nusabali

Bali Masih 'Rumah Kedua' bagi Wisman Australia

  • www.nusabali.com-bali-masih-rumah-kedua-bagi-wisman-australia

DENPASAR,NusaBali
Wisman Australia membuktikan bahwa  Bali masih menjadi ‘ rumah kedua’ bagi mereka.

Hal itu ditunjukkan dengan jumlah wisman yang datang ke Bali, sampai saat ini didominasi wisman asal negeri Kanguru.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali  mencatat, dari Januari- Mei  jumlah wisatawan Australia yang datang ke Bali berjumlah 48.008  disusul wisman Inggris 14.785 dan wisman India berjumlah 14.490 di posisi ketiga.

Demikian juga data dari  Dinas Pariwisata Provinsi Bali, menunjukkan wisman Australia merupakan yang terbanyak datang ke Bali, sebagaimana pada Juni lalu. Dimana wisman Australia yang berlibur ke Bali sebanyak 61.855. Wisman India berjumlah 17.425 dan wisman asal Singapura sebanyak 13.189  di posisi ketiga.

Kalangan pelaku pariwisata Bali mengiyakan  dominasi  wisman Australia untuk saat ini. “Ya, memang wisman Australia sekarang ini yang dominan,” ujar Managing Director GD Tour, Selasa (12/7). Praktisi pariwisata asal Klungkung ini menyatakan hal tersebut seperti menunjukkan ungkapan  lumrah di pariwisata, Bali merupakan ‘rumah kedua’ bagi wisman Australia. “Ya, seperti itu,” ujar Wisnu Arimbawa.

Sedangkan wisman dari China yang pada masa sebelum pandemi menjadi ‘pesaing’ wisman Australia, untuk sementara ini masih cekak. “Sampai akhir tahun nanti,” kata Wisnu Arimbawa.

Hal itu karena kebijakan Pemerintah Tiongkok, yang belum membolehkan warga negaranya bepergian ke luar negeri,  karena menganggap pandemi Covid-19 belum tuntas.

Pada industri perhotelan, hunian kamar juga sebagian besar ditempati wisman Australia. “Kalau kami di sini 50 persen diisi wisatawan Australia,” ujar Ismoyo S Soemarlan,  GM  Uma Sapna Villa di kawasan Seminyak, Kuta Badung.

Menurut Ismoyo S Sormarlan, setidaknya ada 2 faktor yang menyebabkan wisman Australia  banyak  memilih berlibur ke Bali. Pertama karena faktor jarak geografis.

 “Hanya sekitar jam  3 jam 20 menit dari Perth,” ujar pengusaha wisata yang juga Penasehat PHRI Badung dan Bali. Selain faktor jarak, juga karena  kedekatan hubungan emosi. Hal ini karena memang kontak yang sudah lama sebelumnya dengan masyarakat Bali, menyusul perkembangan pariwisata Bali. *K17

Komentar