nusabali

Gus Gaga Harap Pemkab Siapkan Subsidi

Soal Ternak Dipotong Bersyarat karena PMK

  • www.nusabali.com-gus-gaga-harap-pemkab-siapkan-subsidi

GIANYAR, NusaBali
Kasus penyakit mulut dan kaki (PMK) pada ternak yang berkembang kini, menjadi perhatian serius pelbagai kalangan.

Wakil Ketua DPRD Gianyar Ida Bagus Gaga Adi Saputra alias Gus Gaga mengharapkan agar pemerintah baik pusat, provinsi, dan kabupaten, mensubsidi dana ganti rugi atas ternak yang terpaksa dipotong bersyarat karena terinfeksi PMK.

Kepada NusaBali, Kamis (7/7), Gus Gaga mengatakan langkah pemerintah berupa cegah putus penularan PMK, antara lain dengan menutup pasar hewan, sudah relatif baik. Tim terkait juga telah menyemprotkan cairan disinfektan  pada ternak dan kandang, untuk memutus penularan penyakit. Tapi, selama ini belum ada kebijakan untuk membantu psikis peternak. ‘’Psikis peternak kita sedang down, mereka sangat sebet (sedih). Karena ternaknya harus dipotong bersyarat hingga harga jual dagingnya jatuh, jadi murah. Solusinya, pemerintah mestinya mensubsidi harga jual ternak yang jatuh karena kebijakan potong bersyarat itu,’’ jelas politisi Partai Demokrat ini.

Subsidi dalam bentuk uang, jelas Gus Gaga, sangat berarti bagi peternak, meskipun jumlanya tak keseluruhan dari tiap harga ternak. Nilai subsidi bisa secara persentase, antara 30 persen atau lebih. Dengan subsidi, peternak tak hanya ‘menelan’ sosialisasi dari petugas, namun benar-benar dapat merasakan manfaat langsung kehadiran pemerintah. ‘’Saya pikir, untuk dana subsidi potong ternak ini, pemerintah bisa menunda dulu anggaran untuk proyek-proyek yang tak terlalu urgen. PMK ini force majeur (kondisi darurat) yang perlu penanganan segara baik fisik dan psikis,’’ jelasnya.

Gus Gaga memaklumi kekalutan pikiran para peternak akibat dampak PMK, terutama peternak sapi dan kambing. Karena, pekan-pekan ini adalah menjelang Hari Raya Idul Adha, yang selama ini jadi ‘musim’ penjualan ternak secara besar-besaran dengan harga relatif lebih menguntungkan peternak. Di sisi lain, wabah PMK cenderung makin meluas dan masif. ‘’Siapa pun amat sulit memprediksi, kapan wabah PMK ini akan benar-benar berakhir. Kondisi ini jelas akan menjadikan peternak makin bingung,’’ jelas tokoh asal Griya Kawan, Kelurahan/Kecamatan Gianyar ini.

Kepala Dinas Pertanian Gianyar Ir I Made Raka mengatakan, selama ini pihaknya belum terpikirkan tentang dana subsidi ganti rugi akibat ternak potong bersyarat tersebut. Dia menyebut Dinas Peternakan bersama tim sedang fokus memutus rantai penularan PMK ini agar tak lebih meluas. ‘’Kebijakan itu (pemberian subsidi, Red) lebih tepat ada dari Pemprov Bali. Karena kebijakan potong ternak bersyarat ada di Pemprov Bali,’’ jelasnya.

Sementara itu, Dinas Pertanian bersama Satgas PMK memvaksinasi hewan dan menyemprot kandang ternak di Simantri Gapoktan Sri Nandini, Banjar Temesi, Desa Temesi Gianyar, Kamis (7/7) pagi. Kegiatan ini dihadiri Sekda Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya selaku Ketua Satgas PMK, jajaran Polres Gianyar, Dandim 1616/Gianyar, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Perhubungan, Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), dan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia.

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian Gianyar, Made Santiarka mengatakan vaksinasi dan penyemprotan disinfektan itu guna menindaklanjuti keluhan dari beberapa kelompok peternak yang melaporkan ada tanda-tanda PMK pada ternaknya. Berawal dari seekor sapi positif PMK dan sudah dieksekusi untuk penghentian penyebaran PMK ke hewan lain. Ada dua titik yang terindikasi PMK di Gianyar yakni kelompok Merta Diuma di Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh dan Desa Temesi, Kecamatan Gianyar.

“Sebelumnya di kelompok Merta Diuma terindikasi positif PMK 38 ekor dan sekarang seekor sapi di Temesi. 39 sapi ini terinfeksi PMK telah dipotong bersyarat,” tutur Made Santiarka. Kata dia, pencegahan PMK pada ternak di Bali dengan vaksinasi. Ternak yang sudah positif PMK harus dipotong bersyarat. Bersyarat dimaksud, tiap ternak yang dipotong dilarang mengambil bagian kikil, jeroan, dan kulit.*lsa, nvi

Komentar