Antisipasi PMK Semakin Merebak, Satgas Minta Peternak Tak Selundupkan Hewan
Pencegahan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, masyarakat khususnya peternak juga harus ikut berperan aktif.
MANGUPURA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Badung melalui Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) meminta peternak yang ada di Badung tidak menjual hewan penular PMK secara diam-diam. Sebab penjualan dengan cara diselundupkan sangat berpotensi penyebaran virus PMK. Tak hanya itu, penyelundupan juga berpengaruh pada citra pasar dan kesehatan hewan lainnya.
“Pencegahan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Masyarakat khususnya peternak juga harus ikut berperan aktif ikut membantu menekan kasus PMK,” kata Sekretaris Satgas PMK Badung Wayan Darma, Rabu (27/7).
Seperti diketahui, penyebaran kasus PMK di Kabupaten Badung mencapai puluhan kasus. Berdasarkan data Satgas Penanganan PMK Badung, per 21 Juli 2022 telah menyerang 26 ekor sapi. Puluhan sapi yang tertular PMK tertinggi ditemukan di Desa Baha, Kecamatan Mengwi dengan jumlah 13 ekor. Disusul Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara sebanyak 6 ekor, Kelurahan Sempidi 4 ekor, di Desa Darmasaba 2 ekor, dan Desa Cemagi 1 ekor sapi. Puluhan sapi yang terjangkit ini telah dilakukan pemotongan bersyarat untuk memutus penularan PMK.
Satgas Penanganan PMK pun terus menggencarkan vaksinasi sebagai upaya pencegahan untuk hewan ternak yang berpotensi terkena PMK. Menurut Darma yang notabene Kalaksa BPBD Badung tersebut, populasi ternak rentan PMK di Badung saat ini berjumlah 57.763 ekor. Angka ini terdiri dari sapi 34.141 ekor, sapi perah 22 ekor, kerbau dua, babi 23.116 ekor, kambing 482 ekor.
“Untuk vaksinasi saat ini masih menyasar semua ternak sapi yang saat ini jumlahnya sekitar 34.141 ekor se-Badung. Hingga Selasa kemarin, sudah divaksin 5.267 ekor,” jelas Darma sembari menyebut setiap hari ada ratusan sapi yang divaksin.
“Untuk babi juga kita antisipasi. Meski belum ada kasus PMK pada babi, namun sangat berpotensi besar penularannya. Kami berharap peternak mengerti, agar tidak terjadi wabah yang merugikan peternak untuk kedua kalinya,” kata mantan Camat Petang ini.
Dalam pelaksanaan vaksinasi, sebut Darma, Satgas Penanganan PMK melibatkan tenaga medik veteriner 25 orang, tenaga paramedik veteriner 16 orang, dan Balai Penyuluh Pertanian 15 orang. Pihaknya kembali menegaskan, jangan sampai ketika satgas sudah gencar melakukan vaksinasi PMK untuk menekan kasus, masyarakat malah diam-diam menjual ternaknya. “Semoga wabah ini cepat berlalu, sehingga peternak bisa kembali menjual ternaknya seperti biasa,” harapnya. *ind
“Pencegahan tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Masyarakat khususnya peternak juga harus ikut berperan aktif ikut membantu menekan kasus PMK,” kata Sekretaris Satgas PMK Badung Wayan Darma, Rabu (27/7).
Seperti diketahui, penyebaran kasus PMK di Kabupaten Badung mencapai puluhan kasus. Berdasarkan data Satgas Penanganan PMK Badung, per 21 Juli 2022 telah menyerang 26 ekor sapi. Puluhan sapi yang tertular PMK tertinggi ditemukan di Desa Baha, Kecamatan Mengwi dengan jumlah 13 ekor. Disusul Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara sebanyak 6 ekor, Kelurahan Sempidi 4 ekor, di Desa Darmasaba 2 ekor, dan Desa Cemagi 1 ekor sapi. Puluhan sapi yang terjangkit ini telah dilakukan pemotongan bersyarat untuk memutus penularan PMK.
Satgas Penanganan PMK pun terus menggencarkan vaksinasi sebagai upaya pencegahan untuk hewan ternak yang berpotensi terkena PMK. Menurut Darma yang notabene Kalaksa BPBD Badung tersebut, populasi ternak rentan PMK di Badung saat ini berjumlah 57.763 ekor. Angka ini terdiri dari sapi 34.141 ekor, sapi perah 22 ekor, kerbau dua, babi 23.116 ekor, kambing 482 ekor.
“Untuk vaksinasi saat ini masih menyasar semua ternak sapi yang saat ini jumlahnya sekitar 34.141 ekor se-Badung. Hingga Selasa kemarin, sudah divaksin 5.267 ekor,” jelas Darma sembari menyebut setiap hari ada ratusan sapi yang divaksin.
“Untuk babi juga kita antisipasi. Meski belum ada kasus PMK pada babi, namun sangat berpotensi besar penularannya. Kami berharap peternak mengerti, agar tidak terjadi wabah yang merugikan peternak untuk kedua kalinya,” kata mantan Camat Petang ini.
Dalam pelaksanaan vaksinasi, sebut Darma, Satgas Penanganan PMK melibatkan tenaga medik veteriner 25 orang, tenaga paramedik veteriner 16 orang, dan Balai Penyuluh Pertanian 15 orang. Pihaknya kembali menegaskan, jangan sampai ketika satgas sudah gencar melakukan vaksinasi PMK untuk menekan kasus, masyarakat malah diam-diam menjual ternaknya. “Semoga wabah ini cepat berlalu, sehingga peternak bisa kembali menjual ternaknya seperti biasa,” harapnya. *ind
Komentar