Target 6.932 Ekor Sapi, 3.624 Ekor Tervaksinasi PMK di Jembrana
NEGARA, NusaBali
Jajaran Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Kabupaten Jembrana menggencarkan vaksinasi PMK pada sapi di lima desa/kelurahan yang sempat ditemukan kasus suspek.
Dari kegiatan vaksinasi yang telah berjalan selama 10 hari hingga Selasa (19/7), sudah tervaksinasi sebanyak 3.624 ekor.
Jumlah sapi yang sudah vaksinasi PMK itu mencapai 50,14 persen dari jumlah estimasi populasi 6.932 ekor sapi di 5 wilayah desa sasaran. Adapun 5 desa sasaran itu, yakni, Kelurahan Pergung dan Kelurahan Tegal Cangkring di wilayah Kecamatan Mendoyo, Desa Banyubiru di wilayah Kecamatan Negara, Desa Manistutu dan Desa Nusasari di wilayah Kecamatan Melaya.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa mengatakan, vaksinasi PMK ke 5 desa sasaran itu, dijadwalkan berlangsung tiap hari pada Senin hingga Sabtu. Termasuk pada hari Minggu juga dilaksanakan vaksinasi, meskipun tidak serentak. “Rata-rata per hari kita bisa vaksinasi ratusan ekor sapi. Sedangkan hari Minggu kemarin (17/7), kami vaksinasi 13 ekor sapi,” ujarnya.
Menurut Widarsa, jajarannya di Bidang Keswan-Kesmavet Jembrana sudah berusaha memaksimalkan kegiatan vaksinasi PMK ini. Namun vaksinasi PMK secara jemput bola ini jelas membutuhkan waktu. “Kalau petugas kita tetap all out. Namun vaksinasi ke sapi ini tidak bisa disamakan dengan pemberian vaksin ke orang, karena kita harus jemput bola,” tutur Widarsa.
Widarsa mengatakan, sejatinya pelaksanaan vaksinasi PMK dengan menyasar ternak sapi warga ini, lebih sulit dibanding vaksinasi rabies. Jika pelaksanaan vaksinasi rabies dengan menyasar anjing peliharaan warga, bisa langsung ditemui di rumah-rumah warga ataupun dilaksanakan secara terpusat. Sedangkan untuk memvaksinasi sapi tidak mungkin dilaksanakan terpusat. “Apalagi sapi-sapi warga juga banyak ditempatkan terpisah. Banyak juga yang ditaruh di pelosok-pelosok. Untuk ke lokasi sapinya itu kami harus jalan kaki,” ucap Widarsa.
Widarsa menyatakan tetap melakukan evaluasi agar vaksinasi PMK ini dapat berjalan maksimal dan berkelanjutan. Supaya lebih efektif, belakangan vaksinasi ini tidak lagi dilakukan secara serentak ke 5 desa sasaran. Namun dijadwalkan vaksinasi per wilayah banjar/lingkungan.
“Untuk pelaksanaan vaksinasi termasuk disinfeksi (penyemprotan disinfektan), kami ada enam tim. Tetapi kalau kami kerahkan semua dan menyebar, rasanya kurang efektif. Jadi tim yang ada agar turun fokus di banjar/lingkungan. Daripada dipecah-pecah, rasanya kurang efektif,” kata Widarsa. *ode
Komentar