nusabali

Pasar Hewan Beringkit Berpotensi Merugi Rp 2 Miliar

Akibat Virus PMK Merebak di Bali

  • www.nusabali.com-pasar-hewan-beringkit-berpotensi-merugi-rp-2-miliar

Mengantisipasi penyebaran PMK, setiap sapi yang akan masuk disemprot disinfektan dan diperiksa kelengkapan dokumenya.

MANGUPURA, NusaBali
Merebaknya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Bali berimbas pada jumlah transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit yang berlokasi di Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi. Bahkan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Mangu Giri Sedana memperkirakan akibat isu PMK, Pasar Hewan Beringkit berpotensi mengalami kerugian hingga Rp 2 miliar, khusus untuk momentum Idul Adha tahun ini.

Direktur Utama Perumda Pasar Mangu Giri Sedana I Made Sukantra didampingi Direktur Operasional I Wayan Astika, Senin (4/7) mengatakan, menjelang Idul Adha biasanya transaksi jual beli sapi sangat tinggi. Dalam satu kali pasaran, transaksi mampu mencapai ribuan ekor. Namun, karena ada informasi merebaknya PMK di Bali serta distopnya pengiriman sapi Bali ke luar daerah, menyebabkan transasksi anjlok.

“Sudah pasti kita mengalami kerugian dan pendapatan berkurang sekitar Rp 2 miliar. Transaksi jual beli sapi menjelang Idul Adha yang biasanya tinggi, tapi karena ada PMK ini penjualan sapi menurun. Menjelang Idul Adha sekarang, paling banyak penjualan sapi 700 ekor per hari, pada tahun-tahun sebelumnya mencapai ribuan,” kata Sukantra.

Penurunan transaksi, kata Sukantra, sejatinya tidak hanya terjadi saat wabah PMK merebak. Namun saat adanya Covid-19, pihaknya juga sudah merugi, karena transaksi di Pasar Hewan Beringkit berkurang. Apalagi kini ditambah dengan adanya PMK membuat transaksi sapi di Pasar Hewan Beringkit menurun drastis. “Tapi kami juga bisa berbuat banyak. Sebab pengiriman sapi keluar daerah tidak bisa dilakukan, meski permintaan sangat banyak karena sapi Bali sangat diminati,” kata Sukantra lagi.

Sukantra melanjutkan, untuk mengantisipasi penyebaran PMK, pihaknya mulai memperketat masuknya sapi ke Pasar Hewan Beringkit. “Pertama kami periksa dokumennya untuk memastikan asal muasal sapi dan pemiliknya. Setelah itu dilakukan penyemprotan disinfektan untuk penyebaran virus,” tegasnya. *ind

Komentar