PMK, Peternak Tabanan Dilarang Jual Beli Sapi
Untuk mencegah penyebaran PMK, Tabanan membentuk satgas. Dinas Pertanian juga memberikan bantuan disinfektan dan eco enzyme kepada petani.
TABANAN, NusaBali
Peternak di Tabanan untuk sementara waktu dilarang memperjualbelikan ternak rentan tertular penyakit mulut dan kuku (PMK) terutama sapi, menyusul keputusan Pemprov Bali menutup seluruh pasar hewan. Larangan ini sudah disebarkan kepada peternak. Bahkan untuk mencegah penyebaran PMK ini, Tabanan membentuk satuan tugas (satgas).
Satgas yang dibentuk ini langsung diketuai Sekda Tabanan. Dalam satgas ini seluruh instansi masuk mulai dari Polri, TNI, BPBD, Dinas Pertanian, dan lainnya. Tugas Satgas ini nantinya memantau kasus PMK dan memberikan edukasi kepada peternak.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Made Subagia, menegaskan saat ini Tabanan masih nihil kasus atau masih zona hijau penyebaran PMK. Dan untuk memastikan aman seiring dengan ditutupnya pasar hewan di Bali, peternak Tabanan juga dilarang memperjualbelikan hewan ternak rentan tertular PMK selama 14 hari ke depan. “Peternak kami larang untuk jual beli ternak sementara seiring dengan ditutupnya pasar hewan,” kata Subagia, Rabu (6/7).
Menurut Subagia, selain membuat larangan tersebut, Tabanan saat ini juga sudah membentuk satgas PMK. Tim diketuai Sekda Tabanan dan dalam tim ini seluruh instansi dilibatkan. “Satgas ini tugasnya memantau penyebaran PMK sekaligus turun memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membersihkan kandangnya secara maksimal,” imbuhnya.
Subagia menambahkan sekarang di Tabanan fokusnya adalah menjaga agar imunitas hewan ternak rentan tertular PMK ini bagus. Untuk itu Dinas Pertanian sudah bergerak memberikan bantuan disinfektan dan eco enzyme kepada petani. Disinfektan yang akan disebar ini sebanyak 100 liter dan 200 liter untuk eco enzyme bantuan dari komunitas.
Selain itu 52 dokter hewan di masing-masing kecamatan sudah bergerak memberikan penyuluhan. “Minimal untuk jaga imunitas hewan, kandang dibersihkan dengan maksimal, serta jangan ada pergerakan orang banyak ke kandang,” tegas Subagia.
Dia menyebutkan sekarang Dinas Pertanian masih menunggu bantuan vaksin dari pusat. Vaksin yang diperlukan Tabanan jelas sesuai dengan jumlah hewan ternak yang rentan tertular PMK. “Kami sedang menunggu vaksin. Kami belum dapat alokasi karena Tabanan masih zona hijau. Vaksin yang ada diberikan kepada desa di kabupaten lain yang sudah ditemukan virus PMK,” jelasnya.
Dia mengimbau untuk saat ini peternak di Tabanan diminta terus memantau hewan peliharaannya. Apabila ditemukan ciri-ciri PMK, salah satunya keluar busa dari mulut sapi, diminta segera melapor ke desa untuk penanganan dan identifikasi. “Kami sudah imbau penyuluh untuk hal itu,” tandas mantan Kadis Lingkungan Hidup Tabanan ini. *des
Peternak di Tabanan untuk sementara waktu dilarang memperjualbelikan ternak rentan tertular penyakit mulut dan kuku (PMK) terutama sapi, menyusul keputusan Pemprov Bali menutup seluruh pasar hewan. Larangan ini sudah disebarkan kepada peternak. Bahkan untuk mencegah penyebaran PMK ini, Tabanan membentuk satuan tugas (satgas).
Satgas yang dibentuk ini langsung diketuai Sekda Tabanan. Dalam satgas ini seluruh instansi masuk mulai dari Polri, TNI, BPBD, Dinas Pertanian, dan lainnya. Tugas Satgas ini nantinya memantau kasus PMK dan memberikan edukasi kepada peternak.
Kepala Dinas Pertanian Tabanan I Made Subagia, menegaskan saat ini Tabanan masih nihil kasus atau masih zona hijau penyebaran PMK. Dan untuk memastikan aman seiring dengan ditutupnya pasar hewan di Bali, peternak Tabanan juga dilarang memperjualbelikan hewan ternak rentan tertular PMK selama 14 hari ke depan. “Peternak kami larang untuk jual beli ternak sementara seiring dengan ditutupnya pasar hewan,” kata Subagia, Rabu (6/7).
Menurut Subagia, selain membuat larangan tersebut, Tabanan saat ini juga sudah membentuk satgas PMK. Tim diketuai Sekda Tabanan dan dalam tim ini seluruh instansi dilibatkan. “Satgas ini tugasnya memantau penyebaran PMK sekaligus turun memberikan edukasi kepada masyarakat untuk membersihkan kandangnya secara maksimal,” imbuhnya.
Subagia menambahkan sekarang di Tabanan fokusnya adalah menjaga agar imunitas hewan ternak rentan tertular PMK ini bagus. Untuk itu Dinas Pertanian sudah bergerak memberikan bantuan disinfektan dan eco enzyme kepada petani. Disinfektan yang akan disebar ini sebanyak 100 liter dan 200 liter untuk eco enzyme bantuan dari komunitas.
Selain itu 52 dokter hewan di masing-masing kecamatan sudah bergerak memberikan penyuluhan. “Minimal untuk jaga imunitas hewan, kandang dibersihkan dengan maksimal, serta jangan ada pergerakan orang banyak ke kandang,” tegas Subagia.
Dia menyebutkan sekarang Dinas Pertanian masih menunggu bantuan vaksin dari pusat. Vaksin yang diperlukan Tabanan jelas sesuai dengan jumlah hewan ternak yang rentan tertular PMK. “Kami sedang menunggu vaksin. Kami belum dapat alokasi karena Tabanan masih zona hijau. Vaksin yang ada diberikan kepada desa di kabupaten lain yang sudah ditemukan virus PMK,” jelasnya.
Dia mengimbau untuk saat ini peternak di Tabanan diminta terus memantau hewan peliharaannya. Apabila ditemukan ciri-ciri PMK, salah satunya keluar busa dari mulut sapi, diminta segera melapor ke desa untuk penanganan dan identifikasi. “Kami sudah imbau penyuluh untuk hal itu,” tandas mantan Kadis Lingkungan Hidup Tabanan ini. *des
1
Komentar