Puluhan Anak Tercecer dari Jalur Zonasi
Orang tua siswa pun berharap masalah ini bisa diperbaiki.
GIANYAR, NusaBali
88 anak tercecer atau tidak mendapatkan sekolah dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) menggunakan sistem zonasi. Hal ini terungkap dalam rapat yang difilitasi kepala Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar, Senin (4/7).
Dalam rapat tersebut, terungkap dari 6 sekolah dasar di Desa Saba, hanya dua sekolah yang masuk, yakni SD Negeri 2 Saba yang berlokasi di Banjar Blangsinga memenuhi zonasi di SMP Negeri 1 Blahbatuh. Satu lagi, SD Negeri 3 Saba yang berlokasi di Banjar Saba memenuhi zonasi di SMP Negeri 2 Blahbatuh. Selebihnya tidak ada siswa yang memenuhi sistem zonasi tersebut.
Salah satu orang tua siswa mengungkapkan, dalam proses pendaftaran sekolah sudah berproses sesuai prosedur. Pendaftarannya pun sudah ditentukan sesuai dengan sistem aplikasi. Namun dari 35 siswa di SD Negeri 1 Saba satu pun tidak diterima.
“Saya ikuti, sistemnya sudah bener sesuai aplikasi. Dulu masuk SMP 2 Blahbatuh sudah diperbaiki, aman dari titik kordinat berubah ke SMP 1 Blahbatuh. Tapi malah satu pun tidak diterima. Apakah kuotanya dikurangi atau bagaimana,” ujarnya.
Orang tua siswa pun berharap masalah ini bisa diperbaiki. Agar tidak terulang kembali, selalu terjadi. “Sebab kedepan permasalahan pasti sama, tidak diterima kuotanya dikurangi atau gimana. Kalau tidak mencakupi zona itu, bagaimana solusi. Saya sebagai orang tua jadi brarabere, dari Bonbiu, Banda, Pinda tidak ada yang diterima, seperti terbuang,” ujarnya.
Kepala Sekolah SD Negeri 4 Saba, I Gusti Ketut Sinia, mengatakan pihaknya sudah melakukan pendaftaran siswa melalui jakur zonasi sesuai prosedur. Memang diakuinya sangat terasa sekali wilayahnya tidak masuk zonasi. Hanya ada satu siswanya yang lolos karena melalui jalur prestasi. “Pihak sekolah sudah melakukan proses sesui prosedur. Sangat terasa sekali, kita tidak termasuk zonasi. Berharap bisa dibantu. Banda, Bonbiu, dan Pinda sama,” ujarnya.
Pihak desa telah bersurat ke dinas pendidikan. Perbekel Saba, Ketut Redhana mengatakan pihaknya diarahkan untuk menghadap ke dinas pendidikan untuk mencari solusi permasalah ini. “Dan sesuai arahan akan diterima hari ini bersama kepala sekolah, kami hanya memfasilitasi, semoga ada jalan keluar, sebab kasian anak-anak kita yang tercecer,” jelasnya.
Sementara itu, informasi dilapangan tidak diterimanya sejumlah anak ini akibat penuhnya kuota di SMP yang menjadi zonasi wilayah banjar Bonbiu, Banda, Pinda dan sebagian Saba. Penuhnya siswa tersebut ditengarai banyaknya siswa titipan dari anggota dewan. “Saya dengar kalau melalui anggota dewan bisa lolos, karena ada beberapa teman-teman menyarankan seperti itu karena tahun lalu anaknya juga demikian, tapi saya ikuti sesui prosedur dulu,” imbuh salah seorang orang tua siswa.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Gianyar I Made Suradnya mengatakan untuk hasil rapat puluhan anak tercecer zonasi tersebut pihaknya akan mendata terlebih dahulu untuk melihat sekolah yang masih ada rombel untuk menampung. "Pada prinsipnya kita tata dulu, kita akan melihat dulu mana sekolah yang mungkin masih ada kelas yang bisa menampung," ujarnya.
Pihaknya pun mengerti kecemasan orang tua jika anaknya tidak mendapatkan sekolah. Namun pihak akan berusaha agar anak-anak mendapatakan pendidikan layak sebagaimana amanat undang-undang.
Dia membantah jika habisnya kuota di zonasi SMP Negeri 1 Blahbatuh akibat dari adanya banyaknya titipan anggota dewan. "Berapapun tercecer kita tata dulu. Untuk titipan ten pak, nike memang data yang masih tercecer," ujarnya.*nvi
Dalam rapat tersebut, terungkap dari 6 sekolah dasar di Desa Saba, hanya dua sekolah yang masuk, yakni SD Negeri 2 Saba yang berlokasi di Banjar Blangsinga memenuhi zonasi di SMP Negeri 1 Blahbatuh. Satu lagi, SD Negeri 3 Saba yang berlokasi di Banjar Saba memenuhi zonasi di SMP Negeri 2 Blahbatuh. Selebihnya tidak ada siswa yang memenuhi sistem zonasi tersebut.
Salah satu orang tua siswa mengungkapkan, dalam proses pendaftaran sekolah sudah berproses sesuai prosedur. Pendaftarannya pun sudah ditentukan sesuai dengan sistem aplikasi. Namun dari 35 siswa di SD Negeri 1 Saba satu pun tidak diterima.
“Saya ikuti, sistemnya sudah bener sesuai aplikasi. Dulu masuk SMP 2 Blahbatuh sudah diperbaiki, aman dari titik kordinat berubah ke SMP 1 Blahbatuh. Tapi malah satu pun tidak diterima. Apakah kuotanya dikurangi atau bagaimana,” ujarnya.
Orang tua siswa pun berharap masalah ini bisa diperbaiki. Agar tidak terulang kembali, selalu terjadi. “Sebab kedepan permasalahan pasti sama, tidak diterima kuotanya dikurangi atau gimana. Kalau tidak mencakupi zona itu, bagaimana solusi. Saya sebagai orang tua jadi brarabere, dari Bonbiu, Banda, Pinda tidak ada yang diterima, seperti terbuang,” ujarnya.
Kepala Sekolah SD Negeri 4 Saba, I Gusti Ketut Sinia, mengatakan pihaknya sudah melakukan pendaftaran siswa melalui jakur zonasi sesuai prosedur. Memang diakuinya sangat terasa sekali wilayahnya tidak masuk zonasi. Hanya ada satu siswanya yang lolos karena melalui jalur prestasi. “Pihak sekolah sudah melakukan proses sesui prosedur. Sangat terasa sekali, kita tidak termasuk zonasi. Berharap bisa dibantu. Banda, Bonbiu, dan Pinda sama,” ujarnya.
Pihak desa telah bersurat ke dinas pendidikan. Perbekel Saba, Ketut Redhana mengatakan pihaknya diarahkan untuk menghadap ke dinas pendidikan untuk mencari solusi permasalah ini. “Dan sesuai arahan akan diterima hari ini bersama kepala sekolah, kami hanya memfasilitasi, semoga ada jalan keluar, sebab kasian anak-anak kita yang tercecer,” jelasnya.
Sementara itu, informasi dilapangan tidak diterimanya sejumlah anak ini akibat penuhnya kuota di SMP yang menjadi zonasi wilayah banjar Bonbiu, Banda, Pinda dan sebagian Saba. Penuhnya siswa tersebut ditengarai banyaknya siswa titipan dari anggota dewan. “Saya dengar kalau melalui anggota dewan bisa lolos, karena ada beberapa teman-teman menyarankan seperti itu karena tahun lalu anaknya juga demikian, tapi saya ikuti sesui prosedur dulu,” imbuh salah seorang orang tua siswa.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Gianyar I Made Suradnya mengatakan untuk hasil rapat puluhan anak tercecer zonasi tersebut pihaknya akan mendata terlebih dahulu untuk melihat sekolah yang masih ada rombel untuk menampung. "Pada prinsipnya kita tata dulu, kita akan melihat dulu mana sekolah yang mungkin masih ada kelas yang bisa menampung," ujarnya.
Pihaknya pun mengerti kecemasan orang tua jika anaknya tidak mendapatkan sekolah. Namun pihak akan berusaha agar anak-anak mendapatakan pendidikan layak sebagaimana amanat undang-undang.
Dia membantah jika habisnya kuota di zonasi SMP Negeri 1 Blahbatuh akibat dari adanya banyaknya titipan anggota dewan. "Berapapun tercecer kita tata dulu. Untuk titipan ten pak, nike memang data yang masih tercecer," ujarnya.*nvi
Komentar