Dibius, Penyelundupan 159 Ekor Babi Digagalkan di Pelabuhan Gilimanuk
Satgas PMK Jembrana Minta Semua Daerah Awasi Lalulintas Ternak
Setiap ada pengiriman ternak dari Bali ke Jawa itu ada anggapan yang bertanggungjawab adalah Jembrana, padahal pengirim ternak babi itu bukan dari Jembrana.
NEGARA, NusaBali
Meski lockdown lalu lintas ternak berpotensi terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK) masih diberlakukan antar pulau Jawa-Bali, namun sejumlah pengusaha nekat melakukan pengiriman ternak. Teranyar, anggota Kodim 1617/Jembrana menggagalkan penyelundupan 159 ekor babi yang diangkut dua kendaraan truk di Pelabuhan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Jembrana, Senin (25/7) sore. Dalam aksi penyelundupan ini, selain menutup rapat bak truk, ratusan ekor babi itu pun diduga sempat dibius agar tidak ribut selama di perjalanan.
Dari informasi yang diterima NusaBali, Selasa (26/7), dua truk nopol AD 9072 E dan nopol AD 1624 JP bermuatan babi itu diamankan oleh Babinsa Gilimanuk Serda M Adam di dalam areal Pelabuhan Gilimanuk, Senin sekitar pukul 14.50 Wita. Awalnya, anggota Babinsa yang melihat kedua truk yang tengah antre untuk persiapan naik kapal di pelabuhan, curiga dengan bak kedua truk yang tertutup rapat dengan terpal.
Begitu dicek, kedua truk yang hendak menyeberang ke Jawa itu diketahui membawa babi. Untuk truk nopol AD 9072 E yang disopiri oleh Saptono Yitno Hartono,52, alamat Desa Trobol, Kecamatan Mondokan, Sragen, Jawa Tengah (Jateng), diketahui membawa 79 ekor babi dari daerah Bangli yang hendak dikirim menuju Jakarta. Sedangkan truk nopol AD 1624 JP yang disopiri oleh Suyono,43, alamat Desa Gemantar, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Jateng, membawa 80 ekor babi dari daerah Gianyar yang hendak dikirim menuju Bandung, Jawa Barat.
Selanjutnya temuan seratusan ekor babi yang hendak dilalulintaskan antar pulau dari Bali menuju Jawa itu sempat dikoordinasikan ke pihak Satgas Penanganan PMK Bali. Dari hasil koordinasi tersebut, diserahkan tindak lanjut proses ke pihak Karantina Pertanian Wilayah Kerja (Wilker) Gilimanuk.
Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf Teguh Dwi Raharja saat dikonfirmasi, Selasa kemarin mengatakan, saat ditemukan anggotanya di Pelabuhan Gilimanuk, 156 ekor babi yang diangkut kedua truk itu tampak dalam kondisi lemas. Hal itu pun diduga karena babi yang berusaha diselundupkan ke Jawa itu diduga telah dibius sehingga tetap tenang dan tidak ribut selama di perjalanan. "Selain ditutup terpal, ternak yang diangkut dua truk itu seperti dibius. Mungkin biar tidak ribut dan tidak mengeluarkan kotoran sehingga tidak dicurigai petugas," ujar Dandim Letkol Inf Teguh Dwi Raharja.
Menurut Letkol Inf Teguh Dwi Raharja, dari jajarannya di Kodim Jembrana yang juga tergabung dalam Satgas Penanganan PMK Jembrana tetap berusaha memaksimalkan pengawasan lalu lintas ternak dalam rangka antisipasi penyebaran PMK. Terlebih sampai saat ini juga masih diberlakukan aturan lockdown lalu lintas ternak PMK yang akan keluar ataupun masuk Bali. "Kemarin kita juga sudah langsung koordinasi dengan Satgas PMK Provinsi, karena pengiriman antar pulau. Untuk tindak lanjut diserahkan ke Karantina," ucap Dandim asal Kelurahan Gilimanuk, Jembrana ini.
Sementara Koordinator Karantina Pertanian Denpasar Wilker Gilimanuk Nyoman Ludra secara terpisah, Selasa kemarin, mengatakan pihaknya langsung melakukan penolakan pengiriman sebanyak 156 ekor babi yang hendak dikirim ke Jawa itu. Apalagi seratusan ekor babi yang berasal dari Bangli dan Gianyar itu, tidak dilengkapi surat-surat kesehatan hewan. "Kita langsung lakukan penolakan. Sudah kemarin malam dikembalikan," ujarnya.
Sementara Ketua Satgas Penanganan PMK Jembrana I Made Budiasa saat dikonfirmasi, Selasa malam kemarin, mengaku sudah mendengar upaya penyelundupan ternak, khususnya babi dari Bali ke Jawa yang beberapa kali terungkap di pelabuhan. Baik yang sebelumnya ditemukan sudah sampai di Pelabuhan Ketapang ataupun yang belakangan berhasil dicegat di Pelabuhan Gilimanuk.
"Ya itu ada yang masih berusaha mengirim. Tetapi kan ternaknya dari luar (Jembrana). Ada yang dari Gianyar dan Bangli," ujarnya. Menurut Budiasa, setiap adanya pengiriman ternak dari Bali ke Jawa itu, ada anggapan yang bertanggungjawab adalah Jembrana. Padahal pengirim ternak babi itu, bukan dari Jembrana. "Kita yang diujung tetap menjadi sasaran. Padahal sebelum sampai di Jembrana, truknya itu kan melewati beberapa kabupaten. Jadi kita harapkan lah semua (kabupaten/kota) bersinergi," ucap Budiasa yang juga Sekda Jembrana ini.
Budiasa mengaku, sebelumnya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Satgas PMK Bali ataupun kabupaten/kota terkait kasus penyelundupan babi menuju Jawa itu. Dengan harapan kabupaten/kota lain ikut mengatensi lalu lintas ternak di wilayah masing-masing. "Jangan semua dibebankan di Jembrana. Ini bukan berarti kita mengeluh. Tetapi marilah kita bersama-sama mengawasi," ujar Budiasa. *ode
Dari informasi yang diterima NusaBali, Selasa (26/7), dua truk nopol AD 9072 E dan nopol AD 1624 JP bermuatan babi itu diamankan oleh Babinsa Gilimanuk Serda M Adam di dalam areal Pelabuhan Gilimanuk, Senin sekitar pukul 14.50 Wita. Awalnya, anggota Babinsa yang melihat kedua truk yang tengah antre untuk persiapan naik kapal di pelabuhan, curiga dengan bak kedua truk yang tertutup rapat dengan terpal.
Begitu dicek, kedua truk yang hendak menyeberang ke Jawa itu diketahui membawa babi. Untuk truk nopol AD 9072 E yang disopiri oleh Saptono Yitno Hartono,52, alamat Desa Trobol, Kecamatan Mondokan, Sragen, Jawa Tengah (Jateng), diketahui membawa 79 ekor babi dari daerah Bangli yang hendak dikirim menuju Jakarta. Sedangkan truk nopol AD 1624 JP yang disopiri oleh Suyono,43, alamat Desa Gemantar, Kecamatan Jumantono, Karanganyar, Jateng, membawa 80 ekor babi dari daerah Gianyar yang hendak dikirim menuju Bandung, Jawa Barat.
Selanjutnya temuan seratusan ekor babi yang hendak dilalulintaskan antar pulau dari Bali menuju Jawa itu sempat dikoordinasikan ke pihak Satgas Penanganan PMK Bali. Dari hasil koordinasi tersebut, diserahkan tindak lanjut proses ke pihak Karantina Pertanian Wilayah Kerja (Wilker) Gilimanuk.
Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf Teguh Dwi Raharja saat dikonfirmasi, Selasa kemarin mengatakan, saat ditemukan anggotanya di Pelabuhan Gilimanuk, 156 ekor babi yang diangkut kedua truk itu tampak dalam kondisi lemas. Hal itu pun diduga karena babi yang berusaha diselundupkan ke Jawa itu diduga telah dibius sehingga tetap tenang dan tidak ribut selama di perjalanan. "Selain ditutup terpal, ternak yang diangkut dua truk itu seperti dibius. Mungkin biar tidak ribut dan tidak mengeluarkan kotoran sehingga tidak dicurigai petugas," ujar Dandim Letkol Inf Teguh Dwi Raharja.
Menurut Letkol Inf Teguh Dwi Raharja, dari jajarannya di Kodim Jembrana yang juga tergabung dalam Satgas Penanganan PMK Jembrana tetap berusaha memaksimalkan pengawasan lalu lintas ternak dalam rangka antisipasi penyebaran PMK. Terlebih sampai saat ini juga masih diberlakukan aturan lockdown lalu lintas ternak PMK yang akan keluar ataupun masuk Bali. "Kemarin kita juga sudah langsung koordinasi dengan Satgas PMK Provinsi, karena pengiriman antar pulau. Untuk tindak lanjut diserahkan ke Karantina," ucap Dandim asal Kelurahan Gilimanuk, Jembrana ini.
Sementara Koordinator Karantina Pertanian Denpasar Wilker Gilimanuk Nyoman Ludra secara terpisah, Selasa kemarin, mengatakan pihaknya langsung melakukan penolakan pengiriman sebanyak 156 ekor babi yang hendak dikirim ke Jawa itu. Apalagi seratusan ekor babi yang berasal dari Bangli dan Gianyar itu, tidak dilengkapi surat-surat kesehatan hewan. "Kita langsung lakukan penolakan. Sudah kemarin malam dikembalikan," ujarnya.
Sementara Ketua Satgas Penanganan PMK Jembrana I Made Budiasa saat dikonfirmasi, Selasa malam kemarin, mengaku sudah mendengar upaya penyelundupan ternak, khususnya babi dari Bali ke Jawa yang beberapa kali terungkap di pelabuhan. Baik yang sebelumnya ditemukan sudah sampai di Pelabuhan Ketapang ataupun yang belakangan berhasil dicegat di Pelabuhan Gilimanuk.
"Ya itu ada yang masih berusaha mengirim. Tetapi kan ternaknya dari luar (Jembrana). Ada yang dari Gianyar dan Bangli," ujarnya. Menurut Budiasa, setiap adanya pengiriman ternak dari Bali ke Jawa itu, ada anggapan yang bertanggungjawab adalah Jembrana. Padahal pengirim ternak babi itu, bukan dari Jembrana. "Kita yang diujung tetap menjadi sasaran. Padahal sebelum sampai di Jembrana, truknya itu kan melewati beberapa kabupaten. Jadi kita harapkan lah semua (kabupaten/kota) bersinergi," ucap Budiasa yang juga Sekda Jembrana ini.
Budiasa mengaku, sebelumnya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Satgas PMK Bali ataupun kabupaten/kota terkait kasus penyelundupan babi menuju Jawa itu. Dengan harapan kabupaten/kota lain ikut mengatensi lalu lintas ternak di wilayah masing-masing. "Jangan semua dibebankan di Jembrana. Ini bukan berarti kita mengeluh. Tetapi marilah kita bersama-sama mengawasi," ujar Budiasa. *ode
1
Komentar