Kasus PMK Teridentifikasi di Bangli
2 Ekor Sapi di Buahan, Kintamani, Positif
BANGLI, NusaBali
Dua ekor sapi di Banjar Tabih, Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, Bangli dipastikan positif menderita penyakit kuku dan mulut (PMK).
Hal tersebut diperkuat dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada Jumat (1/7). Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Made Alit Parwata, mengatakan pihaknya turun ke Banjar Tabih untuk melakukan pengecekan. Pada satu kadang terdapat dua ekor sapi dengan kondisi mulut berbusa.
“Kami turun bersama tim Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali pada Jumat (1/7) pagi. Dilakukan uji sampel terhadap sapi tersebut,” ungkap Alit Parwata ketika dikonfirmasi, Sabtu (2/7).
Menurut Alit Parwata, dari uji sampel pada sapi tersebut hasilnya menunjukkan positif PMK. Awalnya hanya satu ekor, namun sudah menular pada sapi lainnya yang berada dalam satu kandang. Dari penelusuran diketahui sapi tersebut dibeli pada 26 Juni lalu di Pasar Hewan Kayuambua, Kecamatan Susut, Bangli. Sapi tersebut berasal dari kabupaten lain.
“Setelah dilakukan penelusuran diketahui jika sapi itu asal dari luar Bangli,” kata Alit Parwata. Namun Alit Parwata enggan menyebutkan kabupaten yang menjadi asal sapi tersebut.
Dikatakannya, saat dibeli sapi dalam kondisi sehat. Tetapi tidak diketahui kapan virus tersebut masuk, lantaran ada masa inkubasi.
Sementara itu pasca ditetapkan positif PMK, sapi tersebut sudah mendapat penanganan. Selain itu dalam pemeliharaan sapi tersebut agar tidak melibatkan banyak orang. “Cukup satu orang yang merawat. Setelah dari kandang tersebut agar tidak mendatangi kandang lainnya. Hal itu sudah kami tekankan kepada pemilik sapi,” tegas Alit Parwata.
Mantan Kepala Dinas Penanam Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bangli ini menyampaikan, dinas sudah melakukan upaya edukasi kepada para peternak. Untuk sementara para peternak khususnya di Banjar Tabih diminta untuk tidak membawa masuk hewan ternak dari luar. Begitu juga sebaliknya, peternak dianjurkan tidak mengirim hewan ke luar wilayah. Kemudian untuk hewan yang sakit agar tidak dipindah-pindahkan.
Terkait temuan kasus PMK ini, Alit Parwata sudah melapor ke pemerintah pusat. Selain itu mengusulkan jumlah hewan ternak untuk divaksinasi. “Kami sudah laporkan kondisi saat ini, dan populasi hewan ternak di Bangli, baik itu sapi, kambing, dan babi,” imbuhnya.
Adapun populasi sapi di Bangli sebanyak 68.888 ekor, babi sebanyak 49.452 ekor, kambing sebanyak 1.723 ekor. Jumlah tersebut tersebar di empat kecamatan di Kabupaten Bangli. “Total populasi hewan ternak sebanyak 120.063 ekor,” sebut Alit Parwata. *esa
1
Komentar