari ke ke atas untuk menyelamatkan anak keduanya yang baru berumur 1 tahun dan istrinya yang saat itu sedang tidur pulas.
"Saya tahu dari tetangga, setelah saya lihat dan api semakin membesar saya lari ke atas, saya gedor-gedor pintu tetap saja tidak bangun istri saya, terpaksa saya dobrak pintunya dan saya minta dia agar cepat turun menyelamatkan diri," ujarnya.
Warga yang mengetahui kejadian itu tidak bisa berbuat apa-apa karena api sudah membesar. Setelah berselang beberapa menit, Pemadam Kebakaran Pos Cokroaminoto datang untuk memadamkan api, disusul dengan pemadam dari Pos Mahendradata dan dilanjutkan Pos Badung, dengan 3 armada akhirnya api bisa dijinakkan. Masih beruntung kobaran api tidak merembet ke lantai satu tempat buah semangka yang dijualnya. “Tidak kena sampai lantai satu, tapi barang-barang kami yang berada di atas semua ludes tidak tersisa, ada TV 2 unit, kulkas 2 unit, mini bar untuk minuman, frezer, playstation, kasir, pakaian semua ludes terbakar tanpa tersisa satupun, hanya baju kami ini saja yang tersisa. Palinggih Surya sama palinggih biasa, kamar suci, dan 2 kamar kami juga tak tersisa. Hanya buah yang di bawah saja (lantai satu), karena kami hanya ingat menyelamatkan diri ke luar, tidak sempat mengambil barang-barang," ujarnya.
Sementara istri Suartana, Putus Siska Anggarayeni, 21, mengakui saat kejadian, ia tengah tertidur dengan anaknya yang kedua, sementara anak pertamanya yang berumur 4 tahun berada di bawah dengan nenek dan suaminya. "Tiba-tiba saya digedor dan mendapati asap sudah mengepul ke dalam. Saya langsung bergegas turun dengan suami dan anak. Tidak dapat menyelamatkan apapun," ujarnya yang masih tampak syok.
Kapolsek Denpasar Barat Kompol Wisnu Wardana mengatakan, petugas kepolisian dari Inafis langsung melakukan olah TKP. Selain itu, anggota juga menggali keterangan sejumlah saksi. Dari pemeriksaan awal, api diduga berasal dari sisa api dupa yang membakar wadah penyimpanannya. Apalagi, wadah tersebut berhubungan langsung dengan sebuah kabel listrik di belakangnya. “Karena panas, api ini membesar dan merembet ke kabel listrik. Saat itulah terjadi korsleting dan terbakar seluruh bangunan di lantai II itu,” jelasnya.
Meski tidak ada korban jiwa, namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Pasalnya, tidak ada barang-barang berharga yang berhasil diselamatkan dari lantai dua. “Kalau dugaan kebaakaran itu memang api dupa. Tapi, kita masih dalami. Untuk kerugiannya belum bisa dibeberkan. Kita masih menggali keterangan sang pemilik dan menunggu hasilnya,” ujarnya.
Sementara Sri Widari sebagai pemilik dagangan yang mengontrak ruko tersebut masih belum mau berbicara banyak. Namun dia memperkirakan kerugian yang dialaminya mencapai mencapai ratusan juta. * cr63, dar
1
Komentar