Kasus Harian Covid-19 Badung Tertinggi Di Bali
MANGUPURA, NusaBali
Kasus positif Covid-19 di Kabupaten Badung cukup tinggi dalam seminggu terakhir.
Bahkan dari data yang dirilis Satgas Covid-19 Provinsi Bali, kasus positif dari Badung paling banyak dibandingkan kabupaten/kota lainnya. Tercatat, pada Rabu (13/7) kasus positif di Badung sebanyak 50 kasus, Kamis (14/7) 62 kasus, Jumat (15/7) 55 kasus, Sabtu (16/7) 64 kasus, Minggu (17/7) 42 kasus, Senin (18/7) 45 kasus, Selasa (19/7) 57 kasus, dan Rabu (20/7) kasus.
Masih dari data Satgas Covid-19 Provinsi Bali, penambahan kasus Covid-19 di Gumi Keris jika dirata-ratakan dalam seminggu terakhir didominasi oleh WNA, disusul kasus luar Bali, kemudian WNI ber-KTP Bali, dan terakhir WNI ber-KTP luar Bali. Plt Kepala Dinas Kesehatan Badung, dr I Wayan Darta, menduga ada beberapa penyebab naiknya kasus Covid-19 di Badung. Salah satunya, karena Badung menjadi centre of tourism di Bali, sehingga banyak screening yang dilakukan terhadap arus keluar masuk ke Pulau Bali. Dengan demikian, bisa dikatakan kasus Covid-19 di Badung didominasi oleh warga luar Badung.
“Betul (kasus Covid-19 di Badung paling tinggi, Red). Badung ini centre of tourism, kebanyakan yang positif itu yang kena screening. Karena screeningnya di Badung, jadi kesannya kasus di Badung paling tinggi dibanding daerah lain,” kata dr Darta, Rabu (20/7).
Selain banyaknya screening, peningkatan kasus disinyalir juga karena longgarnya penerapan protokol kesehatan (prokes). Di samping juga faktor cuaca saat ini yang menyebabkan batuk, pilek, dan demam. “Menurut saya, ada karena faktor cuaca juga. Banyak orang yang batuk, pilek, dam demam. Ternyata setelah dicek, positif Covid-19. Kemudian mulai longgarnya penerapan prokes dan pengawasan yang tidak terlalu ketat juga menyebabkan kasus positif (meningkat),” jelas mantan Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Badung ini.
Namun demikian, dr Darta mengakui bahwa gejala berat hingga risiko kematian sangat minim untuk kasus Covid-19 di Badung. Darta yang juga Dirut RSD Mangusada ini membeberkan, hanya dua orang saja pasien Covid-19 yang sampai dirawat di RSD Mangusada. “Kemarin ada dua orang yang dirawar, tapi sudah pulang. Kebanyakan isolasi mandiri, karena gejalanya ringan,” imbuhnya.
Sementara dari sisi vaksinasi booster, kata dr Darta, saat ini terus digenjot. Pihaknya mengakui, untuk mencapai target vaksinasi booster yang ditetapkan masih terkendala pengerahan masyarakat untuk sadar melakukan vaksinasi booster. “Vaksin dan tim kami sudah siap. Setiap faskes juga selalu siap untuk melaksanakan vaksinasi booster. Tapi yang datang tidak sampai 50 orang, sehingga perlu menggerakan massa harus dimaksimalkan. Kami sudah minta kepala desa, bendesa, dan kelian terkait bagaimana caranya untuk menggerakkan masa,” kata dr Darta sembari menyebut vaksin berbasis wilayah sangat efektif untuk meningkatkan jumlah vaksinasi.
Pihaknya mengingatkan, sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo, vaksinasi booster merupakan persyaratan wajib memasuki fasilitas publik/fasilitas umum. Seperti perkantoran, pabrik, taman umum, tempat wisata, lokasi seni, budaya, restoran, kafe, pusat perbelanjaan/mall/pusat perdagangan, dan area publik lainnya. Bahkan bepergian dengan moda transportasi baik laut dan udara juga harus menyertakan bukti vaksinasi booster. *ind
1
Komentar