Depresi Dicopet, Turis Ukraina Bunuh Diri
Karena kehabisan bekal dan kecopetan dokumen berharga, ibu dan anak memilih mengakhiri hidupnya di Pantai Tanjung Alam.
SINGARAJA, NusaBali
Kasus bunuh diri seorang warga asing asal Bravare Ukraina, Sazonova Roman Serfeevich, 34, di Pantai Tanjung Alam, Banjar Dinas Enjung Sangiang, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Buleleng pada Selasa (4/4) lalu masih menjadi PR Satuan Reskrim Polres Buleleng. Hingga Kamis (6/4) kemarin pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan kasus tersebut, untuk mengetahui penyebab pasti kematian korban. Saat ini polisi pun sudah memeriksa tiga saksi yang ada di lapangan salah satunya adaah ibu korban yang masih selamat.
Korban Roman dan ibunya Sazonova Luydmila Alexandrovna, 53, pertama kali ditemukan pada pukul 16.00 Wita oleh seorang warga yang mengaku bernama Koko asal Banjar Dinas Bunut Panggang, Desa Kaliasem. Saat itu ia yang sedang berada di pinggir pantai menyaksikan korban dan ibunya terus berjalan ke tengah laut, hingga ke kedalaman dan badannya mulai tidak terlihat.
Mengetahui kejadian janggal tersebut ia pun langsung memanggil warga lainnya yang saat itu ada di pinggir pantai Putu Budiastana dan mengajaknya untuk segera menolong dua orang bule tersebut dengan menggunakan perahu. Peristiwa tersebut pun sangat cepat mencuat, hingga beberapa saat kemudian sudah ramai warga berkumpul di lokasi kejadian untuk menyaksikan proses evakuasi.
Dua orang warga tersebut dibantu oleh pihak kepolisian langsung melakukan evakuasi. Sekitar dua ratus meter dari garis pantai korban Roman ditemukan telah mengambang di kedalaman tiga meter, dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Di leher korban pun ditemukan seutas tali warna putih dan terlilit. Sedangkan ibunya Luydmila yang ditemukan tidak jauh dari lokasi korban masih dalam keadaan selamat dan hanya mengalami luka gores pada kaki.
Korban pun kemudian dievakuasi dengan menaikkannya ke atas kano yang ditarik menggunakan perahu. Dari hasil pemeriksaan luar di RSUD Buleleng, dugaan sementara korban tewas karena tenggelam, dengan ciri-ciri telapak tangan dan kaki membiru yang disebabkan karena kehabisan oksigen, serta hidung dan mulut berbusa serta mengeluarkan darah. Di kaki kanan korban juga ditemukan luka robek sepanjang 2,5 sentimeter dan lebar 1,5 sentimeter.
Sementara itu pihak kepolisian sampai saat ini masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus tersebut. hanya saja pihaknya mengaku masih kesulitan meminta keterangan dari ibu korban, karena yang bersangkutan tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancar.
Kaur Bin Ops Satreskrim Polres Buleleng, Iptu Abdul Azis yang dihubungi Kamis (6/4) kemarin mengatakan pihaknya masih menunggu penerjemah resmi dari Denpasar. Proses penyelidikan pun sedikit terhambat karena libur hari raya. “Sampai saat ini kami masih menunggu penerjemah yang rencananya akan datang besok, (hari ini, red), untuk membantu proses penyelidikan karena ibu korban tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancar,” ujar dia.
Namun dari hasil pemeriksaan sementara dari pengakuan ibu korban, keduanya sempat mengalami pencopetan di wilayah Kuta Denpasar. Sehingga paspor, identitas lain serta uang mereka habis digasak copet. Keduanya pun memutuskan untuk pergi ke wilayah Buleleng dengan sisa uang yang masih ada di dompet. Hanya saja sesampainya di Buleleng mereka benar-benar kehabisan bekal, dan luntang-lantung.
Keduanya pun sempat menggembel semalam dan tidur di jalanan, lantaran tidak sanggup menyewa hotel untuk beristirahat dan pada Selasa (4/4) sore keduanya disebut sepakat untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. “Saat itu kedua WNA ini dalam kondisi depresi dan kami belum mendapat keterangan lanjutan dari saksi kunci, karena kesulitan berkomunikasi,” imbuh IPTU Azis.
Selain menunggu penerjemah, pihaknya juga mengaku sedang berkoordinasi dengan pihak kedutaan Ukraina yang berkantor di Jakarta. Pihak kepolisian pun berencana akan melakukan otopsi terhadap mayat korban untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. Untuk sementara mayat korban masih dititipkan di ruang jenazah RSUD Buleleng, sedangkan ibu korban yang tidak memiliki keluarga dan bekal, sementara di tampung di Mapolres Buleleng, sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut. *k23
Korban Roman dan ibunya Sazonova Luydmila Alexandrovna, 53, pertama kali ditemukan pada pukul 16.00 Wita oleh seorang warga yang mengaku bernama Koko asal Banjar Dinas Bunut Panggang, Desa Kaliasem. Saat itu ia yang sedang berada di pinggir pantai menyaksikan korban dan ibunya terus berjalan ke tengah laut, hingga ke kedalaman dan badannya mulai tidak terlihat.
Mengetahui kejadian janggal tersebut ia pun langsung memanggil warga lainnya yang saat itu ada di pinggir pantai Putu Budiastana dan mengajaknya untuk segera menolong dua orang bule tersebut dengan menggunakan perahu. Peristiwa tersebut pun sangat cepat mencuat, hingga beberapa saat kemudian sudah ramai warga berkumpul di lokasi kejadian untuk menyaksikan proses evakuasi.
Dua orang warga tersebut dibantu oleh pihak kepolisian langsung melakukan evakuasi. Sekitar dua ratus meter dari garis pantai korban Roman ditemukan telah mengambang di kedalaman tiga meter, dengan kondisi sudah tidak bernyawa. Di leher korban pun ditemukan seutas tali warna putih dan terlilit. Sedangkan ibunya Luydmila yang ditemukan tidak jauh dari lokasi korban masih dalam keadaan selamat dan hanya mengalami luka gores pada kaki.
Korban pun kemudian dievakuasi dengan menaikkannya ke atas kano yang ditarik menggunakan perahu. Dari hasil pemeriksaan luar di RSUD Buleleng, dugaan sementara korban tewas karena tenggelam, dengan ciri-ciri telapak tangan dan kaki membiru yang disebabkan karena kehabisan oksigen, serta hidung dan mulut berbusa serta mengeluarkan darah. Di kaki kanan korban juga ditemukan luka robek sepanjang 2,5 sentimeter dan lebar 1,5 sentimeter.
Sementara itu pihak kepolisian sampai saat ini masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus tersebut. hanya saja pihaknya mengaku masih kesulitan meminta keterangan dari ibu korban, karena yang bersangkutan tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancar.
Kaur Bin Ops Satreskrim Polres Buleleng, Iptu Abdul Azis yang dihubungi Kamis (6/4) kemarin mengatakan pihaknya masih menunggu penerjemah resmi dari Denpasar. Proses penyelidikan pun sedikit terhambat karena libur hari raya. “Sampai saat ini kami masih menunggu penerjemah yang rencananya akan datang besok, (hari ini, red), untuk membantu proses penyelidikan karena ibu korban tidak bisa berbahasa Inggris dengan lancar,” ujar dia.
Namun dari hasil pemeriksaan sementara dari pengakuan ibu korban, keduanya sempat mengalami pencopetan di wilayah Kuta Denpasar. Sehingga paspor, identitas lain serta uang mereka habis digasak copet. Keduanya pun memutuskan untuk pergi ke wilayah Buleleng dengan sisa uang yang masih ada di dompet. Hanya saja sesampainya di Buleleng mereka benar-benar kehabisan bekal, dan luntang-lantung.
Keduanya pun sempat menggembel semalam dan tidur di jalanan, lantaran tidak sanggup menyewa hotel untuk beristirahat dan pada Selasa (4/4) sore keduanya disebut sepakat untuk mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. “Saat itu kedua WNA ini dalam kondisi depresi dan kami belum mendapat keterangan lanjutan dari saksi kunci, karena kesulitan berkomunikasi,” imbuh IPTU Azis.
Selain menunggu penerjemah, pihaknya juga mengaku sedang berkoordinasi dengan pihak kedutaan Ukraina yang berkantor di Jakarta. Pihak kepolisian pun berencana akan melakukan otopsi terhadap mayat korban untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. Untuk sementara mayat korban masih dititipkan di ruang jenazah RSUD Buleleng, sedangkan ibu korban yang tidak memiliki keluarga dan bekal, sementara di tampung di Mapolres Buleleng, sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut. *k23
Komentar