Anggota Dewan Pertanyakan Siswa Tidak Naik Kelas
Kadisdikpora I Wayan Sutrisna minta permakluman karena banyak siswa mengalami loss learning.
AMLAPURA, NusaBali
Anggota Komisi IV DPRD Karangasem Ni Kadek Sri Dewi Wahyuni mempertanyakan kebijakan sekolah yang tidak menaikkan siswa. Terungkap sejumlah siswa kelas I SD di Kecamatan Abang tidak naik kelas. Imbasnya, siswa yang tidak naik kelas mengalami trauma dan malu keluar rumah. Kadek Sri Dewi mempertanyakan kebijakan tidak menaikkan siswa saat rapat dengar pendapat pertanggungjawaban Bupati Karangasem di gedung DPRD Karangasem, Jalan Ngurah Rai, Amlapura, Jumat (8/7).
Rapat dengar pendapat dipimpin Ketua Komisi IV DPRD Karangasem I Komang Rena dengan mengundang Kadis Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Karangasem I Wayan Sutrisna. “Kenapa bisa tidak naik kelas? Sampai siswa bersangkutan trauma menolak keluar rumah. Tolong pertimbangkan psikologis siswa,” pinta Kadek Sri Dewi. Padahal pemerintah gencar dengan program wajib belajar 9 tahun, kenyataannya ada siswa tidak naik kelas.
Kadek Sri Dewi bisa memaklumi karena selama dua tahun diberlakukan pembelajaran jarak jauh sehingga siswa kelas I dan kelas II sulit belajar secara online. Apalagi siswa kelas I baru memulai belajar mengenal huruf, belajar membaca, sehingga kesulitan menyerap materi dikirim guru pengajarnya. “Saya tidak etis menyebut identitas siswa dan identitas sekolah yang siswanya tidak naik kelas,” ungkap Kadek Sri Dewi. Sementara anggota Komisi IV I Ketut Badra mengatakan, saat siswa SD belajar online, justru yang sibuk adalah orangtuanya.
Kadisdikpora I Wayan Sutrisna mengakui banyak siswa yang mengalami loss learning (berkurangnya pengetahuan dan ketrampilan secara akademis), serapan pelajaran tidak sesuai kurikulum yang berlaku. Sutrisna juga telah dapat laporan adanya siswa tidak naik kelas, hanya saja tidak bersedia menyebutkan identitas siswa dan identitas sekolah.
“Kami telah berkoordinasi dengan kepala sekolah dan orangtua siswa agar situasi itu dimaklumi karena telah terjadi loss learning,” ungkap Sutrisna. Awalnya diberlakukan pembelajaran jarak jauh, kemudian tatap muka, maka banyak pelajaran yang diulang kembali agar siswa memahami materi pelajaran. Walau tidak mampu mengejar ketertinggalan sesuai yang diamanatkan Kurikulum 2013. 7 k16
Komentar