Penutupan Pasar Hewan Sapi Beringkit Diperpanjang Lagi hingga Kasus PMK Menghilang
Perumda Pasar Mangu Giri Sedana Berinovasi Buka Pasar Senggol
Surat dari Satgas PMK Bali memberitahukan jika penutupan pasar hewan untuk ternak sapi, kerbau, kambing, dan babi diperpanjang sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut.
MANGUPURA, NusaBali
Penutupan pasar hewan khususnya Pasar Sapi Beringkit, di Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung kembali diperpanjang menyusul adanya surat dari Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Provinsi Bali. Hanya saja, penutupan kali ini tidak ada batas waktu yang ditentukan alias diperpanjang sampai dengan adanya pemberitahuan lebih lanjut. Kondisi ini tentu membuat Perumda Pasar Mangu Giri Sedana (MGS) Badung berpotensi kehilangan pundi-pundi pendapatan ratusan juta rupiah dalam sebulan. Menyikapi kondisi ini, Perumda Pasar MGS pun berupaya berinovasi. Salah satunya dengan membuka Pasar Senggol di halaman parkir Pasar Umum Beringkit mulai, Minggu (31/7) malam.
Surat dari Satgas PMK Bali yang ditandatangani per 1 Agustus 2022 oleh Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra selaku Ketua Satgas PMK memberitahukan jika penutupan pasar hewan untuk ternak sapi, kerbau, kambing, dan babi agar diperpanjang sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut. Pembukaan pasar hewan kembali akan diinformasikan oleh Satgas PMK setelah mencermati dinamika penyebaran kasus PMK di Provinsi Bali. Pasar hewan sebagai tempat transaksi hewan yang berasal dari berbagai daerah sangat potensial menjadi tempat penularan PMK.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Made Sukantra membenarkan jika Pasar Sapi Beringkit ditutup lagi. Penutupan pasar sapi Beringkit ini dikhawatirkan membuat para peternak kebingungan untuk menjual sapinya ke mana. Bahkan Sukantra mengakui sudah banyak peternak dan pedagang yang menanyakan kapan pasar sapi Beringkit akan dibuka kembali.
“Banyak pedagang yang mencari informasi ke saya, apakah pasar sapi segera dibuka? Sebab kalau pasarannya Hari Rabu, tentu sapi-sapinya sudah masuk sehari sebelumnya. Dan sampai saat ini, belum ada informasi untuk transaksi yang saya terima, karena pasar hewan ditutup lagi. Sehingga kami juga mengharapkan agar pengawasan hewan rentan PMK oleh pihak-pihak terkait itu benar-benar menyeluruh dan sesuai dengan ketentuan,” ujar Sukantra saat dikonfirmasi, Senin (1/8).
Disinggung mengenai kerugian selama sebulan penutupan pasar sapi Beringkit, Sukantra membeberkan kerugian ditaksir lebih dari setengah miliar. Tidak hanya berimbas pada pendapatan Perumda Pasar MGS. Bahkan pedagang kecil hingga penjual perlengkapan ternak sapi yang biasa berdagang di pasar sapi tersebut juga terimbas.
“Dalam sebulan 8 kali pasaran, ya kira-kira Rp 600 juta-Rp 700 juta pendapatan hilang. Itu dari retribusi sapi saja. Tidak hanya berdampak bagi kami. Para buruh yang kerja di pasar sapi juga terdampak tidak bisa kerja. Termasuk penjual makanan, penjual sabit, cangkul, dan peralatan ternak sapi yang biasanya juga berjualan langsung saat transaksi jual beli sapi,” bebernya.
Memperhatikan kondisi penutupan pasar sapi yang sudah sebulan berlangsung, kata Sukantra, Perumda Pasar MGS pun berupaya melakukan sejumlah inovasi. Salah satunya dengan membuka Pasar Senggol di halaman parkir pasar umum Beringkit. Dalam pembukaan pasar senggol tersebut, pihak Perumda menggandeng komunitas musik untuk mengisi hiburan di malam hari.
Sukantra mengatakan, dari pembukaan pasar senggol tersebut juga akan dilanjutkan setiap hari selama 3 bulan. Selama tiga bulan, pedagang yang ingin berjualan di Pasar Senggol tersebut tidak dikenakan biaya sewa atau zero cost. “Untuk para pedagang kami akan berikan bebas bayar selama 3 bulan. Selain itu, juga ada beberapa permainan anak-anak yang sudah disiapkan secara berkelanjutan. Nanti kita evaluasi lagi. Mudah mudahan nanti kita bisa tingkatkan pelayanan kita kepada masyarakat,” imbuhnya.
Sukantra melanjutkan, pada hari-hari tertentu seperti malam minggu atau perayaan hari tertentu, pihaknya mengundang sejumlah komunitas untuk meramaikan acara Pasar Senggol tersebut.
Seperti misalnya dalam pembukaan Senggol Minggu malam lalu dimeriahkan oleh Gandiacoustik, Boy, Dede Mentari, Bonchel, Joged Bumbung, Brother Lauw dan Madoet Lau. “Nanti tanggal 17 Agustus juga akan ada program-program yang lebih memungkinkan untuk lebih semarak lagi,” kata Sukantra sembari menyebut Pasar Senggol rencananya akan dibuka mulai pukul 17.00 Wita hingga 23.00 Wita.
Pasar Senggol yang diadakan di parkiran Pasar Umum Beringkit menurutnya potensial dan strategis. Sehingga dengan adanya event-event di hari-hari tertentu ini diharapkan bisa menunjukkan bahwa tempat disini sangat luas, sehingga memungkinkan masih mengajak pedagang lainnya untuk berjualan di sini.
“Daerah Mengwi ini daerah yang sangat strategis. Kemudian juga tol nanti ada di Mengwi. Sehingga Tabanan dekat dari sini, Abiansemal juga dekat, bahkan Petang pun dekat dari sini. Tentunya kami akan lakukan perencanaan perencanaan yang lebih bagus. Sehingga nantinya bisa lebih sempurna lagi,” pungkasnya. *ind
Penutupan pasar hewan khususnya Pasar Sapi Beringkit, di Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Badung kembali diperpanjang menyusul adanya surat dari Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Provinsi Bali. Hanya saja, penutupan kali ini tidak ada batas waktu yang ditentukan alias diperpanjang sampai dengan adanya pemberitahuan lebih lanjut. Kondisi ini tentu membuat Perumda Pasar Mangu Giri Sedana (MGS) Badung berpotensi kehilangan pundi-pundi pendapatan ratusan juta rupiah dalam sebulan. Menyikapi kondisi ini, Perumda Pasar MGS pun berupaya berinovasi. Salah satunya dengan membuka Pasar Senggol di halaman parkir Pasar Umum Beringkit mulai, Minggu (31/7) malam.
Surat dari Satgas PMK Bali yang ditandatangani per 1 Agustus 2022 oleh Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra selaku Ketua Satgas PMK memberitahukan jika penutupan pasar hewan untuk ternak sapi, kerbau, kambing, dan babi agar diperpanjang sampai adanya pemberitahuan lebih lanjut. Pembukaan pasar hewan kembali akan diinformasikan oleh Satgas PMK setelah mencermati dinamika penyebaran kasus PMK di Provinsi Bali. Pasar hewan sebagai tempat transaksi hewan yang berasal dari berbagai daerah sangat potensial menjadi tempat penularan PMK.
Direktur Utama (Dirut) Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Made Sukantra membenarkan jika Pasar Sapi Beringkit ditutup lagi. Penutupan pasar sapi Beringkit ini dikhawatirkan membuat para peternak kebingungan untuk menjual sapinya ke mana. Bahkan Sukantra mengakui sudah banyak peternak dan pedagang yang menanyakan kapan pasar sapi Beringkit akan dibuka kembali.
“Banyak pedagang yang mencari informasi ke saya, apakah pasar sapi segera dibuka? Sebab kalau pasarannya Hari Rabu, tentu sapi-sapinya sudah masuk sehari sebelumnya. Dan sampai saat ini, belum ada informasi untuk transaksi yang saya terima, karena pasar hewan ditutup lagi. Sehingga kami juga mengharapkan agar pengawasan hewan rentan PMK oleh pihak-pihak terkait itu benar-benar menyeluruh dan sesuai dengan ketentuan,” ujar Sukantra saat dikonfirmasi, Senin (1/8).
Disinggung mengenai kerugian selama sebulan penutupan pasar sapi Beringkit, Sukantra membeberkan kerugian ditaksir lebih dari setengah miliar. Tidak hanya berimbas pada pendapatan Perumda Pasar MGS. Bahkan pedagang kecil hingga penjual perlengkapan ternak sapi yang biasa berdagang di pasar sapi tersebut juga terimbas.
“Dalam sebulan 8 kali pasaran, ya kira-kira Rp 600 juta-Rp 700 juta pendapatan hilang. Itu dari retribusi sapi saja. Tidak hanya berdampak bagi kami. Para buruh yang kerja di pasar sapi juga terdampak tidak bisa kerja. Termasuk penjual makanan, penjual sabit, cangkul, dan peralatan ternak sapi yang biasanya juga berjualan langsung saat transaksi jual beli sapi,” bebernya.
Memperhatikan kondisi penutupan pasar sapi yang sudah sebulan berlangsung, kata Sukantra, Perumda Pasar MGS pun berupaya melakukan sejumlah inovasi. Salah satunya dengan membuka Pasar Senggol di halaman parkir pasar umum Beringkit. Dalam pembukaan pasar senggol tersebut, pihak Perumda menggandeng komunitas musik untuk mengisi hiburan di malam hari.
Sukantra mengatakan, dari pembukaan pasar senggol tersebut juga akan dilanjutkan setiap hari selama 3 bulan. Selama tiga bulan, pedagang yang ingin berjualan di Pasar Senggol tersebut tidak dikenakan biaya sewa atau zero cost. “Untuk para pedagang kami akan berikan bebas bayar selama 3 bulan. Selain itu, juga ada beberapa permainan anak-anak yang sudah disiapkan secara berkelanjutan. Nanti kita evaluasi lagi. Mudah mudahan nanti kita bisa tingkatkan pelayanan kita kepada masyarakat,” imbuhnya.
Sukantra melanjutkan, pada hari-hari tertentu seperti malam minggu atau perayaan hari tertentu, pihaknya mengundang sejumlah komunitas untuk meramaikan acara Pasar Senggol tersebut.
Seperti misalnya dalam pembukaan Senggol Minggu malam lalu dimeriahkan oleh Gandiacoustik, Boy, Dede Mentari, Bonchel, Joged Bumbung, Brother Lauw dan Madoet Lau. “Nanti tanggal 17 Agustus juga akan ada program-program yang lebih memungkinkan untuk lebih semarak lagi,” kata Sukantra sembari menyebut Pasar Senggol rencananya akan dibuka mulai pukul 17.00 Wita hingga 23.00 Wita.
Pasar Senggol yang diadakan di parkiran Pasar Umum Beringkit menurutnya potensial dan strategis. Sehingga dengan adanya event-event di hari-hari tertentu ini diharapkan bisa menunjukkan bahwa tempat disini sangat luas, sehingga memungkinkan masih mengajak pedagang lainnya untuk berjualan di sini.
“Daerah Mengwi ini daerah yang sangat strategis. Kemudian juga tol nanti ada di Mengwi. Sehingga Tabanan dekat dari sini, Abiansemal juga dekat, bahkan Petang pun dekat dari sini. Tentunya kami akan lakukan perencanaan perencanaan yang lebih bagus. Sehingga nantinya bisa lebih sempurna lagi,” pungkasnya. *ind
Komentar