Terkait Restoran dalam Goa Viral di Medsos, Bupati Giri Prasta 'Kita Kroscek Dulu'
Bupati Giri Prasta mengatakan, jika goa tersebut memang tidak dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, maka dapat dimanfaatkan sebagai restoran.
MANGUPURA, NusaBali
Keberadaan restoran The Cave yang berada di dalam goa di Jalan Goa Lempeh, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, bakal ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Badung. Bahkan, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta menegaskan akan kroscek langsung ke lapangan.
“Restoran dalam goa itu saya lihat dulu ke lapangan. Saya harus kroscek dulu ke situ,” kata Bupati Giri Prasta usai menghadiri Sidang Paripurna DPRD Badung, Jumat (15/7).
Bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang tersebut melanjutkan, goa tersebut akan dilihat sisi sejarahnya terlebih dahulu. Kata Bupati Giri Prasta, jika goa tersebut memang tidak dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, maka dapat dimanfaatkan sebagai restoran. Asalkan dapat meningkatkan kesejahteraan bersama. Pada prinsipnya, ditegaskan, investasi di Badung jangan sampai memarginalkan masyarakat di sekitarnya.
“Dilihat sejarahnya bagaimana dulu. Apakah sejarahnya hanya untuk berteduh dengan istilah dulu kita nyingkir atau bersembunyi, atau bagaimana? Kalau itu dimanfaatkan dari sisi benefit tanpa mengurangi dari pada kesakralan terutama umat sedarma di wilayah kita yaitu Hindu, saya rasa tidak bermasalah,” kata Bupati Giri Prasta.
Sementara, keberadaan restoran The Cave ternyata tidak diketahui oleh pihak Desa Adat Pecatu. “Saya tidak tidak tahu terkait itu, apakah dia mengurus izin atau tidak saya tidak tahu juga. Seingat saya tidak pernah menerima penyampaian bahwa ada pembangunan baik dari krama atau yang lain,” kata Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, Jumat (15/7).
Hingga keberadaan restoran tersebut viral di media sosial (medsos), Sumerta mengaku sama sekali tidak tahu ada sebuah restoran dalam goa. Bahkan sejak menjabat tahun 2016 tidak pernah menerima penyampaian terkait pembangunan yang berada di daerahnya.
“Di Pecatu memang ada goa, seperti goa Pura Selonding, goa Batu Metandal, dan masih banyak yang lain. Semua memiliki jalan sejarahnya,” jelas Sumerta yang juga anggota DPRD Badung ini.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan adanya restoran yang dibangun di dalam goa viral di medsos. Usut punya usut, ternyata restoran tersebut berada di sebuah goa yang ada di Jalan Goa Lempeh, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan. Walhasil, petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Badung dan Trantib Kecamatan Kuta Selatan langsung turun melakukan pengecekan di lokasi pada Kamis (14/7) siang.
Terungkapnya ada restoran dalam goa itu setelah adanya video viral di Twitter yang diunggah oleh account bernama @BacangSpesial. Dalam unggahan itu, terdapat seorang wanita yang mengaku sedang berada di restoran The Cave yang berada di bawah hotel The Edge, Desa Pecatu, Kutsel. Dari narasi sang wanita, bahwa gua tersebut sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu dan setiap satu centimeter segmentasi yang ada dalam goa itu terbentuk selama 300 tahun. Dalam restoran tersebut, terdapat setidaknya 7 kali penampilan live show. Pada akhir video itu, terdapat pula list harga yakni Rp 1.500.000 lebih per orang dengan rincian sudah mendapatkan 7 menu makanan. Selain itu, terdapat juga harga Cocktail Rp 200.000 -300.000. “Kalau kalian mau ke sini (restoran The Cave), aku saranin kalian untuk datang lebih pagi. Jadi kalian bisa eksplor tempatnya, masuk-masuk guanya dan foto-foto,” ajak wanita tersebut dalam video itu. *ind, dar
“Restoran dalam goa itu saya lihat dulu ke lapangan. Saya harus kroscek dulu ke situ,” kata Bupati Giri Prasta usai menghadiri Sidang Paripurna DPRD Badung, Jumat (15/7).
Bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang tersebut melanjutkan, goa tersebut akan dilihat sisi sejarahnya terlebih dahulu. Kata Bupati Giri Prasta, jika goa tersebut memang tidak dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, maka dapat dimanfaatkan sebagai restoran. Asalkan dapat meningkatkan kesejahteraan bersama. Pada prinsipnya, ditegaskan, investasi di Badung jangan sampai memarginalkan masyarakat di sekitarnya.
“Dilihat sejarahnya bagaimana dulu. Apakah sejarahnya hanya untuk berteduh dengan istilah dulu kita nyingkir atau bersembunyi, atau bagaimana? Kalau itu dimanfaatkan dari sisi benefit tanpa mengurangi dari pada kesakralan terutama umat sedarma di wilayah kita yaitu Hindu, saya rasa tidak bermasalah,” kata Bupati Giri Prasta.
Sementara, keberadaan restoran The Cave ternyata tidak diketahui oleh pihak Desa Adat Pecatu. “Saya tidak tidak tahu terkait itu, apakah dia mengurus izin atau tidak saya tidak tahu juga. Seingat saya tidak pernah menerima penyampaian bahwa ada pembangunan baik dari krama atau yang lain,” kata Bendesa Adat Pecatu I Made Sumerta, Jumat (15/7).
Hingga keberadaan restoran tersebut viral di media sosial (medsos), Sumerta mengaku sama sekali tidak tahu ada sebuah restoran dalam goa. Bahkan sejak menjabat tahun 2016 tidak pernah menerima penyampaian terkait pembangunan yang berada di daerahnya.
“Di Pecatu memang ada goa, seperti goa Pura Selonding, goa Batu Metandal, dan masih banyak yang lain. Semua memiliki jalan sejarahnya,” jelas Sumerta yang juga anggota DPRD Badung ini.
Sebelumnya diberitakan, sebuah video yang memperlihatkan adanya restoran yang dibangun di dalam goa viral di medsos. Usut punya usut, ternyata restoran tersebut berada di sebuah goa yang ada di Jalan Goa Lempeh, Desa Adat Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan. Walhasil, petugas gabungan dari Satpol PP Kabupaten Badung dan Trantib Kecamatan Kuta Selatan langsung turun melakukan pengecekan di lokasi pada Kamis (14/7) siang.
Terungkapnya ada restoran dalam goa itu setelah adanya video viral di Twitter yang diunggah oleh account bernama @BacangSpesial. Dalam unggahan itu, terdapat seorang wanita yang mengaku sedang berada di restoran The Cave yang berada di bawah hotel The Edge, Desa Pecatu, Kutsel. Dari narasi sang wanita, bahwa gua tersebut sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu dan setiap satu centimeter segmentasi yang ada dalam goa itu terbentuk selama 300 tahun. Dalam restoran tersebut, terdapat setidaknya 7 kali penampilan live show. Pada akhir video itu, terdapat pula list harga yakni Rp 1.500.000 lebih per orang dengan rincian sudah mendapatkan 7 menu makanan. Selain itu, terdapat juga harga Cocktail Rp 200.000 -300.000. “Kalau kalian mau ke sini (restoran The Cave), aku saranin kalian untuk datang lebih pagi. Jadi kalian bisa eksplor tempatnya, masuk-masuk guanya dan foto-foto,” ajak wanita tersebut dalam video itu. *ind, dar
1
Komentar