Diimbau Desa Bentuk Satgas Rabies, Pemprov Bali Genjot Buleleng Tangani Rabies
Buleleng memang menjadi prioritas baik dari penganggaran maupun program yang bisa kita akselerasikan.
SINGARAJA, NusaBali
Jumlah kasus gigitan anjing rabies di Buleleng hingga merenggut enam korban jiwa tahun ini, menjadi sorotan Pemprov Bali. Buleleng pun mendapatkan support dari Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP). Namun pihak Pemrov Bali mengimbau desa/kelurahan di Buleleng membentuk satgas rabies.
Kepala Bidang Pemerintahan Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Bali Ida Bagus Wesnawa berkunjung dalam upaya penanggulangan rabies, Kamis (21/7), di Buleleng. Dia mengatakan penanganan perlu dilakukan dari bawah. Pemerintah bersama AIHSP mencoba menyerap aspirasi, masalah termasuk kendala yang dialami di lapangan. “Buleleng memang menjadi prioritas baik dari penganggaran maupun program yang bisa kita akselerasikan. Selain konsinyasi pendanaan nanti juga ada program strategis yang dilakukan untuk mewujudkan Bali one health,” ucap Wesnawa.
Pemprov Bali dalam penanganan rabies jangka panjang juga sudah mengesahkan Perda Rabies. Aturan yang mengatur pemeliharaan hingga sanksi ketika ada pelangagran ini pun diharapkannya dapat diteruskan ke tataran pemerintahan kabupaten dan desa. “Untuk memperkuat Perda ini memang harus diikuti sampai ke tingkat pemerintahan paling bawah. Kami juga sudah bersinergi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD). Sehingga kedepannya penegakan perda bisa lebih masif dan masyarakat juga lebih memahami bahaya rabies,” imbuhnya yang juga didampingi dari Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian Provinsi Bali serta AIHSP.
Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra usai pertemuan mengakui kasus gigitan rabies di Buleleng tertinggi di Bali. Saat ini, Buleleng pun tengah mengupayakan agar masing-masing desa dan kelurahan di Buleleng mengamankan wilayahnya masing-masing dari rabies. Salah satunya dengan pembentukan Satgas Rabies di tingkat desa. Hal itu pun sudah dilakukan oleh Desa Mayong, Kecamatan Seririt, Buleleng sebagai langkah antisipatif. “Hal ini agar menjadi contoh desa yang lainnya untuk membuat Satgas Rabies di tingkat desa. Mereka akan bertugas melakukan pendekatan persuasif kepada warganya untuk memelihara anjing dengan baik. Mengandangkan dan divaksinasi secara rutin,” ucap Sutjidra.*k23
Kepala Bidang Pemerintahan Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Bali Ida Bagus Wesnawa berkunjung dalam upaya penanggulangan rabies, Kamis (21/7), di Buleleng. Dia mengatakan penanganan perlu dilakukan dari bawah. Pemerintah bersama AIHSP mencoba menyerap aspirasi, masalah termasuk kendala yang dialami di lapangan. “Buleleng memang menjadi prioritas baik dari penganggaran maupun program yang bisa kita akselerasikan. Selain konsinyasi pendanaan nanti juga ada program strategis yang dilakukan untuk mewujudkan Bali one health,” ucap Wesnawa.
Pemprov Bali dalam penanganan rabies jangka panjang juga sudah mengesahkan Perda Rabies. Aturan yang mengatur pemeliharaan hingga sanksi ketika ada pelangagran ini pun diharapkannya dapat diteruskan ke tataran pemerintahan kabupaten dan desa. “Untuk memperkuat Perda ini memang harus diikuti sampai ke tingkat pemerintahan paling bawah. Kami juga sudah bersinergi dengan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD). Sehingga kedepannya penegakan perda bisa lebih masif dan masyarakat juga lebih memahami bahaya rabies,” imbuhnya yang juga didampingi dari Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian Provinsi Bali serta AIHSP.
Wakil Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra usai pertemuan mengakui kasus gigitan rabies di Buleleng tertinggi di Bali. Saat ini, Buleleng pun tengah mengupayakan agar masing-masing desa dan kelurahan di Buleleng mengamankan wilayahnya masing-masing dari rabies. Salah satunya dengan pembentukan Satgas Rabies di tingkat desa. Hal itu pun sudah dilakukan oleh Desa Mayong, Kecamatan Seririt, Buleleng sebagai langkah antisipatif. “Hal ini agar menjadi contoh desa yang lainnya untuk membuat Satgas Rabies di tingkat desa. Mereka akan bertugas melakukan pendekatan persuasif kepada warganya untuk memelihara anjing dengan baik. Mengandangkan dan divaksinasi secara rutin,” ucap Sutjidra.*k23
Komentar