Berebut Benang Tridatu Seusai Sembahyang
Sehari pasca tangkil ke Pura Besakih, rombongan penekun spiritual ‘Arahi Rando’ berjumlah 12 orang yang didominasi perempuan ini gelar meditasi di Pura Goa Gajah, Minggu kemarin
Rombongan Penekun Spiritual dari Spanyol Tangkil ke Pura Besakih
AMLAPURA, NusaBali
Rombongan penekun spiritual ‘Arahi Rando’ dari Spanyol melakukan persembahyangan di Pura Penataran Agung Besakih, Desa Pakraman Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem pada Saniscara Pon Dungulan, Sabtu (8/3). Mengenakan busana adat Bali, anggota rombongan penekun spiritual berjumlah 12 yang didominasi perempuan ini malah berebut benang Tridati usai sembahyang ala Hindu.
Rombongan spiritual asal Spanyol yang tangkil ke Pura Besakih ini dikoordinasikan langsung pimpinan Arahi Rando, Casina Karina Rando. Mereka datang ke Pura Besakih dengan diantar pemandu wisata Desak Made Cristin.
Persembahyangan yang dilakukan rombongan penekun spiritual asal Spanyol di Pura Besakih hari itu dipuput Ida Pedanda Gede Wayahan Buruan, sulinggih dari Griya Gede Manuaba, Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Sebagaimana layaknya umat Hindu, para penekun spiritual ini juga mohon tirtha (air suci).
Mereka juga dapat benang Tridatu (merah, hitam, dan putih) yang langsung diikatkan di lengan masing-masing, seusai sembahyang di Pura Besakih. Para penekun spiritual dari Spanyol ini mencari tahu bagaimana cara mendapatkan benang Tridatu kepada sang guide, Desak Made Cristin. Mereka pun diantarkan ke Bale Dana Punia untuk mohon benang Tridatu.
Rombongan penekun spiritual asal Spanyol berjumlah 12 orang ini terdiri dari 11 perempuan dan 1 laki-laki. Mereka tidak satu pun mengerti bahasa Inggris. Mereka berkomunikasi melalui Desak Made Cristin, pemandu wisata yang sekaligus pener-jemahnya.
Terungkap, mereka baru pertama kali datang ke Bali. Mereka tiba di Bali, Jumat (7/4), menginap di Manyi Villa kawasan Desa Ubud, Kecamatan Ubud, Gianyar. Sebelum tangkil ke Pura Besakih, mereka sempat malukat (mandi suci) di Pura Tirtha Sudamala kawasan Desa Bebalang, Kecamatan Bangli. Mereka malukat di 11 pancuran suci Pura Titrta Sudamala, yang airnya bersumber dari dekat pohon Bunut raksasa.
Saat tangkil sembahyang di Pura Penataran Agung Besakih, Sabtu lalu, rombongan penekun spiritual asal Spanyil ini sempat mengikuti prosesi upacara Nedunang Ida Batara Kabeh. Prosesi ini dilakukan sehubungan Ida Batara Kabeh hendak kairing melasti ke Mata Air Toya Sah, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem pada Radite Wage Kuningan, Minggu (9/4).
Sehari pasca tangkil ke Pura Besakih, rombongan penekun spritual kaum bule ini menggelar meditasi di Pura Goa Gajah, Desa Pakraman Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Minggu kemarin. “Pura Goa Gajah dipilih sebagai tempat meditasi, karena memiliki peninggalan purbakala, selain juga unik dan memiliki kekuatan sakral,” jelas Desak Made Cristin.
Desak Made Cristin menambahkan, rombongan penekun spirituial asal Spanyol ini akan meninggalkan Bali dan balik ke Negeri Matador pas Tumpek Kuningan pada Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (15/4) depan.
Melalui Desak Cristin, rombongan penekun spiritual asal Spanyol ini mengaku sempat melakukan perjalanan spritual ke beberapa negara, termasuk India. Namun, saat perjalanan spiritual ke India, mereka mengaku kurang mendapatkan vibrasi secara bathin. Sebab, alam di India kurang mendukung dan masyarakatnya tidak peduli dengan pendatang.
“Ini beda dengan di Bali. Selain didukung alam Bali yang indah, krama di sini juga ramah, karena menganut konsep Tri Hita Karana. Merela (rombongan penekun spiritual dari Spanyol) kagum dengan konsep Tri Hita Karana,” jelas Desak Made Cristin.
“Mereka merasa kedatangannya ke Bali mendapatkan sambutan yang bersahabat, hingga terasa ke dalam hati,” imbuhnya. Menurut Desak Cristin, rombongan yang didominasi perempuan ini juga sangat terkesan dan mengagumi arsitektur bangunan Pura Besakih, selain alamnya memiliki vibrasi sakral yang tinggi.
Ditanya soal kenapa rombongan penekun spiritual asal Spanyol ini didominasi perempuan, menutrut Desak Cristin, ada makna filosofis. Pertimbangannya, kebanyakan tempat suci adalah sebagai ibunya atau mother of temple, seperti Pura Besakih. * k16
1
Komentar