Abrasi di Pantai Selagan, Nusa Dua, Belum Teratasi
Penanganan abrasi di Pantai Selagan, Nusa Dua, di kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, hingga kini belum teratasi.
MANGUPURA, NusaBali
Rencana pembangunan breakwater sebagai langkah untuk mengatasi amukan ombak yang menghantam kawasan wisata itu hingga kini masih dalam proses izin upaya pengelolaan lingkungan hidup (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL).
“Desainnya sudah selesai. Kami sudah melakukan pertemuan dengan konsultan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung. Kini masih proses izin lingkungan. Dalam penyelesaian kajian ini kami bekerja sama dengan Universitas Udayana. Hal ini dilakukan untuk proses perizinan pembangunannya. Tahun ini kami harapkan pengerjaannya sudah mulai,” kata Managing Director Kawasan Nusa Dua I Wayan Karioka, Jumat (7/4).
Karioka menjelaskan proses peizinan ini lama karena upaya untuk menangani abrasi ini akan dibangun tanggul penahan ombak (breakwater) di tengah laut. Tanggul itu dibangun antara Pulau Peninsula dan Nusa Darma. Selain untuk menahan hantaman ombak ke bibir pantai, pembangunan itu akan dapat digunakan sebagai daya tarik wisata baru di Nusa Dua. “Pembendung gelombang itu nanti dibangun seperti menghubungi antara Pulau Peninsula dan Nusa Darma. Namun tak digabung jadi satu. Konsep desain dari pembangunan itu nanti tak menutup kemungkinan akan dijadikan satu tempat wisata atau daya tarik wisata baru di Nusa Dua. Mungkin nanti ada inovasi baru yang bisa memanfaatkan tempat itu menjadi tempat yang memiliki nilai jual. Biar tak kalah dari wilayah lain,” tuturnya.
Selain membangun pembendung ombak juga akan dibangun pembendung pantai yang telah rusak akibat hantaman ombak. Kemungkinan di dalam area itu akan ditambatkan kapal-kapal kecil.
“Hal itu dilakukan agar area itu dapat dimanfaatkan. Namun itu adalah langkah berikutnya. Yang penting yang dilakukan sekarang adalah menyelesaikan pembangunan tanggulnya,” ujar Karioka. * cr64
“Desainnya sudah selesai. Kami sudah melakukan pertemuan dengan konsultan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung. Kini masih proses izin lingkungan. Dalam penyelesaian kajian ini kami bekerja sama dengan Universitas Udayana. Hal ini dilakukan untuk proses perizinan pembangunannya. Tahun ini kami harapkan pengerjaannya sudah mulai,” kata Managing Director Kawasan Nusa Dua I Wayan Karioka, Jumat (7/4).
Karioka menjelaskan proses peizinan ini lama karena upaya untuk menangani abrasi ini akan dibangun tanggul penahan ombak (breakwater) di tengah laut. Tanggul itu dibangun antara Pulau Peninsula dan Nusa Darma. Selain untuk menahan hantaman ombak ke bibir pantai, pembangunan itu akan dapat digunakan sebagai daya tarik wisata baru di Nusa Dua. “Pembendung gelombang itu nanti dibangun seperti menghubungi antara Pulau Peninsula dan Nusa Darma. Namun tak digabung jadi satu. Konsep desain dari pembangunan itu nanti tak menutup kemungkinan akan dijadikan satu tempat wisata atau daya tarik wisata baru di Nusa Dua. Mungkin nanti ada inovasi baru yang bisa memanfaatkan tempat itu menjadi tempat yang memiliki nilai jual. Biar tak kalah dari wilayah lain,” tuturnya.
Selain membangun pembendung ombak juga akan dibangun pembendung pantai yang telah rusak akibat hantaman ombak. Kemungkinan di dalam area itu akan ditambatkan kapal-kapal kecil.
“Hal itu dilakukan agar area itu dapat dimanfaatkan. Namun itu adalah langkah berikutnya. Yang penting yang dilakukan sekarang adalah menyelesaikan pembangunan tanggulnya,” ujar Karioka. * cr64
Komentar