20 Hektare Padi Alami Kekeringan
Hampir 20 haktare sawah dengan tanaman padi umur 62 hari di Subak Saraseda, Desa/Kecamatan Tampaksiring, Gianyar, mengalami kekeringan.
GIANYAR, NusaBali
Kondisi itu akibat debit air irigasi subak menyusut, dan diperparah saluran irigasi subak setempat bocor di beberapa titik.
Kekeringan ditandai tanah sebagai media tanam padi utama, retak-retak. Menurut para petani setempat, Rabu (7/10), kondisi kekeringan melanda bagian sawah tersebut terjadi sejak sepekan lalu. Petani tak menduga bagian sawah ini tertimpa kekeringan karena sangat jarang sumber air subak dari Desa Manukaya, Tampaksiring itu, menyusut. Pengalaman petani dati tahun-tahun lalu, musim-musim kemarau tak sampai menyusutkan debit air irigasi ini.
Pekaseh Subak Saraseda, Tampaksiring, I Wayan Grandung, mengakui kekeringan sawah ini karena banyak air terbuang akibat beberapa titik saluran irigasi bocor. Dirinya tak tahu penyebab bocornya saluran itu. Namun, sekilas saluran bocor karena di beberapa pondasi pasangan senderan dan temukuan terjadi retakan.
Kata dia, luas areal sawah yang ditanami padi yang tertimpa kekeringan mencapai 19,20 hektare atau hampir 20 haktare. ‘’Umur padi niki wawu nem dasa dina. Yen terus tan polih toya, pastika padem padi niki (umur padi ini baru 60 hari. Jika terus tak dapat air, padi ini pasti akan mati),’’ jelasnya.
Wayan Grandung menambahkan, tak ada cara lain menanggulangi kekeringan ini kecuali dengan membenahi beberapa saluran yang retak. Kondisi tersebut telah dilaporkan kepada petugas PPL (petugas penyuluh lapangan) Dinas Pertanian dan Dinas PU Gianyar. “Dumadak niki mangde gelis polih perbaikan (semoga kerusakan saluran irigasi ini segera mendapatkan perbaikan),’’ harapnya. Ia dan para petani lain mengaku pasrah jika sampai sekitar 20 haktare padi ini mati muda dan gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Gianyar Ir Gusti Ayu Dewi Heryani saat dihubungi per telepon tak mengangkat HP, meskipun ada tanda aktif pada HP-nya. SMS yang dikirimi juga tak dijawab.
1
Komentar