nusabali

Demokrat Dukung Sikap Pastika Tidak Bangun Politik Dinasti

  • www.nusabali.com-demokrat-dukung-sikap-pastika-tidak-bangun-politik-dinasti

Internal Demokrat dukung sikap Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk tidak membangun politik dinasti dalam Pilgub Bali 2018 mendatang.

DENPASAR, NusaBali
Sikap politik yang ditunjukkan Gubernur Pastika dinilai sebagai sikap yang mengedepankan kejujuran, elegan, tidak KKN, dan tidak aji mumpung.

Adalah Korwil Badung DPD Demokrat Bali, AA Gde Gerana Putra alias Gung Granat, yang menyatakan salut dan dukung penuh sikap politik Gubernur Pastika tersebut kepada NusaBali di Denpasar, Jumat (31/3). Gung Granat menyebutkan, sikap Gubernur Pastika tidak merestui pasangan I Ketut Sudikerta-Ni Made Ayu Putri Pastika (Paket Kerta-Ayu) yang diwacanakan Golkar sebagai Cagub-Cawagub Bali ke Pilgub 2018, bukanlah memotong hak demokrasi seseorang.

Menurut Gung Granat, Gubernur Pastika yang notabene anggota Dewan Pembina DPP Demokrat telah memberikan panutan bahwa pemimpin itu punya sikap jelas terhadap dirinya, keluarga, dan pendukungnya. “Sikap politik yang ditunjukkan Pak Mangku Pastika adalah sikap yang mengedepankan kejujuran, elegan, tidak KKN, dan tidak aji mumpung. Kami sebagai kader Demokrat sangat salut dengan sikap beliau,” tandas mantan Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Bali 2009-2014 ini.

Gung Granat menyatakan tidak banyak politisi seperti Gubernur Pastika, yang justru memilih tidak menyodorkan keluarga atau memainkan politik dinasti (keluarga) ketika berkuasa. Pastika justru tidak merestui istrinya, Made Ayu Putri, maju tarung ke Pilgub Bali 2018. Alasannya, Pastika tidak mau dicap haus kekuasaan dan rakus.

“Memang harusnya politisi dan seorang pemimpin seperti itu. Kalau tidak, akan dicap rakus dan haus kekuasaan,” ujar pilitisi asal Puri Gerana, Desa/Kecamatan Mengwi, Badung yang notabene mantan Ketua Forum Perbekel Provinsi Bali ini.

Gung Granat menegaskan, kader Demokrat di Bali harus menjadikan sikap seorang Pastika ini sebagai sebuah pijakan dalam menjaga demokrasi yang bermartabat dan bersih dari KKN (korupsi, kolusi, nepotisme). “Nepotisme itu kan kekeluargaan. Ya, Demokrat sudah berani menolak nepotisme dengan sikap anggota Dewan Pembina DPP Pak Mangku Pastika, menolak politik dinasti,” tegas Gung Granat.

Dia mengingatkan, Ketua DPD I Golkar Bali, Ketut Sudikerta, yang menempati posisi Cagub dalam Paket Kerta-Ayu, juga harus menghormati sikap dan keputusan Pastika yang tidak mengizinkan istri, anak, keponakan, saudara, dan keluarga lainnya maju ke Pilgub Bali 2018.”Kita harus hormati keputusan dan sikap Pak Mangku Pastika. Ada pilihan lain, apalagi Pilgub Bali 2018 masih panjang proses dan ta-hapannya.”

Terkait batalnya Paket Kerta-Ayu yang diluncurkan Golkar selaku mitra Demokrat dalam Koalisi Bali Mandara (KBM), menurut Gung Granat, hal itu bukanlah sebuah kegagalan. Tapi, ini sebuah pencarian bentuk. Demokrat siap berkomunikasi dengan Golkar untuk Pilgub Bali 2018.

“Ya, pencarian bentuk itu perlu proses. Masih ada tokoh-tokoh yang bisa dijadikan tandem oleh Calon Gubernur dari Partai Golkar, Saudara Ketut Sudikerta. Tidak usah berkecil hati, akan ada Ayu Pastika lain siap menggantikannya,” kata Gung Granat.

Paket Kerta-Ayu itu sendiri sebelumnya diluncurkan internal Golkar sebagai salahs atu pasangan Cagub-Cawagub ke Pilgub Bali 2018, Sabtu (25/3) lalu. Waktu itu, langsung beredar stiker Paket Kerta-Ayu lengkap berisi foto dan tulisan ‘Bali Mandara Jilid III, Lanjutkan’.

Namun, lima hari kemudian, Kamis (30/3), Gubernur Pastika angkat bicara dan menyatakan tidak meretui istrinya maju tahung ke Pilgub Bali 2018. Alasannya, Pastkika tak mau dicap haus kekuasaan. ”Paket Kerta-Ayu sudah berakhir, klir. Ini sekaligus bantahan dari saya. Dan, saya tidak pernah menyuruh, meminta keluarga saya untuk berpolitik dan maju ke Pilgub Bali. Saya tidak mau dicap haus kekuasaaan,” tegas Pastika kepada NusaBali. * nat

Komentar