TP PKK dan WHDI Badung Pentaskan Tari Rejang Giri Putri
Bhakti Penganyaran Pemkab Badung di Pura Mandara Giri Semeru Agung Lumajang
MANGUPURA, NusaBali
Setelah dipentaskan perdana dalam rangkaian upacara Nyatur Rebah di Pura Lingga Bhuwana dan Pura Beji, Puspem Badung, Rabu (13/7), Tari Rejang Giri Putri juga dipentaskan saat Bakti Penganyaran Pemkab Badung, serangkaian Karya Pujawali di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa timur, Senin (18/7).
Tari Rejang Giri Putri dibawakan oleh TP PKK Badung dan WHDI Badung. Pada kesempatan tersebut Ketua TP PKK Nyonya Seniasih Giri Prasta mewakili Pemkab Badung menghaturkan punia sebesar Rp 100 juta, yang diterima langsung oleh Romo Pandita Mangku Pura Mandara Giri Semeru Agung, Lumajang. Turut hadir Istri Wakil Gubernur Bali Nyonya Tjok Putri Haryani Ardana Sukawati, Asisten Perekonomian dan Pembangunan IB Gede Arjana, Asisten Administrasi Umum Cok Raka Darmawan, Kadis Kebudayaan Badung Gde Eka Sudarwitha, Ketua PHDI Badung, Ketua MDA Badung, Ketua WHDI Badung, Kepala OPD di Lingkup Pemkab Badung serta para pemedek.
Ketua TP PKK Nyonya Seniasih Giri Prasta, mengatakan sudah menjadi kewajiban/swadarma bagi Pemkab Badung untuk menghaturkan bakti penganyar di Pura terbesar yang ada di Jawa Timur tersebut. “Kami Pemkab Badung bersama TP PKK Badung dan WHDI Kabupaten Badung serta OPD lainnya melaksanakan bakti penganyaran dan sekaligus berkesempatan ngaturang ngayah Tari (menarikan) Rejang Giri Putri di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Lumajang. Semoga Ida Sang Hyang Widhi dan Ida Betara-betari yang berstana di Pura ini senantiasa melimpahkan kesejahteraan dan kerahayuan buat kita semua serta pelaksanaan pujawali berjalan dengan lancar,” katanya.
Tari Rejang Giri Putri ini garapan baru Ketua TP PKK Kabupaten Badung Nyonya Seniasih Giri Prasta berkolaborasi dengan penggarap tari I Gede Parwata dan penggarap tabuh I Wayan Widia dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung. Tari Rejang Giri Putri terinspirasi dari cerita dalam Itihasa yang menggambarkan Dewa Siwa dan Dewi Parwati melakukan tapa brata semadi di Gunung Kailash demi keselamatan, kesejahteraan, dan kemakmuran alam semesta beserta isinya. Dewi Parwati disebut juga Giri Putri. Giri merupakan sebuah gunung yang kuat dan kokoh serta agung yang mampu memberikan sumber kehidupan kepada semua makhluk, sedangkan Putri merupakan sebutan seorang Dewi Parwati sebagai saktinya Dewa Siwa yang begitu anggun, lemah lembut, dan berwibawa yang melambangkan kebesaran dan kemahakuasaan seorang Dewi yang mengayomi dan melindungi seisi alam semesta (Stitining Bhuwana Langgeng).
Tari Rejang Giri Putri merupakan tarian yang sangat lemah lembut dan indah dipadukan dengan iringan gamelan dengan tatanan alunan melodi yang mengambil filosofi makna daksina yang terdiri dari tiga unsur, yaitu lingkaran sebagai simbol windu, segi empat sebagai simbol Catur Pada dan segitiga sebagai simbol Tri Kona.
Sementara itu Ketua PHDI Kabupaten Lumajang Edi Sumianto, menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Badung dan jajaran yang sudah melaksanakan bakti pengayaran sekaligus menghaturkan punia. “Terima kasih kami haturkan kepada Pemkab Badung beserta jajaran yang sudah melaksanakan bakti penganyaran dan sekaligus menghaturkan punia kehadapan Ida Betara-betari yang berstana di Pura Mandara Giri Semeru Agung, Senduro, Lumajang hari ini (kemarin),” ujarnya. *asa
Komentar