Sapi Warga di Sempidi Diduga Terjangkit PMK
Disperpa Badung Berencana Ambil Sampel untuk Diuji Hari Ini
Untuk sementara waktu sapi milik warga diminta untuk tidak dibawa ke mana-mana.
MANGUPURA, NusaBali
Sapi milik warga di lingkungan Kwanji, Kelurahan Sempidi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung diduga terkena virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Untuk memastikan apakah benar terkena virus atau tidak, Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) Badung akan melakukan uji laboratorium.
Total ada empat sapi di lingkungan Kwanji yang terindikasi terjangkir PMK. Perinciannya 2 ekor sapi betina umur tujuh tahun dalam kondisi hamil. Kemudian 1 ekor sapi betina umur lima tahun dalam kondisi hamil dan 1 ekor sapi betina umur dua tahun.
Menurut informasi, sapi warga dengan ciri-ciri PMK diketahui pada Sabtu (16/7). Bahkan, kabarnya aparat terkait sudah turun ke lokasi mengecek langsung kondisi sapi tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disperpa Badung I Gde Asrama, saat dikonfirmasi membenarkan adanya sapi milik warga yang terindikasi terjangkit PMK. Meski begitu, saat ini belum bisa memastikan apakah benar ternak warga tersebut terkena virus PMK. Namun, melihat ciri-cirinya memang mengarah ke MPM, hanya tidak kronis.
“Kami belum bisa pastikan PMK atau bukan. Apalagi ini kasus baru di Bali, sehingga perlu dilakukan uji laboratorium. Mungkin Senin (hari ini) akan diambil sampelnya,” kata Gde Asrama, Minggu (17/7).
Menurutnya, ada lebih dari satu sapi warga yang memiliki ciri-ciri PMK, sehingga sapi milik warga tersebut diminta untuk tidak dibawa ke mana-mana untuk sementara waktu. “Sementara kita sarankan agar sapi diam di tempat,” ucap Gde Asrama.
Terkait hasil pengecekan laboratorium, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner Denpasar. Hal itu dilakukan untuk memastikan penyakit dan juga memastikan kondisi sapi kepada pemiliknya. Setelah hasil laboratorium keluar, barulah Satgas PMK akan mengambil langkah selanjutnya.
“Setelah keluar hasil laboratorium keluar, baru kita berani menentukan langkah selanjutnya. Termasuk nanti pemotongan bersyarat yaitu ternak dipotong hanya dagingnya yang bisa diambil. Sedangkan kulit, tulang dan ususnya harus dikubur,” kata Gde Arama.
Selain pemeriksaan laboratoirum, Satgas PMK Badung juga melakukan sejumlah antisipasi penyebaran kasus. Berkaca dari dugaan kasus PMK di wilayah Sempidi, pihaknya akan melakukan penyemprotan disinfektan di areal kandang sapi. Begitu juga sapi yang ada di seputaran tersebut akan dilakukan vaksinasi.
Untuk diketahui, vaksinasi saat ini terus digencarkan oleh Pemkab Badung. Bahkan, sedikitnya 581 dosis dari alokasi 1.000 dosis vaksin sudah disuntikkan ke hewan ternak. Di Badung sendiri, target sasaran vaksinasi PMK untuk sapi sebanyak 34.141 ekor. *ind, asa
Total ada empat sapi di lingkungan Kwanji yang terindikasi terjangkir PMK. Perinciannya 2 ekor sapi betina umur tujuh tahun dalam kondisi hamil. Kemudian 1 ekor sapi betina umur lima tahun dalam kondisi hamil dan 1 ekor sapi betina umur dua tahun.
Menurut informasi, sapi warga dengan ciri-ciri PMK diketahui pada Sabtu (16/7). Bahkan, kabarnya aparat terkait sudah turun ke lokasi mengecek langsung kondisi sapi tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disperpa Badung I Gde Asrama, saat dikonfirmasi membenarkan adanya sapi milik warga yang terindikasi terjangkit PMK. Meski begitu, saat ini belum bisa memastikan apakah benar ternak warga tersebut terkena virus PMK. Namun, melihat ciri-cirinya memang mengarah ke MPM, hanya tidak kronis.
“Kami belum bisa pastikan PMK atau bukan. Apalagi ini kasus baru di Bali, sehingga perlu dilakukan uji laboratorium. Mungkin Senin (hari ini) akan diambil sampelnya,” kata Gde Asrama, Minggu (17/7).
Menurutnya, ada lebih dari satu sapi warga yang memiliki ciri-ciri PMK, sehingga sapi milik warga tersebut diminta untuk tidak dibawa ke mana-mana untuk sementara waktu. “Sementara kita sarankan agar sapi diam di tempat,” ucap Gde Asrama.
Terkait hasil pengecekan laboratorium, pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Veteriner Denpasar. Hal itu dilakukan untuk memastikan penyakit dan juga memastikan kondisi sapi kepada pemiliknya. Setelah hasil laboratorium keluar, barulah Satgas PMK akan mengambil langkah selanjutnya.
“Setelah keluar hasil laboratorium keluar, baru kita berani menentukan langkah selanjutnya. Termasuk nanti pemotongan bersyarat yaitu ternak dipotong hanya dagingnya yang bisa diambil. Sedangkan kulit, tulang dan ususnya harus dikubur,” kata Gde Arama.
Selain pemeriksaan laboratoirum, Satgas PMK Badung juga melakukan sejumlah antisipasi penyebaran kasus. Berkaca dari dugaan kasus PMK di wilayah Sempidi, pihaknya akan melakukan penyemprotan disinfektan di areal kandang sapi. Begitu juga sapi yang ada di seputaran tersebut akan dilakukan vaksinasi.
Untuk diketahui, vaksinasi saat ini terus digencarkan oleh Pemkab Badung. Bahkan, sedikitnya 581 dosis dari alokasi 1.000 dosis vaksin sudah disuntikkan ke hewan ternak. Di Badung sendiri, target sasaran vaksinasi PMK untuk sapi sebanyak 34.141 ekor. *ind, asa
1
Komentar