Angkat Mitologi Hindu Bali, Yande Zetia Pameran Digital Painting
DENPASAR, NusaBali
Seniman digital painting Yande Zetia, 37, mengadakan pameran tunggal bertajuk 'Bali Island of God' di Esquina Bali, Seminyak, Kuta, Badung, 29 Juli hingga 29 Agustus 2022.
Ada 14 karya yang ditampilkan, semuanya mengangkat kisah mitologi Hindu di Bali. Beberapa karya seniman yang mengawali karirnya sebagai seorang fotografer di antaranya berjudul Ratih Kamajaya, dewa dewi yang melambangkan kerukunan suami istri. Ada juga sosok Dewi Danu sebagai sosok yang diyakini menguasai wilayah danau di Bali.
Yande Zetia yang bernama asli I Wayan Gede Yudana menyebut karya-karyanya sebagai digital imaging yang kemudian dituangkan (dicetak) di atas kanvas. Dengan pameran ini, pria asal Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, ingin mengedukasi kembali karakter-karakter cerita ataupun mitologi yang ada di Bali.
"Cerita-cerita leluhur yang sudah sempat kita dengar, ingin saya ceritakan kembali ke konsep visual," ujar Yande ditemui di lokasi pameran, Minggu (31/7).
Menurut Yande, ada dua jenis digital imaging. Yang pertama kombinasi foto, gambar, obyek-obyek lain yang berupa digital. Kedua adalah menggambar sedari awal gambar digital.
"Awalnya senangnya fotografi, dari fotografi berpikir kok ada yang kurang, objek atau ornamen lain, akhirnya berubah menjadi digital imaging," ungkap Yande yang mengaku belajar digital imaging secara otodidak sejak 2016.
Karya-karya yang ditampilkan Yande merupakan karyanya selama pandemi Covid-19. Ia mengakui di masa pandemi semakin banyak waktu baginya mengembangkan minat di bidang digital imaging.
Bahkan karyanya yang sempat viral pada awal pandemi yakni menggambarkan seorang penari Bali memeluk bumi ikut ditampilkan pada pameran kali ini.
Yande menyebut perkembangan digital imaging di Bali belum sebaik di luar Bali ataupun di mancanegara. Ia mengungkapkan banyak seniman digital imaging di Bali namun masih malu-malu menampilkan karya-karya mereka.
"Harapannya banyak seniman-seniman digital muda yang mau meng-explore lagi digital imaging, berani menampilkan karya-karyanya," harap Yande
Kurator pameran Patrick Zaffini mengatakan, pameran ini adalah untuk menemukan seniman Bali yang melukis visi digitalnya tentang dewa-dewa Hindu di lingkungan surealis Bali yang baru. Ia pun menyebut seniman seperti Yande Zetia tidak banyak ditemukan.
"Dia adalah seorang Hindu Bali dan surealisme dalam eksekusi hasil karyanya. Karya-karya mistiknya dipengaruhi oleh kisah kisah mitologi Hindu Bali, dan tempat-tempat misterius yang ada di Bali. Jika anda melihat karyanya, anda yakin bahwa anda tertarik dan termotivasi oleh visi religiusnya yang futuristik," ujar Zaffini.
Ia menambahkan Yande Zetia mempersembahkan dewa dewi mitologi Hindu dalam konteks yang baru tetapi tetap dalam pakem Hindu Bali. "Tentu anda tidak tahu visual atau dewa dewi itu seperti apa. Karena sejatinya dewa dewi berada di dimensi yang berbeda sesuai keyakinan umat Hindu Bali, dan saya rasa anda akan terpesona ketika melihat dewa dewi Hindu dari hasil karya Yande Zetia ini," tandas Zaffini. *cr78
Yande Zetia yang bernama asli I Wayan Gede Yudana menyebut karya-karyanya sebagai digital imaging yang kemudian dituangkan (dicetak) di atas kanvas. Dengan pameran ini, pria asal Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, ingin mengedukasi kembali karakter-karakter cerita ataupun mitologi yang ada di Bali.
"Cerita-cerita leluhur yang sudah sempat kita dengar, ingin saya ceritakan kembali ke konsep visual," ujar Yande ditemui di lokasi pameran, Minggu (31/7).
Menurut Yande, ada dua jenis digital imaging. Yang pertama kombinasi foto, gambar, obyek-obyek lain yang berupa digital. Kedua adalah menggambar sedari awal gambar digital.
"Awalnya senangnya fotografi, dari fotografi berpikir kok ada yang kurang, objek atau ornamen lain, akhirnya berubah menjadi digital imaging," ungkap Yande yang mengaku belajar digital imaging secara otodidak sejak 2016.
Karya-karya yang ditampilkan Yande merupakan karyanya selama pandemi Covid-19. Ia mengakui di masa pandemi semakin banyak waktu baginya mengembangkan minat di bidang digital imaging.
Bahkan karyanya yang sempat viral pada awal pandemi yakni menggambarkan seorang penari Bali memeluk bumi ikut ditampilkan pada pameran kali ini.
Yande menyebut perkembangan digital imaging di Bali belum sebaik di luar Bali ataupun di mancanegara. Ia mengungkapkan banyak seniman digital imaging di Bali namun masih malu-malu menampilkan karya-karya mereka.
"Harapannya banyak seniman-seniman digital muda yang mau meng-explore lagi digital imaging, berani menampilkan karya-karyanya," harap Yande
Kurator pameran Patrick Zaffini mengatakan, pameran ini adalah untuk menemukan seniman Bali yang melukis visi digitalnya tentang dewa-dewa Hindu di lingkungan surealis Bali yang baru. Ia pun menyebut seniman seperti Yande Zetia tidak banyak ditemukan.
"Dia adalah seorang Hindu Bali dan surealisme dalam eksekusi hasil karyanya. Karya-karya mistiknya dipengaruhi oleh kisah kisah mitologi Hindu Bali, dan tempat-tempat misterius yang ada di Bali. Jika anda melihat karyanya, anda yakin bahwa anda tertarik dan termotivasi oleh visi religiusnya yang futuristik," ujar Zaffini.
Ia menambahkan Yande Zetia mempersembahkan dewa dewi mitologi Hindu dalam konteks yang baru tetapi tetap dalam pakem Hindu Bali. "Tentu anda tidak tahu visual atau dewa dewi itu seperti apa. Karena sejatinya dewa dewi berada di dimensi yang berbeda sesuai keyakinan umat Hindu Bali, dan saya rasa anda akan terpesona ketika melihat dewa dewi Hindu dari hasil karya Yande Zetia ini," tandas Zaffini. *cr78
1
Komentar