110.000 Dosis Vaksin PMK Tiba di Bali
Vaksinasi PMK untuk Sapi Mulai Digeber
DENPASAR, NusaBali
Pemprov Bali lakukan sejumlah langkah untuk mencegah meluasnya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak, terutama sapi, yakni pemotongan bersyarat, vaksinasi ternak, penutupan pasar hewan dan lockdown pergerakan ternak, serta spraying atau penyemprotan cairan disinfektan.
Untuk vaksinasi, Bali sudah mendapat kiriman 110.000 dosis vaksin PMK dari pemerintah pusat. Distribusi sudah dilakukan mulai, Selasa (5/7).
“Sudah, sudah ada. Kemarin malam (Senin 4 Juli) tiba,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Bali I Wayan Sunada usai mengikuti rapat secara daring dengan Dirjen PKH dan Direktur KH Kementerian Pertanian di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jalan WR Supratman, Denpasar, Selasa kemarin. Menurutnya vaksinasi akan dilakukan secara bertahap. Pertama kali divaksinasi adalah ternak sapi yang ada di sekitar kasus PMK.
Petugas yang melakukan vaksinasi sudah siap, yakni dokter hewan yang ada di setiap kabupaten/kota. “Di kabupaten/kota kan sudah ada dokter hewan,” ujarnya. Seandainya kekurangan, sudah ada Satgas PMK yang akan melakukan pengawasan. Sunada memastikan Kabupaten/Kota sudah siap melaksanakan vaksinasi. Setelah vaksinasi akan dilakukan spraying disinfektan secara ketat, pada sumber-sumber atau bekas ternak yang terinfeksi.
Sementara untuk langkah penanggulangan dengan cara pemotongan bersyarat ditargetkan terhadap ternak (sapi) yang terindikasi PMK. Sampai dengan, Selasa kemarin secara kumulatif tercatat 128 ekor sapi yang terindikasi PMK. Dari jumlah tersebut 62 ekor telah dilakukan pemotongan bersyarat. Terus 66 lagi masih sedang dan akan dilaksanakan pemotongan bersyarat.
“Kita tidak melakukan stamping out. Kalau stamping out kita musnahkan. Tapi kita lakukan pemotongan bersyarat. Dagingnya masih bisa dikonsumsi. Tetapi kepala, jeroan, kaki dan kulit harus dibakar. Itu sudah dilakukan,” jelas Sunada.
Dia memastikan daging tersebut aman dikonsumsi, karena PMK tidak bersifat zoonosis. Dia membenarkan pemotongan bersyarat berakibat harga ternak berkurang atau minus. Namun masih bisa terjual. “Tidak rugi-rugi banget,” ujarnya. Kalau sapi itu harganya Rp 14 juta, sekitar Rp 9 juta sudah masuk kantong,” katanya. Walau demikian Sunada mengatakan tetap merupakan kerugian bagi peternak. “Jelas minus. Tetapi ini kan wabah,” ujar birokrat asal Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan ini.
Langkah ini walau merugikan, namun terbukti ampuh mencegah meluasnya wabah PMK. Dia menunjukkan pemotongan bersyarat yang dilakukan terhadap 38 sapi yang terindikasi PMK di Gianyar. Setelah dilakukan pemotongan bersyararat di Gianyar, tidak ada lagi muncul kasus PMK di daerah tersebut.
Sementara untuk di Buleleng, yakni di Desa Lokapaksa, pemotongan bersyarat sebanyak 24 ekor. “ Per hari ini (kemarin) sudah habis. Sudah dilakukan pemotongan bersyarat,” ujarnya. Sedangkan di Kabupaten Karangasem, pemotongan bersyarat sudah mulai bergerak, Selasa kemarin. Targetnya, Selasa (5/7) dan Rabu (7/7) hari ini, semua ternak positif PMK sudah tidak ada lagi. Menurutnya itu langkah cepat yang dilakukan untuk penanggulangan PMK.
“Hari ini dan besok sudah harus selesai. Kalau itu sudah selesai, tidak ada lagi laporan kasus, saya rilis lagi,” ujar Sunada. Sementara itu, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung sudah mulai melakukan vaksinasi yang diawali dengan kegiatan pencanangan dan penyerahan vaksin dari Kementerian Pertanian di Sentra Ternak Sobangan, Mengwi, Selasa kemarin. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana mengungkapkan kegiatan vaksinasi ini akan menyasar semua ternak sapi yang saat ini jumlahnya sekitar 34.141 ekor di Badung. Namun pelaksanaannya dilakukan secara bertahap sesuai ketersediaan vaksin yang diberikan oleh pemerintah pusat.
“Untuk vaksinasi tahap awal ini kami baru mendapatkan alokasi vaksin sebanyak 1.000 dosis. Sesuai arahan dari Kementan akan difokuskan untuk desa dan kelurahan yang jaraknya 3 Km dari sumber penularan. Sehingga kegiatan vaksinasi PMK dalam minggu ini akan diprioritaskan di Kelurahan Kuta, Legian, Seminyak dan Kerobokan Kelod. Selanjutnya akan diperluas agar dapat menjangkau semua desa/kelurahan di Badung,” jelasnya.
Wijana membeberkan, pelaksanaan vaksinasi sebagai salah satu langkah pemerintah untuk mencegah penyebaran PMK.
Pihaknya bersama-sama Satgas Penanganan PMK yang sudah dibentuk dengan melibatkan berbagai instansi akan terus melakukan upaya pencegahan. Di samping melakukan vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan sapi, pihaknya juga berkoordinasi dengan Satgas PMK Badung untuk melakukan penutupan sementara transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit. Hadir dalam acara pencanangan vaksinasi kemarin Deputi BNPB Pusat Brigjen Lukmansyah dan tim dari Kementan RI dan Satgas PMK Badung. Tim Vaksinator Dinas Pertanian dan Pangan bersama Satgas Penanganan PMK Kabupaten Badung juga mulai melakukan kegiatan vaksinasi PMK.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung sudah mulai melakukan vaksinasi yang diawali dengan kegiatan pencanangan dan penyerahan vaksin dari Kementerian Pertanian di Sentra Ternak Sobangan, Selasa kemarin. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, I Wayan Wijana mengungkapkan kegiatan vaksinasi ini akan menyasar semua ternak sapi yang saat ini jumlahnya sekitar 34.141 ekor di Badung. Namun pelaksanaannya dilakukan secara bertahap sesuai ketersediaan vaksin yang diberikan oleh pemerintah pusat.
“Untuk vaksinasi tahap awal ini kami baru mendapatkan alokasi vaksin sebanyak 1.000 dosis. Sesuai arahan dari Kementan akan difokuskan untuk desa dan kelurahan yang jaraknya 3 Km dari sumber penularan. Sehingga kegiatan vaksinasi PMK dalam minggu ini akan diprioritaskan di Kelurahan Kuta, Legian, Seminyak dan Kerobokan Kelod. Selanjutnya akan diperluas agar dapat menjangkau semua desa/kelurahan di Badung,” jelas Mantan Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali ini. Wijana membeberkan, pelaksanaan vaksinasi sebagai salah satu langkah pemerintah untuk mencegah penyebaran PMK.
Pihaknya bersama-sama Satgas Penanganan PMK yang sudah dibentuk dengan melibatkan berbagai instansi akan terus melakukan upaya pencegahan. Di samping melakukan vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan sapi, pihaknya juga berkoordinasi dengan Satgas PMK Badung untuk melakukan penutupan sementara transaksi jual beli sapi di Pasar Hewan Beringkit. Hadir dalam acara pencanangan vaksinasi kemarin Deputi BNPB Pusat Brigjen Lukmansyah dan tim dari Kementan RI dan Satgas PMK Badung. Tim Vaksinator Dinas Pertanian dan Pangan bersama Satgas Penanganan PMK Kabupaten Badung juga mulai melakukan kegiatan vaksinasi PMK.
Sementara setelah sebelumnya ditemukan kasus PMK pada sapi milik warga Banjar Tabih, Kecamatan Kintamani, Bangli kini kasus serupa teridentifikasi di Banjar/Desa Demulih, Kecamatan Susut, Bangli. Ada dua ekor sapi yang terjadi PMK di wilayah ini. Camat Susut, Dewa Apriyanta mengatakan pihaknya menerima laporan bahwa ada sapi milik warga Demulih yang terindikasi PMK. Hal tersebut kemudian dilaporkan ke Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli. Petugas pun telah turun untuk melakukan pemeriksaan.
"Petugas sudah mengunjungi untuk diberikan penanganan lebih lanjut," ungkapnya Selasa kemarin. Petugas sudah melakukan pengambilan sampel. Disebutkan pula di kandang tersebut terdapat 6 ekor sapi dan dua ekor terjangkit PMK. "Pemilik sudah diberikan informasi dan edukasi untuk penanganan sapi yang terserang PMK ini," ujarnya. *k17, ind, esa
Komentar