Kemasan Garam dan Kopi Bali Dilombakan
Syaratnya harus ramah lingkungan, hasil karya lomba bisa dimanfaatkan IKM
DENPASAR,NusaBali
Pemprov Bali melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian menggelar lomba desain kemasan untuk produk garam dan kopi. Tujuannya meningkatkan kualitas dan daya saing pemasaran kedua produk tersebut.
Desain kemasan nanti diharapkan bisa menjadi referensi bagi kalangan pelaku usaha. Terutama industri kecil menengah (IKM), bagaimana membuat kemasaan produk garam dan kopi. Tidak saja kemampuan melindungi produk dan mudah dibawa. Namun juga memuat informasi yang berbranding Bali.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Kreatif Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Bali Ni Luh Putu Sukadani, menyampaikan Senin (25/7).
“Garam dan kopi merupakan diantara produk yang sedang dikembangkan untuk pemasarannya,” ujarnya. Pemasaran tersebut, baik untuk pemasaran lokal di Bali maupun ke luar, termasuk ekspor.
“ Karena itu diperlukan kemasan yang ber-branding Bali,” jelas dia didampingi Ni Putu Darmi Winatri, Kasi Desain Produk dan Kemasan.
Kemasan yang memenuhi syarat, jelas Sukadani adalah kemasan yang disesuaikan dengan produknya yakni harus ramah lingkungan.
Khusus untuk kemasan produk garam, untuk sementara tidak bisa menghindari penggunaan plastik. Namun diupayakan seminimal mungkin. Toleransi plastik maksimal 15 persen.
“Kita tetap mengarah ke ramah lingkungan,” ujar Sukadani.
Deteil desain kemasaan, baik untuk produk garam maupun kopi mesti memuat logo branding Bali, logo halal, aksara Bali, isi bersih, tanggal kadaluwarsa. Kemudian alamat, kontak, ijin edar, cukai, komposisi, element dan story behind the produk.
”Sekarang ini sudah masuk lima besar, untuk mencari juara I, II dan III,” kata Sukadani. Untuk desain kemasan produk garam penentuannya, Selasa (26/7) – hari ini. Sedangkan penentuan pemenang untuk desain kemasan kopi, Kamis (28/7).
Akhir dari lomba desain kemasan, kata Sukadani menjadi referensi dan bahan edukasi bagi pelaku usaha, khususnya IKM. “Bagaimana meningkatkan daya saing,” ujarnya.
Daya saing, kata dia berarti peningkatan pemasaran. Salah satu faktor yang menentukan, adalah kemasannya. Untuk menunjukkan kedua produk, garam dan kopi diproduksi di Bali, maka kemasan mesti berbranding Bali.
Lomba desain sendiri mulai 28 April 2022. Untuk desain kemasan garam masuk 11 desain ke panitia. Desain kemasan kopi 30 desain. Seleksi pertama untuk menentukan 5 besar pada 12 Juli lalu.
“Hasil karya desain menjadi hak milik penuh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh IKM,” tambah Ni Putu Darmi Winatri, Kasi Desain Produk dan Kemasan UPTD Rumah Kreatif Disperindag Bali. *k17
Pemprov Bali melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian menggelar lomba desain kemasan untuk produk garam dan kopi. Tujuannya meningkatkan kualitas dan daya saing pemasaran kedua produk tersebut.
Desain kemasan nanti diharapkan bisa menjadi referensi bagi kalangan pelaku usaha. Terutama industri kecil menengah (IKM), bagaimana membuat kemasaan produk garam dan kopi. Tidak saja kemampuan melindungi produk dan mudah dibawa. Namun juga memuat informasi yang berbranding Bali.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Rumah Kreatif Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Bali Ni Luh Putu Sukadani, menyampaikan Senin (25/7).
“Garam dan kopi merupakan diantara produk yang sedang dikembangkan untuk pemasarannya,” ujarnya. Pemasaran tersebut, baik untuk pemasaran lokal di Bali maupun ke luar, termasuk ekspor.
“ Karena itu diperlukan kemasan yang ber-branding Bali,” jelas dia didampingi Ni Putu Darmi Winatri, Kasi Desain Produk dan Kemasan.
Kemasan yang memenuhi syarat, jelas Sukadani adalah kemasan yang disesuaikan dengan produknya yakni harus ramah lingkungan.
Khusus untuk kemasan produk garam, untuk sementara tidak bisa menghindari penggunaan plastik. Namun diupayakan seminimal mungkin. Toleransi plastik maksimal 15 persen.
“Kita tetap mengarah ke ramah lingkungan,” ujar Sukadani.
Deteil desain kemasaan, baik untuk produk garam maupun kopi mesti memuat logo branding Bali, logo halal, aksara Bali, isi bersih, tanggal kadaluwarsa. Kemudian alamat, kontak, ijin edar, cukai, komposisi, element dan story behind the produk.
”Sekarang ini sudah masuk lima besar, untuk mencari juara I, II dan III,” kata Sukadani. Untuk desain kemasan produk garam penentuannya, Selasa (26/7) – hari ini. Sedangkan penentuan pemenang untuk desain kemasan kopi, Kamis (28/7).
Akhir dari lomba desain kemasan, kata Sukadani menjadi referensi dan bahan edukasi bagi pelaku usaha, khususnya IKM. “Bagaimana meningkatkan daya saing,” ujarnya.
Daya saing, kata dia berarti peningkatan pemasaran. Salah satu faktor yang menentukan, adalah kemasannya. Untuk menunjukkan kedua produk, garam dan kopi diproduksi di Bali, maka kemasan mesti berbranding Bali.
Lomba desain sendiri mulai 28 April 2022. Untuk desain kemasan garam masuk 11 desain ke panitia. Desain kemasan kopi 30 desain. Seleksi pertama untuk menentukan 5 besar pada 12 Juli lalu.
“Hasil karya desain menjadi hak milik penuh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Sehingga bisa dimanfaatkan oleh IKM,” tambah Ni Putu Darmi Winatri, Kasi Desain Produk dan Kemasan UPTD Rumah Kreatif Disperindag Bali. *k17
1
Komentar