nusabali

Jatah Vaksin PMK Dinilai Masih Kurang

Buleleng-Jembrana Mulai Vaksinasi Hari Ini

  • www.nusabali.com-jatah-vaksin-pmk-dinilai-masih-kurang

SINGARAJA, NusaBali
Buleleng mendapatkan jatah 1.700 dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Pemerintah Provinsi Bali.

Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng akan memulai vaksinasi PMK pada, Kamis (7/7) hari ini dengan prioritas daerah yang ditemukan kasus PMK, yakni di Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt, dan Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. Sementara perbandingan jatah vaksin dengan jumlah ternak masih sangat jauh. Untuk itu, Buleleng akan berupaya mendapatkan penambahkan jatah vaksin.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng, I Made Sumiarta mengatakan, Desa Lokapaksa, Kecamatan Seririt dan Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, menjadi prioritas vaksinasi tahap awal karena di dua desa tersebut ditemukan ada sapi yang terjangkit PMK. Kendati demikian, pihaknya tidak bisa menyebutkan berapa jumlah pasti ternak yang terjangkit PMK.

"Kemarin (lusa) kami sudah mengambil jatah vaksin PMK untuk Buleleng. Buleleng mendapatkan 1.700 dosis. Pelaksanaan vaksinasinya akan dimulai besok (hari ini). Target vaksinasi selesai dalam 7 hari atau paling lama 14 hari. Hewan ternak yang disasar untuk diberikan vaksin yang masih dalam kondisi sehat," jelas Sumiarta, dikonfirmasi Rabu (6/7) siang.

Sumiarta menambahkan, pihaknya akan mengerahkan 10 tim dengan masing-masing 4 orang anggota untuk melakukan vaksinasi PMK. Petugas Dinas yang bertugas melakukan vaksinasi dilengkapi dengan baju alat pelindung diri (APD).

"Sesuai SOP PMK petugas menggunakan APD. Setelah vaksinasi selesai petugas pun harus disemprot disinfektan," ujarnya. Ditegaskan Sumiarta, daerah yang ditemukan kasus PMK dinyatakan lockdown. Artinya tidak ada perpindahan hewan ternak berkuku belah, seperti sapi, kambing, kerbau, domba, babi, untuk keluar kandang. Hal ini mengingat cepat dan mudahnya virus penyebab PMK menyebar. "Semua kandang yang ditemukan kasus PMK di-lockdown. Petugas kami juga akan melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan disinfektan," tandasnya.

Sumiarta mengakui, jatah dosis vaksin yang diberikan itu belum bisa meng-cover seluruh populasi ternak sapi di wilayah tersebut. Dia mengungkapkan, di wilayah Kecamatan Seririt dan Kecamatan Gerokgak sendiri populasi sapi diperkirakan mencapai 28.000 ekor lebih. Sehingga pihaknya akan mengajukan kembali penambahan vaksin ke pemerintah pusat.

Sementara di Jembrana Pasca 8 dari 9 sampel swab dan darah sapi yang diambil pada, Minggu (3/7) lalu menunjukkan hasil positif PMK, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana akan lakukan vaksinasi PMK mulai, Kamis hari ini. Selain itu, sapi yang terkonfirmasi atau mengarah PMK juga dilakukan pemotongan bersyarat. Sebanyak 33 ekor sapi yang dibawa ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) milik Pemkab Jembrana di Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara, Rabu (6/7) untuk pemotongan bersyarat.

Di samping itu, dari Pemkab Jembrana terus menggencarkan kegiatan sterilisasi pencegahan PMK berupa penyemprotan disinfektan serta pemberian vitamin pada ternak ke peternak. Termasuk, Rabu kemarin Bupati Jembrana I Nengah Tamba bersama Kapolres Jembrana AKBP I Dewa Gde Juliana turun langsung memantu kegiatan sterilisasi pencegahan PMK  ke salah satu kelompok ternak sapi di Banjar Berawan Salak, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara.

Ditemui saat pemantauan tersebut, Bupati Tamba mengatakan kegiatan sterilisasi ke peternak ini merupakan salah satu upaya antisipasi meluasnya PMK pada ternak di Jembrana. Selain di Banyubiru, juga sudah dilakukan upaya serupa ke peternak-peternak lainnya dan sudah berjalan sebelum ditemukannya PMK di Jembrana. "Ini akan berlanjut terus," ujar Bupati Tamba.

Di samping kegiatan sterilisasi, Bupati Tamba mengatakan akan segera dilakukan vaksinasi PMK pada ternak di Jembrana. Di mana per Rabu kemarin, Pemkab Jembrana telah diberikan 1.000 dosis vaksin PMK. "Hari ini vaksin sudah datang. Dan mungkin mulai besok (Kamis hari ini) kita sudah gerak melakukan vaksiansi,” ucap Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.

Untuk mengantisipasi PMK ini, dibutuhkan kerjasama yang baik dari semua pihak. Bupati Tamba mengaku bersyukur para pemilik hewan ternak di Jembrana sangat kooperatif untuk bersama-sama mencegah PMK ini. "Tidak ada seperti zaman dulu. Kalau dulu kan disembunyikan. Sapinya ditaruh di tempat lain sehingga susah kita jangkau. Tapi saat ini malah mereka memberikan daftar. Tolong pak dibantu kami disinfektan, dikasih vitamin. Sekarang sudah ada pola pikir yang sangat bagus dari masyarakat," ucap Bupati Tamba.

Disinggung mengenai adanya pemotongan bersyarat puluhan ekor sapi di RPH Jembrana, Rabu kemarin, Bupati Tamba mengaku jika langkah itu dilakukan sesuai prosedur penanganan PMK. Nantinya, pemilik ternak yang sapinya terpaksa dipotong itu juga akan diberikan ganti rugi dari Pemerintah Pusat. "Itu kita usulkan ke pusat. Kita tunggu dari pusat," ujar Bupati Tamba.


FOTO: Bupati dan kapolres pantau pencegahan PMK .-GUSDE

Sementara Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyrakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana Drh I Wayan Widarsa, mengatakan, ada 1.000 dosis vaksin PMK yang  diperoleh Jembrana. Rencanaya untuk vaksiansi PMK di Jembrana akan mulai dilakukan, Kamis hari ini. "Vaksin mulai besok (hari ini). Tadi kita ambil ke BBVet (Balai Besar Veteriner) Denpasar. Kita terima 1.000 dosis," ujar Widarsa saat ditemui dalam kesempatan yang sama. Menurut Widarsa, 1.000 dosis vaksin yang diterima Rabu kemarin, jumlahnya masih jauh dengan populasi sapi di Jembrana.

Di mana saat ini tercatat ada sebayak  35.121 ekor sapi di Jembrana. Namun vaksin PMK yang sudah diterima saat ini akan diprioritaskan menyasar sapi yang ada di sekitar lokasi kasus PMK. "Memang sementara ini diprioritaskan di wilayah yang sudah ada kasus. Dengan batas radius 3 kilometer dari lokasi kasus," ucap Widarsa.

1.000 dosis vaksin PMK juga sudah digelontor untuk Kabupaten Gianyar. Hanya saja Dinas Pertanian Gianyar masih menunggu teknis vaksinasi. "1.000 vaksin PMK sudah siap. Tapi untuk teknisnya kita masih zoom meeting," jelas Kepala Dinas Pertanian Gianyar, I Made Raka usai sosialisasi pencegahan meluasnya wabah PMK di Aula Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar, Rabu kemarin.

Sosialisasi dibuka Sekda Kabupaten Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya, dihadiri Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar drh Putu Lisa Gita, Kabag Ops Polres Gianyar AKBP Wayan Latra, Pasiter Kodim 1616/Gianyar Kapten Inf Hengky Histoveri, Kadis Pertanian Gianyar I Made Raka, Kepala BPBD Gianyar Ida Bagus Suamba, seluruh Kepala UPT Pusat Kesehatan Hewan beserta sejumlah kelompok ternak dan Simantri.

Kadis Pertanian Made Raka mengatakan Kabupaten Gianyar paling pertama melakukan laporan adanya hewan kena wabah PMK. Atas kondisi tersebut Gianyar sudah melakukan upaya pencegahan. Di antaranya dengan cara melakukan stumping out terhadap hewan-hewan yang positif PMK. Sementara kandang dilakukan penyemprotan disinfektan dan diimbau agar kosong selama 3 bulan.

"Gianyar yang mampu melakukan pemotongan bersyarat sehingga dagingnya bisa dibeli oleh konsumen, namun rekan-rekan sudah melakukan pemantauan di pemotongan hewan di sini tempat pemotongan di Desa Temesi mudah-mudahan di daerah lain tidak ada yang muncul, rencananya besok bisa akan adakan vaksinasi," jelasnya.

Kepala Pelaksana BPBD IB Putu Suamba menjelaskan bahwa penyakit PMK ini tidak serumit Covid-19. Ternak yang terjangkit tidak langsung mati, tetapi menurunkan daya makan. "Penyakit PMK tidak berbahaya untuk manusia, tetapi manusia diiimbau selalu waspada," pintanya. Sementara Sekda Wisnu Wijaya menyampaikan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit menular yang menyerang hewan berkuku belah, baik ternak maupun hewan liar seperti; sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa atau kijang.

Upaya pencegahan ini perlu dilakukan karena penyakit ini dapat menular melalui kontak langsung dan tidak langsung, seperti sarana transportasi yang terkontaminasi ternak yang sudah terinfeksi virus PMK. "Pencegahan secara dini dapat mengantisipasi dan menekan penyebaran PMK. Karena penyakit ini disebabkan oleh virus dan dapat menyebar melalui udara oleh angin hingga radius 10 kilometer," ungkap Wisnu Wijaya. *mz, ode, nvi

Komentar