KPK Gelar Festival Film Internasional di Bali
MANGUPURA, NusaBali
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar festival film internasional, Rabu (6/7) hingga Kamis (7/7) di Kabupaten Badung.
Fertival film internasional ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai antikorupsi sekaligus memeriahkan Anti-Corruption Working Group (ACWG) Putaran Ke-2. Direktur Sosialisasi dan Kampanye Anti-Korupsi KPK Amir Arief, mengatakan festival film ini menjadi kesempatan yang perlu dimanfaatkan bagi masyarakat, sineas, dan penikmat film khususnya di Bali. “Festival film internasional ini baru pertama digelar oleh KPK, tetapi untuk festival yang skalanya nasional (ACFFEST) sudah masuk tahun ke-8,” kata Amir Arief.
Setidaknya ada 13 film dari 10 negara yang ditampilkan dalam ACFFEST 2022 International Film Screening. Belasan film ini yang seluruhnya film pendek berdurasi 6 menit-18 menit, berasal dari Thailand, Indonesia, Prancis, Iran, Singapura, Estonia, India, Amerika Serikat, dan Yunani.
“Untuk film-film asing memang kami undang, para mitra, filmmaker yang ada di luar negeri, lalu kami kurasi dan pilih film-film yang relevan, bagus, dan punya pesan kuat,” katanya.
Amir Arief berharap acara nonton bareng film-film bertema antikorupsi itu dapat menjadi ajang kampanye yang menghibur dan mudah diterima masyarakat. “Tujuannya (menggunakan film sebagai media kampanye), karena kami menggunakan pendekatan pop culture, karena seni audiovisual itu media kampanye yang ringan, tetapi menyentuh dan memikat bagi masyarakat,” katanya.
Di samping pemutaran film, festival film internasional menampilkan acara diskusi dan bincang-bincang bersama sutradara dan sineas yang tidak hanya dari Indonesia tetapi dari negara lain seperti Iran. Masyarakat yang ingin menyaksikan film-film pendek karya sutradara dari 10 negara dapat registrasi terlebih dahulu di laman bit.ly/acffestonscreen. *ant
Setidaknya ada 13 film dari 10 negara yang ditampilkan dalam ACFFEST 2022 International Film Screening. Belasan film ini yang seluruhnya film pendek berdurasi 6 menit-18 menit, berasal dari Thailand, Indonesia, Prancis, Iran, Singapura, Estonia, India, Amerika Serikat, dan Yunani.
“Untuk film-film asing memang kami undang, para mitra, filmmaker yang ada di luar negeri, lalu kami kurasi dan pilih film-film yang relevan, bagus, dan punya pesan kuat,” katanya.
Amir Arief berharap acara nonton bareng film-film bertema antikorupsi itu dapat menjadi ajang kampanye yang menghibur dan mudah diterima masyarakat. “Tujuannya (menggunakan film sebagai media kampanye), karena kami menggunakan pendekatan pop culture, karena seni audiovisual itu media kampanye yang ringan, tetapi menyentuh dan memikat bagi masyarakat,” katanya.
Di samping pemutaran film, festival film internasional menampilkan acara diskusi dan bincang-bincang bersama sutradara dan sineas yang tidak hanya dari Indonesia tetapi dari negara lain seperti Iran. Masyarakat yang ingin menyaksikan film-film pendek karya sutradara dari 10 negara dapat registrasi terlebih dahulu di laman bit.ly/acffestonscreen. *ant
1
Komentar