Mengarah PMK, 9 Ekor Sapi di Jembrana Diswab
Tersebar di 4 Lokasi, Areal Kandang Lockdown
NEGARA, NusaBali
Petugas Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana bersama Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar melakukan pengambilan sampel darah dan swab terhadap 9 ekor sapi di Kabupaten Jembrana, Minggu (3/7).
Pengambilan sampel dilakukan setelah beberapa ekor sapi tersebut diketahui menunjukkan gejala klinis yang mengarah terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Sampel 9 ekor sapi itu diambil dari 4 lokasi berbeda. Di antaranya di kandang salah satu kelompok Simantri di Banjar Petapan Kelod, Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo. Dari 18 ekor sapi di kandang Simantri tersebut, seluruhnya menunjukkan gejala PMK. Namun dari 18 ekor sapi itu, ada 4 ekor sapi yang dijadikan sampel.
Sementara 3 lokasi lainnya adalah di Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, di Banjar/Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, dan di Banjar Katulampa, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya. Di Lingkungan Bilukpoh sebenarnya ada 1 ekor sapi yang menunjukkan gejala PMK dari 3 ekor sapi di areal lingkungan kandang setempat. Namun pengambilan sampel dilakukan terhadap 2 ekor sapi (1 ekor sapi yang mengarah PMK dan 1 sapi yang sehat).
Kemudian di Banjar Banyubiru, ada 2 ekor sapi dalam satu satu kandang yang keduanya menunjukkan gejala PMK dan dijadikan sampel. Sementara di salah satu kandang warga di Banjar Katulampa, dari populasi 2 ekor, diambil sampel terhadap 1 ekor sapi yang mengarah PMK. "Jadi ada 9 sampel yang diambil. Sampel itu akan dicek laboratorium," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama yang juga sempat turun saat pengambilan sampel sapi ke sejumlah lokasi.
Menurut Sutama, dari informasi yang diterimanya hasil uji laboratorium itu baru akan diketahui dalam beberapa hari ke depan. Sambil menunggu hasil uji laboratorium, telah diambil kebijakan untuk melakukan lockdown di 4 lokasi kandang yang mengarah PMK tersebut. "Pengiriman ternak masuk ataupun keluar Bali memang sudah ditutup. Kita juga minta agar areal kandang yang sapinya ada indikasi mengarah PMK itu juga lockdown. Dalam artian jangan dulu menerima orang ataupun lalu lintas ternak ke kandang," ucap Sutama.
Sebelumnya, sambung Sutama, sudah sempat dilakukan sterilisasi dengan penyemprotan disinfektan ke sejumlah kandang tersebut. Begitu juga sempat dilakukan upaya pemberian vitamin termasuk obat kepada sejumlah sapi yang menunjukkan gejala PMK. "Beberapa sapi yang sebelumnya sama sekali tidak mau makan, sudah ada mau makan. Tetapi kita juga masih menunggu hasil. Mudah-mudahan saja negatif," ucap Sutama.
Sutama mengatakan, saat ini Jembrana memiliki populasi sapi sebanyak 35.131 ekor. Setelah PMK merebak di beberapa daerah luar Bali pada bulan Mei 2022 lalu, pihaknya sudah menyebar Surat Edaran (SE) Bupati Jembrana terkait antisipasi atau pencegahan PMK. Termasuk dari jajaran Forkopimda juga telah melakukan pemantauan ke peternak sapi.
Namun, sambung Sutama, banyak faktor yang menyebabkan kasus PMK muncul di Bali.
Seperti dari aktivitas lalulintas ternak, alat transportasi, pakan, dan lainnya. Untuk itu, dirinya mengimbau kepada para peternak agar menerapkan biosekuriti yang ketat. Selain pada kandang, lalulintas ternak termasuk peternak sendiri juga harus diperhatikan dan benar-benar steril saat masuk kandang.
"Intinya jaga kebersihan kandang. Sebelum memberi makan ternak, kalau bisa mandi dulu, ganti pakaian. Batasi dulu mengunjungi ternak-ternak lainnya. Dan kalau ada ternak sakit, agar segera melapor ke petugas Medikvet (Medik Veteriner) kita yang juga sudah ada di tiap kecamatan," pungkas Sutama.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bali akhirnya dinyatakan positif terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Untuk sementara berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium sudah 63 ekor sapi yang positif PMK di Bali. Rincian 63 ekor sapi tersebut tersebar di 3 (tiga) lokasi, yakni di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, Buleleng 21 ekor, di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar 38 ekor dan di Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem sebanyak 4 ekor.
Dari jumlah tersebut di dua lokasi sudah dilakukan stamping out atau pemotongan paksa, yakni di Desa Lokapaksa, Buleleng dan di Medahan, Gianyar. Sedang yang di Desa Rendang, Karangasem belum dilakukan stamping out, namun segera akan dilakukan pemotongan paksa untuk pencegahan penularan PMK.
Informasi soal PMK yang sudah positif menjangkiti ternak sapi di Bali ini dibenarkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Dr I Wayan Sunada SP MAgb. “Ini sudah berdasarkan hasil pemeriksaan lab,” jelas Sunada tentang kepastian merebaknya PMK di Bali melalui sambungan telepon, Jumat (1/7). *ode
Komentar