Dirut Buka Suara soal Perubahan Nama RSUP Sanglah

Perubahan nama rumah sakit yang beroperasi sejak 1959 diharapkan memberikan spirit baru buat stakeholder kesehatan di dalamnya.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama RSUP Sanglah Denpasar dr I Wayan Sudana MKes, Jumat (15/7). Dokter Sudana berharap dengan mengambil inspirasi dari ketokohan Prof dr IGNG Ngoerah, RSUP Sanglah nantinya bisa meningkatkan lagi pelayanan kesehatannya kepada masyarakat.

"Spiritnya sudah masuk, beliau ini tokoh kesehatan di Bali, cikal bakal pelayanan kesehatan di RSUP Sanglah," ujar dr Sudana. Dia menyebut perubahan nama merupakan satu langkah dari sekian langkah dalam mengembangkan institusi RSUP Sanglah. Berbagai pembangunan juga sedang disiapkan oleh rumah sakit rujukan Bali-NusaTenggara (Nusra) saat ini.

Setelah peletakan baru pertama Gedung Aesthetic Center beberapa waktu lalu RSUP Sanglah juga akan membangun satu lagi gedung baru tahun ini, yakni Gedung Kesehatan Ibu dan Anak. Selain itu pembangunan gedung parkir dan poliklinik juga sudah ada dalam masterplan pembangunan RSUP Sanglah. "Impian kita memberikan masyarakat pelayanan yang lebih baik. Akses masyarakat, cepat mulai dari pintu masuk, poliklinik, pelayanan rawat jalan. Kita sedang tata supaya cepat," ungkap dr Sudana.

Sudana mengungkapkan launching perubahan nama RSUP Sanglah akan dilakukan pada tahun 2022 ini, tepatnya pada perayaan HUT RSUP Sanglah 30 Desember 2022. "Akhir tahun biasanya semua orang pada menyambut tahun baru, ini sekaligus menyambut nama baru rumah sakit," ucap dr Sudana.

Sebelumnya kabar disetujuinya pergantian nama RSUP Sanglah Denpasar menjadi RSUP Prof dr I Goesti Ngoerah Gde (IGNG) Ngoerah oleh Kemenkes RI disambut baik pihak keluarga almarhum Prof dr IGNG Ngoerah. Anggota DPRD Bali yang juga putra almarhum Prof dr IGNG Ngoerah, Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana, menyatakan apresiasinya kepada Pemprov Bali dan DPRD Bali yang memperjuangkan perubahan nama RSUP Sanglah menjadi RS Prof dr I Goesti Ngoerah Gede Ngoerah. Hal tersebut sebagai penghargaan luar biasa buat orangtuanya. Adhi Ardhana menyebut perubahan nama RSUP Sanglah juga tidak terlepas dari dukungan Pemkot Denpasar.

"Harapan ke depan dengan pergantian nama RSUP Sanglah menjadi RS Prof Ngoerah (RSPN) dapat memberikan arah serta gerak organisasi sesuai semangat pengabdian Prof Ngoerah selama masa hidupnya, selalu belajar dan bekerja untuk masyarakat dan dunia kedokteran pada khususnya,” ucap Adhi Ardhana.

Sementara Kadis Kesehatan Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom MKes pada, Rabu (13/7) lalu mengatakan persetujuan perubahan nama RSUP Sanglah berawal ketika Gubernur Bali Wayan Koster mengirimkan surat dengan nomor 440/1964/Yankes.Diskes bertanggal 11 Februari 2020 kepada Kementerian Kesehatan RI. Surat tersebut berisi usulan perubahan nama RSUP Sanglah menjadi RSUP Prof dr IGN Gde Ngoerah.

Surat Gubernur Bali tersebut didasarkan surat DPRD Provinsi Bali Nomor 593/605/DPRD tertanggal 20 Januari 2020 yang mengusulkan untuk mengganti nama RSUP Sanglah menjadi RSUP Prof dr IGN Gde Ngoerah.  Menurut dr Anom, pemilihan nama Prof dr IGN Gde Ngoerah yang diusulkan Gubernur Bali tersebut bukan asal pilih. Pemilihannya atas berbagai pertimbangan, antara lain Prof dr IGN Gde Ngoerah (31 Maret 1923-18 September 2001) merupakan dokter pertama yang merintis bagian kebidanan yang merupakan cikal bakal berdirinya RSUP Sanglah. Prof dr IGN Gde Ngoerah juga merupakan dokter spesialis pertama sekaligus spesialis syaraf pertama di Bali, serta sebagai dokter Kepresidenan Presiden Soekarno di Bali. Pun dia pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan Rektor Universitas Udayana (Unud) ketiga yang menjabat dari tahun 1968-1977 sekaligus Guru Besar Unud pada bidang ilmu Kedokteran. *cr78