Angka ODGJ Tabanan Meningkat
Hanya dalam tujuh bulan terjadi penambahan 24 ODGJ. Bertambahnya penderita masalah mental ini disinyalir dipicu faktor ekonomi.
TABANAN, NusaBali
Penderita disabilitas mental atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Tabanan meningkat dalam waktu tujuh bulan terakhir.
Dari data Dinas Sosial Tabanan, per Desember 2021 jumlah ODGJ hanya berjumlah 606, kini per Juni 2022 mencapai 630 orang.
Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Tabanan, Driana Rika Rona mengatakan, bertambah penderita disabilitas mental ini masih disebabkan karena faktor ekonomi.
"Peningkatan ini terjadi karena masih adanya keterbatasan ekonomi, khususnya bagi keluarganya. Karena faktor ekonomi inilah, banyak keluarga yang memilih menelantarkan keluarganya yang ODGJ," ungkap Driana Rika Rona, Jumat (1/7).
Dari 630 ODGJ ini dipastikan pendataannya sudah merata di seluruh kecamatan. Meskipun ditemui ada yang berkeliaran, itu dikarenakan keluarga yang mengurus tidak maksimal. "Yang berkeliaran sudah terdata dia tidak terlantar, ini karena keluarganya yang mengurus belum maksimal," jelasnya.
Sementara mengenai dengan ODGJ yang dipasung, Rika Rona menyebutkan sejak tahun 2017 Tabanan sudah bebas pasung. Kendatipun demikian pihaknya akan tetap memantau perkembangannya. "Kita sekarang sudah bebas pasung baik yang dikurung di kamar, hingga dirantai,"sebutnya.
Dia menambahkan mengenai dengan penanganan ODGJ di saat ada yang kambuh, Rika menyebutkan telah memiliki tim gabungan TPKJM (Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat). Tim ini terdiri dari OPD, Satpol PP, Dinasos, Dinas Pendidikan dan lainnya. "Jadi begitu ada yang kambuh tim ini yang turun membantu," tandasnya. *des
Dari data Dinas Sosial Tabanan, per Desember 2021 jumlah ODGJ hanya berjumlah 606, kini per Juni 2022 mencapai 630 orang.
Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kabupaten Tabanan, Driana Rika Rona mengatakan, bertambah penderita disabilitas mental ini masih disebabkan karena faktor ekonomi.
"Peningkatan ini terjadi karena masih adanya keterbatasan ekonomi, khususnya bagi keluarganya. Karena faktor ekonomi inilah, banyak keluarga yang memilih menelantarkan keluarganya yang ODGJ," ungkap Driana Rika Rona, Jumat (1/7).
Dari 630 ODGJ ini dipastikan pendataannya sudah merata di seluruh kecamatan. Meskipun ditemui ada yang berkeliaran, itu dikarenakan keluarga yang mengurus tidak maksimal. "Yang berkeliaran sudah terdata dia tidak terlantar, ini karena keluarganya yang mengurus belum maksimal," jelasnya.
Sementara mengenai dengan ODGJ yang dipasung, Rika Rona menyebutkan sejak tahun 2017 Tabanan sudah bebas pasung. Kendatipun demikian pihaknya akan tetap memantau perkembangannya. "Kita sekarang sudah bebas pasung baik yang dikurung di kamar, hingga dirantai,"sebutnya.
Dia menambahkan mengenai dengan penanganan ODGJ di saat ada yang kambuh, Rika menyebutkan telah memiliki tim gabungan TPKJM (Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat). Tim ini terdiri dari OPD, Satpol PP, Dinasos, Dinas Pendidikan dan lainnya. "Jadi begitu ada yang kambuh tim ini yang turun membantu," tandasnya. *des
1
Komentar