Seru! Perlombaan Megala-gala Digelar di Bajra Sandhi
DENPASAR, NusaBali.com – Maraknya permainan modern atau game online membuat semakin berkurangnya minat anak-anak terhadap permainan tradisional ini. Namun, eksistensi permainan tradisional kini bangkit kembali.
Terlihat dari serangkaian kegiatan Jantra Tradisi Bali II tahun 2022 bertempat di Lapangan Timur Bajra Sandhi Denpasar, Sabtu (2/7/2022), puluhan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bali mengikuti perlombaan permainan tradisional Megala-gala.
Gala dalam bahasa Bali berarti rintangan. Dalam permainan ini satu regu atau satu tim wajib melewati rintangan tim lawan yang dibatasi oleh beberapa tanda garis tanpa tersentuh.
“Selain dibutuhkan kecepatan dalam berlari, kerjasama antara anggota tim juga menjadi penentu utama permainan ini. Walau peraturan dalam lomba kali ini banyak dimodifikasi oleh juknis yang telah disepakati di nasional,” jelas Gede Hendri, selaku koordinator wasit Megala-gala.
Perlombaan Megala-gala ini dikhususkan bagi peserta putri umur 13-15 tahun dari lima kabupaten/kota, yakni, Karangasem, Gianyar, Tabanan, Denpasar dan Badung.
“Satu tim terdiri dari lima orang pemain inti dan dua orang pemain cadangan. Waktu dalam permainan 2 x 10 menit saja,” jelas Gede Hendri yang juga bertugas di KPOTI Provinsi Bali.
Antusias peserta dalam mengikuti perlombaan Megala-gala ini dijelaskan oleh Wayan Sariata yang bercerita bahwa terkait dengan persiapan anak didiknya yang sudah matang “Kami Latihan kurang lebih tiga minggu, jadi setiap hari anak-anak latihan dari pagi sampai pukul 10.00 Wita,” ujar Sariata, selaku pembina SMPN 1 Amlapura.
Antusias yang tinggi membuat SMPN 1 Amlapura melakukan seleksi. “Dari 20 siswi yang ikut seleksi mengerucut menjadi 15, kemudian diperkecil lagi menjadi 7 orang siswi saja,” paparnya.
Siswinya pun mengaku, bahwa tidak ada keterpaksaan dalam pemilihan lomba Megala-gala ini. Mereka mengaku bangga dan senang ikut andil memeriahkan acara Jantra Tradisi Bali II Tahun ini. “Tidak ada keterpaksaan sama sekali, kami sangat senang bisa ikut lomba yang sekaligus juga melestarikan permainan tradisional Bali,” tegas Ni Komang Juliantari Dewi selaku Kapten dari Tim SMPN 1 Amlapura.
Lomba ini termasuk upaya dari Pemerintah Provinsi Bali dan juga sebagai misi Gubernur Bali Wayan Koster untuk melestarikan budaya.
“Kita bisa membangkitkan kembali nilai-nilai budaya dari olahraga tradisional ini. Membangkitkan semangat generasi muda, di balik permainan ini ada kerjasama, semangat, bagaimana mereka menjaga kesehatan dan tetap melestarikan budaya mewariskan leluhurnya,” pesan Ida Bagus Alit Surya, Kepala Bidang Tradisi dan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Tambah Bagus Alit, 48, pemenang dalam lomba Megala-gala ini akan dipersiapkan dalam Pekan Kebudayaan Nasional 2023 mendatang. “Permainan ini dipilih karena permainan ini salah satu yang akan dilombakan di Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Jadi kami melakukan persiapan mulai dari sekarang untuk mendapat kandidat terbaik,” paparnya.
Keunikan dalam perlombaan ini juga terlihat dari pakaian peserta. Para peserta menggunakan pakaian khas Bali seperti kamen, selendang, dan juga bunga di kepala yang sudah dimodifikasi.
Hal ini juga berguna untuk menunjukkan bahwa walaupun sedang melakukan olahraga ini, tak melupakan eksistensi terhadap budaya Bali. *ris
Komentar