Parta: My Pertamina Sulit Diakses
JAKARTA, NusaBali
Anggota Komisi VI DPR RI dari daerah pemilihan Bali Nyoman Parta menyoroti aplikasi My Pertamina dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI dengan Dirut PT Pertamina, Dirut PT Kilang Pertamina Internasional, Dirut PT Pertamina Hulu Energi dan Dirut PT Pertamina Patra Niaga, Rabu (6/7) secara fisik dan virtual.
Lantaran banyaknya masyarakat kesulitan mengakses aplikasi tersebut untuk membeli BBM bersubsidi. "Masalah aplikasi My Pertamina ini banyak muncul di media sosial dan lapangan. Penting sekali Pertamina menyelaraskan isi Perpres dengan My Pertamina agar nanti siapa yang berhak mendapatkannya dan bagaimana aksesnya bisa menyambung. Oleh karena itu, simulasi tentang My Pertamina penting," ujar Parta saat RDP.
Parta juga menyatakan, bagaimana kriteria untuk nelayan yang memiliki kapal ukuran 30 GT (gros ton) dan petani yang punya tanah di bawah dua hektar untuk mendapatkan BBM subsidi melalui aplikasi My Pertamina. Sebab, selama ini mereka juga kesulitan mendapatkan itu karena harus menyertakan surat keterangan dari kepala desa.
Bahkan, di beberapa daerah seperti di Bali juga ada yang harus menyertakan dengan surat keterangan dari Kepala Dinas Pertanian bagi petani dan Kepala Dinas Perikanan untuk nelayan agar bisa mengakses BBM subsidi. Sekarang harus menggunakan aplikasi My Pertamina.
Tentu, lanjut Parta, sangat menyulitkan mereka. Terlebih bila mereka tidak memiliki handphone akan kesulitan mengakses aplikasi itu. Akibatnya, praktik di lapangan terjadi beragam. Ada yang meminta bantuan kepada pemilik mobil untuk mengambil BBM.
Selanjutnya BBM disedot untuk digunakan mesin pemotong rumput, traktor dan kapal nelayan. Hal itu menambah pengeluaran dan memberatkan, karena mereka harus membayar untuk meminta bantuan itu. Parta meminta agar para petani dan nelayan mendapat kemudahan memperoleh BBM subsidi.
Apalagi untuk mengakses aplikasi My Pertamina sulit. Parta pun, mempertanyakan kemampuan aplikasi My Pertamina. "Apakah aplikasi My Pertamina mampu mengatasi kekroditan itu. Jangan membuat orang yang sudah susah menjadi susah," tegas pria dari Fraksi PDIP ini.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, aplikasi My Pertamina merupakan salah satu cara mendaftar untuk mendapatkan BBM subsidi. Pendaftaran melalui aplikasi mulai awal Juli. Selama tiga hari sudah ada empat juta orang mendownload aplikasi tersebut.
Sementara yang mendaftar mencapai 50 ribu orang. Jika masyarakat kesulitan mendaftar melalui aplikasi My Pertamina, bisa mendaftar melalui web Pertamina atau secara manual di SPBU. Nantinya petugas SPBU akan membantu. Nicke menjelaskan, dalam menjalankan aplikasi My Pertamina, mereka bekerja sama dengan Telkom.
Begitu pula dengan web Pertamina sehingga dia yakin akan berjalan dengan baik. Lantaran aplikasi peduli lindungi juga di dukung oleh Telkom. Sementara mengenai nelayan dan petani, lanjut Nicke, Pertamina berkoordinasi dengan Kementerian terkait yakni Kementerian Pertanian untuk petani dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk nelayan agar mendapatkan data petani dan nelayan yang berhak mendapatkan BBM subdisi. *k22
Parta juga menyatakan, bagaimana kriteria untuk nelayan yang memiliki kapal ukuran 30 GT (gros ton) dan petani yang punya tanah di bawah dua hektar untuk mendapatkan BBM subsidi melalui aplikasi My Pertamina. Sebab, selama ini mereka juga kesulitan mendapatkan itu karena harus menyertakan surat keterangan dari kepala desa.
Bahkan, di beberapa daerah seperti di Bali juga ada yang harus menyertakan dengan surat keterangan dari Kepala Dinas Pertanian bagi petani dan Kepala Dinas Perikanan untuk nelayan agar bisa mengakses BBM subsidi. Sekarang harus menggunakan aplikasi My Pertamina.
Tentu, lanjut Parta, sangat menyulitkan mereka. Terlebih bila mereka tidak memiliki handphone akan kesulitan mengakses aplikasi itu. Akibatnya, praktik di lapangan terjadi beragam. Ada yang meminta bantuan kepada pemilik mobil untuk mengambil BBM.
Selanjutnya BBM disedot untuk digunakan mesin pemotong rumput, traktor dan kapal nelayan. Hal itu menambah pengeluaran dan memberatkan, karena mereka harus membayar untuk meminta bantuan itu. Parta meminta agar para petani dan nelayan mendapat kemudahan memperoleh BBM subsidi.
Apalagi untuk mengakses aplikasi My Pertamina sulit. Parta pun, mempertanyakan kemampuan aplikasi My Pertamina. "Apakah aplikasi My Pertamina mampu mengatasi kekroditan itu. Jangan membuat orang yang sudah susah menjadi susah," tegas pria dari Fraksi PDIP ini.
Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, aplikasi My Pertamina merupakan salah satu cara mendaftar untuk mendapatkan BBM subsidi. Pendaftaran melalui aplikasi mulai awal Juli. Selama tiga hari sudah ada empat juta orang mendownload aplikasi tersebut.
Sementara yang mendaftar mencapai 50 ribu orang. Jika masyarakat kesulitan mendaftar melalui aplikasi My Pertamina, bisa mendaftar melalui web Pertamina atau secara manual di SPBU. Nantinya petugas SPBU akan membantu. Nicke menjelaskan, dalam menjalankan aplikasi My Pertamina, mereka bekerja sama dengan Telkom.
Begitu pula dengan web Pertamina sehingga dia yakin akan berjalan dengan baik. Lantaran aplikasi peduli lindungi juga di dukung oleh Telkom. Sementara mengenai nelayan dan petani, lanjut Nicke, Pertamina berkoordinasi dengan Kementerian terkait yakni Kementerian Pertanian untuk petani dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk nelayan agar mendapatkan data petani dan nelayan yang berhak mendapatkan BBM subdisi. *k22
Komentar