Sebanyak 1.000 Pelanggan PLN Denpasar Ikut Program Konversi ke Induksi
DENPASAR, NusaBali
Sebanyak 1.000 pelanggan PLN yang terdiri dari 950 kelompok penerima manfaat (KPM) dan 50 pelanggan pemilik usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terpilih mengikuti program konversi kompor induksi di Denpasar.
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali melalui General Manager I Wayan Udayana mengatakan hingga saat ini sebanyak 107 KPM telah sukses bermigrasi dari kompor gas menjadi kompor induksi.
“Kami menargetkan akhir tahun ini seluruh KPM dan UMKM dapat menikmati nyamannya menggunakan kompor induksi jika dibandingkan dengan kompor gas, sehingga keterlibatan seluruh pihak sangat diharapkan supaya program ini bisa dengan cepat diterima di masyarakat,” kata Udayana, di Denpasar, seperti dilansir Antara, Kamis (14/7/2022).
Program yang pesertanya adalah bagian dari dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial ini telah digencarkan PLN sejak Maret 2022 lalu melalui sosialisasi dan berbagai pendekatan di 10 desa di Denpasar.
Udayana mengatakan seluruh pelanggan yang terlibat dalam program konversi ke kompor induksi ini akan menerima kompor beserta alat masaknya, pun juga pihaknya memastikan agar masyarakat tak perlu khawatir dengan biaya listriknya karena pemerintah memberikan subsidi berbentuk daya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi Kementerian Koordinator Perekonomian Montty Girianna meninjau langsung kesiapan PLN dan melihat respons masyarakat Bali terkait rencana konversi kompor ini.
Montty menilai langkah konversi kompor ini sangat strategis. Melalui program tersebut, kata dia, pemerintah bisa menghemat APBN yang selama ini terbebani oleh subsidi LPG.
“Program ini sangat bagus dan strategis. Dengan langkah ini dari sisi keuangan pemerintah subsidinya jadi berkurang dan ini bisa mengurangi beban APBN,” kata Montty dalam keterangan tertulis seperti dilansir detikfinance, Jumat (15/7/2022).
Montty menambahkan program tersebut juga bermanfaat bagi masyarakat. Sebab, dengan memakai kompor induksi masyarakat bisa lebih hemat karena harganya yang lebih murah dan juga proses memasak jadi lebih cepat.
“Targetnya masyarakat bisa lebih aman, lalu masak lebih cepat dan lebih hemat,” imbuh Montty.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan program konversi kompor ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor LPG yang tiap tahun naik. Apalagi, lanjutnya, selama ini khususnya LPG 3 kilogram merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban APBN.
“Melalui konversi kompor ini langsung bisa menyelesaikan tiga persoalan sekaligus. Mengurangi ketergantungan impor LPG dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik dan juga mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi LPG ini,” papar Darmawan.Selain itu, Darmawan menambahkan langkah konversi kompor ini sejalan dengan misi KTT G-20, yaitu transisi energi. Dengan menggunakan kompor induksi maka emisi gas buang yang dihasilkan dari kompor induksi ini jauh lebih rendah dibandingkan kompor LPG.
“Kita ingin membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia ini betul-betul komitmen mengurangi emisi karbon. Bahkan dengan konversi kompor ini menjadi bukti, bahwa Indonesia sampai kepada masyarakatnya juga aware atas keberlangsungan iklim,” sambung Darmawan.
Pada tahun ini, PLN melakukan pilot project konversi kompor LPG ke kompor listrik di dua kota, yaitu Surakarta dan Bali. Pada tahap pertama ini ada 2.000 masyarakat yang akan merasakan manfaat dari konversi ini.
Pada tahun ini, PLN akan menyasar 300.000 pelanggan lagi yang tersebar di beberapa kota. Harapannya di tahun 2025 mendatang 15,3 juta pelanggan bisa beralih dari kompor LPG ke kompor induksi. *
“Kami menargetkan akhir tahun ini seluruh KPM dan UMKM dapat menikmati nyamannya menggunakan kompor induksi jika dibandingkan dengan kompor gas, sehingga keterlibatan seluruh pihak sangat diharapkan supaya program ini bisa dengan cepat diterima di masyarakat,” kata Udayana, di Denpasar, seperti dilansir Antara, Kamis (14/7/2022).
Program yang pesertanya adalah bagian dari dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial ini telah digencarkan PLN sejak Maret 2022 lalu melalui sosialisasi dan berbagai pendekatan di 10 desa di Denpasar.
Udayana mengatakan seluruh pelanggan yang terlibat dalam program konversi ke kompor induksi ini akan menerima kompor beserta alat masaknya, pun juga pihaknya memastikan agar masyarakat tak perlu khawatir dengan biaya listriknya karena pemerintah memberikan subsidi berbentuk daya.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha Badan Usaha Milik Negara, Riset, dan Inovasi Kementerian Koordinator Perekonomian Montty Girianna meninjau langsung kesiapan PLN dan melihat respons masyarakat Bali terkait rencana konversi kompor ini.
Montty menilai langkah konversi kompor ini sangat strategis. Melalui program tersebut, kata dia, pemerintah bisa menghemat APBN yang selama ini terbebani oleh subsidi LPG.
“Program ini sangat bagus dan strategis. Dengan langkah ini dari sisi keuangan pemerintah subsidinya jadi berkurang dan ini bisa mengurangi beban APBN,” kata Montty dalam keterangan tertulis seperti dilansir detikfinance, Jumat (15/7/2022).
Montty menambahkan program tersebut juga bermanfaat bagi masyarakat. Sebab, dengan memakai kompor induksi masyarakat bisa lebih hemat karena harganya yang lebih murah dan juga proses memasak jadi lebih cepat.
“Targetnya masyarakat bisa lebih aman, lalu masak lebih cepat dan lebih hemat,” imbuh Montty.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan program konversi kompor ini dilakukan PLN sebagai salah satu upaya mengurangi beban negara atas impor LPG yang tiap tahun naik. Apalagi, lanjutnya, selama ini khususnya LPG 3 kilogram merupakan barang subsidi yang masih dijual bebas sehingga tidak tepat sasaran dan menjadi beban APBN.
“Melalui konversi kompor ini langsung bisa menyelesaikan tiga persoalan sekaligus. Mengurangi ketergantungan impor LPG dengan energi berbasis domestik, yaitu listrik dan juga mengurangi beban APBN yang selama ini untuk mensubsidi LPG ini,” papar Darmawan.Selain itu, Darmawan menambahkan langkah konversi kompor ini sejalan dengan misi KTT G-20, yaitu transisi energi. Dengan menggunakan kompor induksi maka emisi gas buang yang dihasilkan dari kompor induksi ini jauh lebih rendah dibandingkan kompor LPG.
“Kita ingin membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia ini betul-betul komitmen mengurangi emisi karbon. Bahkan dengan konversi kompor ini menjadi bukti, bahwa Indonesia sampai kepada masyarakatnya juga aware atas keberlangsungan iklim,” sambung Darmawan.
Pada tahun ini, PLN melakukan pilot project konversi kompor LPG ke kompor listrik di dua kota, yaitu Surakarta dan Bali. Pada tahap pertama ini ada 2.000 masyarakat yang akan merasakan manfaat dari konversi ini.
Pada tahun ini, PLN akan menyasar 300.000 pelanggan lagi yang tersebar di beberapa kota. Harapannya di tahun 2025 mendatang 15,3 juta pelanggan bisa beralih dari kompor LPG ke kompor induksi. *
Komentar