Pengelola Destinasi Wisata Dituntut Pemasaran secara Digital
DENPASAR, NusaBali
Pengelola destinasi wisata dan daya tarik wisata di Kota Denpasar dituntut untuk mahir dalam pemasaran lewat digitalisasi.
Sebab, promosi digital saat ini dirasa cukup baik untuk menarik wisatawan datang ke kawasan wisata yang dikembangkan pelaku wisata di Denpasar.
Hal itu terungkap dalam Pelatihan Digitalisasi Branding, Pemasaran, dan Penjualan pada Desa Wisata, Homestay, Kuliner, Souvenir, Fotografi, di Sanur, Denpasar, Senin (25/7). Pelatihan ini digelar Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kota Denpasar yang dibuka Kepala Disparda MA Dezire Mulyani.
Dezire Mulyani mengatakan, pelatihan ini sangat penting diselenggarakan bagi para pemilik usaha atau pengelola di desa wisata, homestay, kuliner, souvenir, dan fotografi. Sebab, perekonomian Kota Denpasar turun karena pandemi Covid-19.
Selama dua tahun, pariwisata Denpasar terpuruk. Bahkan tingkat kunjungan wisatawan mancanegara menurun hingga 75 persen. Sementara tingkat kunjungan wisatawan domestik menurun hingga 30 persen.
“Bahkan lebih dari 2 juta masyarakat kehilangan pekerjaan dari total 34 juta yang bergerak di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Untuk itu ada tiga pilar utama untuk pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif yang saat ini harus dikembangkan yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi,” kata Dezire Mulyani.
Dezire Mulyani mengatakan, pelatihan ini difasilitasi oleh dana alokasi khusus (DAK) non fisik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melalui Dinas Pariwisata Kota Denpasar. “Untuk itu kami berharap para peserta dapat menambah knowledge, motivasi, dan kompetensi untuk menciptakan inovasi baru dan siap bersaing pasca pandemi ini dan ke depannya,” imbuh Dezire Mulyani.
Sebab, kata dia, era yang serba digital sekarang ini pemasaran menjadi metode baru yang sangat berperan penting dalam memasarkan usaha mereka. Digital marketing dapat membangun, meningkatkan, dan mempertahankan reputasi suatu bisnis secara online di semua platform digital.
Dengan semakin mudahnya akses internet saat ini, pengguna media sosial untuk berinteraksi di dunia maya semakin meningkat setiap harinya. Peluang ini perlu segera dimanfaatkan dengan digital marketing, yang membantu suatu bisnis menjangkau lebih banyak konsumen daripada melalui metode konvensional, lebih hemat biaya, dan terukur.
Dezire Mulyani mengatakan, sasaran dalam pelatihan ini sebanyak 40 orang dan belum pernah mengikuti pelatihan digitalisasi yang didanai dari APBN, serta diutamakan bagi pengelola destinasi pariwisata. Termasuk desa wisata, daya tarik wisata, kuliner, souvenir, dan fotografi.
“Pelatihan diselenggarakan selama tiga hari, 25 – 27 Juli 2022. Selama dua hari dilaksanakan di Hotel Swiss Bel Resort Watu Jimbar, Sanur, dimana peserta menginap pada malam harinya, dan pada hari ketiga kunjungan lapangan ke Puri Taman Sari, Uma Abian, Marga, Tabanan,” ungkap Dezire Mulyani. *mis
1
Komentar