Sedimenasi Sungai di Depan Kantor Camat Kutsel Meninggi
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung segera mengecek kondisi sungai di depan Kantor Camat Kuta Selatan (Kutsel).
MANGUPURA, NusaBali
Pengecekan itu dilakukan karena sedimentasi di sungai itu kian meninggi disertai sampah. Kepala Bidang (Kabid) Pengairan Dinas PUPR Kabupaten Badung AA Gede Dalem saat dikonfirmasi, Jumat (7/4), menduga kondisi itu terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.
Gung Dalem memaparkan, dulu saat kondisi itu menjadi sorotan direncanakan akan dilakukan penggelontoran menggunakan alat berat. Namun saat dilakukan pengecekan kondisi di lapangan hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan. Karena di sepanjang sungai tersebut terdapat banyak jembatan yang justru dibangun oleh pengusaha sendiri. Hal inilah yang menyulitkan jika dilakukan penggelontoran menggunakan alat berat. Akhirnya disepakati penataan secara manual.
“Saat ini tim kami sedang melakukan penataan di Sawangan. Kalau memang itu menjadi sorotan, nanti kami akan arahkan ke sana,” tuturnya.
Kondisi sungai kering di depan Kanator Camat Kutsel atau kawasan Unud ini memang cukup ironis. Walaupun ada di depan kantor pemerintahan, namun beberapa kali menjadi sorotan karena kotor dan kumuh oleh sampah yang bercampur lumpur.
Disinggung tentang keberadaan paguyuban pengusaha yang sempat dibentuk oleh kecamatan, hingga kini tidak ada aksi nyata yang dilakukan terhadap sungai itu. “Kalau orang lain melihat kotor, kan bisa ikut-ikutan membuang sampah di sana. Coba kalau bersih, pasti orang lain akan segan buang sampah atau limbah di sungai,” imbuh Gung Dalem.
Sebelumnya Camat Kutsel Wayan Wirya saat diminta komentarnya tentang sungai di depan kantornya yang dangkal dan kotor, menyatakan penanganan sungai sudah menjadi ranah instansi terkait. Pun saat disinggung tentang paguyuban pengusaha yang tidak ada gebrakan, Wirya berdalih kalau sudah menghubungi ketua paguyuban yang konon mengaku masih ada di luar negeri. * cr64
Gung Dalem memaparkan, dulu saat kondisi itu menjadi sorotan direncanakan akan dilakukan penggelontoran menggunakan alat berat. Namun saat dilakukan pengecekan kondisi di lapangan hal itu tidak memungkinkan untuk dilakukan. Karena di sepanjang sungai tersebut terdapat banyak jembatan yang justru dibangun oleh pengusaha sendiri. Hal inilah yang menyulitkan jika dilakukan penggelontoran menggunakan alat berat. Akhirnya disepakati penataan secara manual.
“Saat ini tim kami sedang melakukan penataan di Sawangan. Kalau memang itu menjadi sorotan, nanti kami akan arahkan ke sana,” tuturnya.
Kondisi sungai kering di depan Kanator Camat Kutsel atau kawasan Unud ini memang cukup ironis. Walaupun ada di depan kantor pemerintahan, namun beberapa kali menjadi sorotan karena kotor dan kumuh oleh sampah yang bercampur lumpur.
Disinggung tentang keberadaan paguyuban pengusaha yang sempat dibentuk oleh kecamatan, hingga kini tidak ada aksi nyata yang dilakukan terhadap sungai itu. “Kalau orang lain melihat kotor, kan bisa ikut-ikutan membuang sampah di sana. Coba kalau bersih, pasti orang lain akan segan buang sampah atau limbah di sungai,” imbuh Gung Dalem.
Sebelumnya Camat Kutsel Wayan Wirya saat diminta komentarnya tentang sungai di depan kantornya yang dangkal dan kotor, menyatakan penanganan sungai sudah menjadi ranah instansi terkait. Pun saat disinggung tentang paguyuban pengusaha yang tidak ada gebrakan, Wirya berdalih kalau sudah menghubungi ketua paguyuban yang konon mengaku masih ada di luar negeri. * cr64
Komentar